Professional Documents
Culture Documents
MS02. S
MS02. S
PERFORMANCE
Modul SHE Mindset No.02
SHE Division | PT. Pamapersada Nusantara
SHE DIVISION GOALS
Target and Project Collaboration 2021
SHE Division Goals 2021 List of SHE Collaboration Project 2021
No Lagging Target NUMBER
PROGRAM
NAME OF COLLABORATION PROJECT OTHER DIVISION INVOLVED
NUMBER
1 Number of Fatal 0 case SHE Awareness & People Competencies
2 Number of LTI 0 case 1 4.1 GL Safety Leadership Operation, SHE, Plant, SM, SRGS, CIS
2 4.2 SOBAT Safety Patrol Operation, SHE, Plant, SM, SRGS
3 Threshold Incident 336 case Traffic
4 SHE Awareness & Competencies Indeks 4 3 5.1 Traffic Incident Prevention Program Operation, Engineering, Plant, SM, SRGS, CIS
(6 PAS Index)
Fatigue
5 KRI Indeks 4 4 5.2 Fatigue Incident Prevention Operation, Engineering, CIS, SRGS, SM
5.1 Traffic Injury
5.2 Fatigue
5.3 Injury 5 5.3 Injury Prevention Program Non Traffic Operation, Engineering, Plant, SRGS, CIS, SM
5.4 Sliding
5.5 High Risk Compliance Landslide
6 5.4 Landsliding Prevention Incident Program Operation, Engineering, SRGS, SM, Plant & CIS
6 Illness SR 350 HR Compliance
7 Major Env 0 Case 7 5.5 HR Compliance Operation, Engineering, Plant, SM, SRGS, CIS
Health
8 6.1 Monitoring Kesehatan Karyawan CIS, HCL
9 6.2 Monitoring BMI Karyawan Operation, Plant, HCL,
Environment
10 7.1 Optimalisasi Pengelolaan Air limbah Domestik SRGS
Incident vs Production Performance Actual YTD Nov 2020 (in mio ton/bcm)
PT PAMAPERSADA NUSANTARA 1993 – 2020
SAP Online
PSMS
Mandatory Program
SMK3, ISO 14001, AGC
GANBA-T
Great Discovery
Initiating SMKP
Collaboration System
2000 25
1888
1800
1720
1673
1600 20
1496 1474
1400
1200 15
Prod Coal in Mio Ton
Jumlah Insiden
1000 1021
952
867 843
800 820 10
745
698 708
665
635 628
600 578
400 5
332 308
200
0 0
1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Notes:
Actual Produksi OB YTD November 2020: 666,41 Mio BCM Best Ever
Actual Produksi Coal YTD November 2020: 83,57 Mio Ton
SAFETY PERFORMANCE
Incident 2015 - 2020 Incident Updated 15 Desember 2020
952
745 719
708
578
332 308
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov 17
Des
2015 2016 2017 2018 2019 2020
1 Fatal
Meninggal karena kecelakaan kerja (tak tercatat pada ESDM):
2 Fatal 1 Fatal 10 LTI
17
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
952 Best Ever
70
61 2019 2020 • Program Kesepakatan Midyear (Refocusing Action)
62 719
89 17
36
0 Fatal 2 (2) • Other Division Commitment & Involvement
• More Systemic Monitoring
107 48
46
112
50
64 10 LTI 13* (12) Dapat dilihat pada tabel berikut ini terdapat kenaikan LTISR
57
108
67 dan LTIFR dibandingkan dengan tahun 2019.
64
50
91 86 MI 42 (95)
82 73
82
81
856 PD 562 Loss (554)
66
YTD 31 Des 2019
88
YTD 15 Des 2020
PD 100
Act YTD 15 Des 2020:
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Act YTD Des 2019 : 952
Jul Agu Sep Okt Nov Des 719 Data ESDM Average SR 2019 =134.3 ; 2018=128.68
Jumlah Insiden YTD 15 Desember tahun 2020 lebih rendah dibanding total tahun 2019
sebanyak 24%, namun SEVERITY MENINGKAT TAJAM
Fatality Case
2015 – TRAFFIC KPCS
PENYEBAB LANGSUNG :
Tindakan berbahaya :
1. Operator DT1015 melakukan manuver tanpa memastikan area sekitar aman dari
unit, meninggalkan loading point tanpa ada perintah, tidak mengikuti prosedur
isyarat klakson ketika menjalankan dump.
2. Driver dan mekanik di dalam sarana PMS05 tidak meminta ijin ke GL ketika
memasuki area loading point. Driver kendaraan sarana PMS05 tidak segera
Tanggal : 22 Mei 2015 memarkir kendaraanya pada area parkir yang ditetapkan
Waktu : 04:42 WITA 3. Operator DT1015 tidak melapor ke Pengawas ketika ada masalah yang mengganggu
pikiran dan merasa tidak fit/sehat
Lokasi: Loading point EX 718
4. Koordinator Driver LV Sarana TRC, memberikan tugas untuk lembur kepada
PC 3000-6 karyawan yang dalam status off
Dept : HCGS
E
Umur : 22 Tahun Kondisi berbahaya :
S
5. Hasil uji di lapangan bunyi klakson HD 1015 tidak terdengar pada lokasi EX718 dan
U
di dalam kabin kendaraan sarana PMS05.
6. Penerangan di lokasi unit EX718, kurang memadai, dari hasil pengukuran
L
menunjukan tingkat pencahayaan pada area front loading EX718 sebesar 9 - 11 lux.
A
KRONOLOGIS : Standar minimal 50 lux .
Seorang driver PT. X mengoperasikan kendaraan ringan Mitsubishi Triton (PMS05) mengantarkan 2 orang
N
mekanik untuk melakukan perbaikan excavator Komatsu PC3000-6 (EX718) yang mengalami kerusakan di
R
loading point Pit Kanguru. Setelah kedua mekanik turun dari kendaraan ringan dan berada di dalam PENYEBAB DASAR :
E
ruang mesin EX718, dump truck Komatsu HD1500-5 (DT1015) yang diparkir sekitar 29,2 m dari Faktor Pribadi :
T
kendaraan PMS05 bergerak dan menabrak kendaraan ringan Mitsubishi Triton (PMS05). Korban terjepit 1. Driver PMS05 bekerja secara terus-menerus di shift malam selama 6 malam
IN
di dalam kabin kendaraan. termasuk lembur 1 malam, pada saat seharusnya mendapat jadwal off 2 hari. Hal
ini diduga menyebabkan driver PMS05 mengalami kelelahan dan beristirahat di
dalam mobil di front loading EX718.
2. Operator DT 1015 mengalami banyak masalah keluarga sehingga mengganggu
pola makan dan istirahat serta menyebabkan gangguan konsentrasi saat bekerja.
3. Operator DT 1015 meninggalkan area loading EX718 tanpa mendapat perintah dari
Pengawas karena merasa sakit perut dan ingin segera ke toilet.
Faktor Pekerjaan :
4. Pengawas masih berstatus acting, namun pendampingan atau mentoring oleh
Pengawas Senior kurang maksimal.
5. Lampu penerangan TL383 mati sejak sekitar pukul 01.00 akibat kekurangan bahan
bakar sehingga tingkat pencahayaan pada front loading EX718 kurang memadai.
Fatality Case
2017 –TRAFFIC INCIDENT MULTIPLE FATALITY
BRCB
Fatality Case
2018 – LAND CLEARING SMMS
E
Kondisi berbahaya :
S
4. Kondisi pohon ke-3 sudah di-chainsaw namun belum rebah
KRONOLOGIS :
L
Pada hari Senin tanggal 17 September 2018, pukul 07.35 WIB, telah terjadi kecelakaan yang
U PENYEBAB DASAR :
Faktor Pribadi :
A
menimpa korban. Kecelakaan terjadi pada saat korban (chainsaw man) melakukan pekerjaan 1. Kurangnya pengetahuan korban dalam memahami tata cara/teknik
N
pemotongan pohon pada area land clearing dibantu dengan helper chainsaw. Pada saat penebangan kayu menggunakan chainsaw
R
korban melakukan penebangan pohon ke-2 setelah memotong pohon ke-3 namun belum 2. Motivasi keliru korban dalam melakukan penebangan kayu karena ingin
E
rebah, tiba-tiba pohon ke-3 berputar dan rebah ke arah korban yang sedang berdiri di dekat cepat menyelesaikan pekerjaan
T
pohon ke-2 dan berusaha merebahkan pohon tersebut dengan memasang baji pada takik 3. Kurangnya pengetahuan pengawas terkait pelaksanaan dan pengawasan
IN
balas yang sebelumnya sudah dibuat. Pohon ke-3 yang rebah menimpa bagian kepala korban tata cara/teknik penebangan kayu menggunakan chainsaw
yang mengakibatkan korban jatuh ke tanah.
Faktor Pekerjaan :
4. IBPR yang ada belum mencantumkan detail langkah kerja , bahaya, dan
resiko terkait aktivitas penebangan pohon menggunakan chainsaw
5. Korban dan helper chainsaw man belum pernah mendapatkan sosialisasi
prosedur bekerja aman yang memadai
6. Korban dan helper chainsaw man belum pernah mendapatkan pelatihan
terkait tata cara penebangan pohon dengan menggunakan chainsaw sesuai
dengan prosedur HRCP 12 “Land clearing management”
7. Pengawasan pekerjaan penebangan pohon tidak optimal dilakukan karena
fungsi pengawasan tidak melekat pada departemen produksi
Fatality Case
2020 – LONGSOR KPCS
E
KRONOLOGIS : PENYEBAB DASAR :
S
Pada hari Sabtu 15 Februari 2020 pukul 11.30 WITA, Sdr. AA jabatan pengawas berada Faktor Pribadi :
U
di atas tumpukan material dumping di dekat crest timbunan disposal inpit dump pada 1. Kurang pengetahuan Sdr AA terkait bahaya dan risiko bekerja di area crest timbunan high
elevasi -60 sedang melakukan pengawasan kegiatan dumping material untuk
L
risk.
meninggikan elevasi rencana jalan dari elevasi -63 ke elevasi -60. Sdr. AA tiba-tiba 2. Motivasi keliru untuk mengalihkan lokasi dumping dari rencana ke area high risk.
A
terperosok dan masuk ke dalam lubang retakan yang runtuh pada pijakannya yang berisi
N
air dan lumpur. Faktor Pekerjaan :
R
3. Standar Operasional Prosedur ( Instruksi Kerja, Job Safety Analysis yang ada belum
E
PENYEBAB LANGSUNG : mencakup batasan bekerja di lokasi dumping normal yang dekat dengan lokasi dumping high
T
Tindakan berbahaya : risk.
IN
Berdiri di area crest timbunan high risk yang berpotensi longsor saat dilakukan kegiatan 4. Penempatan jumlah fleet dumping
dumping material di area high risk. KURANG KENDALI MANAJEMEN : yang tidak sesuai dengan dimensi disposal.
1. Potensi resiko orang terjatuh terperosok ke dalam lubang retakan belum teridentifikasi dalam
Kondisi berbahaya : IBPR sehingga belum ada kontrol yang diturunkan dalam prosedur.
Tidak ada larangan atau batasan area kategori kegiatan dumping high risk yang 2. Kurangnya kendali manajemen terkait pengetahuan pengawas tentang penentuan area batas
berdekatan kegiatan kategori dumping normal. aman melakukan pengawasan di area dumping high risk.
Fatality Case
2020 – LONGSOR MTBU
KONDISI SEBELUM KEJADIAN KONDISI SETELAH KEJADIAN
KRONOLOGIS :
S E
U
PENYEBAB DASAR :
terjadi longsor pada tanggul sekatan sump Gobi Pit TAL Barat, yang mengakibatkan 4 alat yang Faktor Pribadi :
L
bekerja di bagian bawah sisi timur sump Gobi tenggelam oleh air dan lumpur.
A
Dari 4 operator alat yang tenggelam, 3 orang dapat dievakuasi selamat dan 1 orang masih dalam Faktor Pekerjaan :
N
proses pencarian untuk di evakuasi Kurangnya kendali resiko dalam penentuan area beresiko tinggi pada peta hazard, dimana area yang
R
terkena dampak failure tanggul tidak dimasukkan ke dalam zona beresiko tinggi dan dianggap aman
E
karena pada dokumen Identifikasi dan Bahaya Risiko (IBPR) kegiatan penambangan, belum terdapat
T
risiko dan pengendalian yang konkrit terkait potensi risiko limpasan lumpur dari sump.
PENYEBAB LANGSUNG :
IN
Tindakan berbahaya :
Kondisi berbahaya :
-FK setelah kejadian failure pada lereng tanggul sisi siku tanggul utara sump gobi barat adalah
0,954
-Alat pemantau Kestabilan Lereng SSR tidak dapat memantau area lereng luar siku tanggul utara
sump gobi barat
Loss Time Injury
Traffic Incident
Loss Time Injury
Injury Incident
Loss Time Injury
Hand Finger Injury Incident
Loss Time Injury
Hand Finger Injury Incident
Loss Time Injury
Non Mandatory Program
TERIMA
KASIH