Professional Documents
Culture Documents
Book Report
Book Report
Book Report
UTAMA manusia
● Survival
● Self- Help
DASAR-DASAR
TEORI REALISME
● Thomas Hobbes (1588-1679)
● Nature has two basic principles: the one is the alternation of growth and decline; the
second related law is what Nietzsche called “the eternal return,” that is, in nature
there is a circularity even if each cycle has its own special features due to the
changing conditions.
● Accordingly, nature produces natural differences among men, natural justice, natural
religion, and the like, whereas a political community based on the idea of history, that
is, historical development or progress, and attached human rights fundamentalism,
that is, human rights must be considered as the final source of all human acquisition
and defense, but as such they are morally acceptable and should be endorsed.
Masa lalu dan Saat ini:
Perpanjangan Problem Utopianisme
● Realisme politik hanya ingin menyampaikan bahwa keamanan (atas kekuasaan) adalah yang utama,
dan keadilan adalah yang berikutnya.
● Salah satu dasar dari Realisme politik adalah rasionalitas dimana hal tersebut menuntut ‘yang
rasional’ sebagai ‘yang nyata’ (“The rational is preferred to what is real” - hlm. 47)
● Dengan dasar tersebut, maka dalam realisme politik, relevan untuk membicarakan masalah utopia-
utopia yang dimunculkan dalam ideologi politik. Komunisme memiliki utopia sebagai yang antik
dalam politik – menginginkan untuk terbentuknya masyarakat komunis. Liberalisme memiliki utopia
untuk mewujudkan kemanusiaan yang didasarkan pada kebebasan yang dimulai dari pasar,
perkembangan teknologi untuk menghasilkan produksi-produksi kesejahteraan.
● Fungsi Utopia dalam Realisme politik adalah sebagai cara mempersatukan subjek politik secara
moral tanpa memperhitungkan potensi perwujudan dari masing-masing utopia.
● Klaim Utopia dari suatu Ideologi tidak pernah bersifat nasional, namun klaim selalu didasari pada
argumen historis, atau argumen akademik.
●Thomas Hobbes: Kritik terhadap Natural Rights dan mempromosikan rasionalitas modern
sebagai basis politik (Beyond doubt it was Hobbes who polarized the inner contradiction of
political thought. He finally chose modern rationality against classical natural right thought
– hlm 53).
●Hakikat realisme politik adalah bahwa ia mampu menghilangkan kerak ideologis dan
bagian tak kasat mata dari tindakan politik dan dari kekuatan politik yang ada dan
berkembang (The essence of political realism is that it is capable of removing ideo- logical
incrustation and the invisible parts of political action from existing and developing political
power – hlm 58).
Realisme Politik: Final Account
● Realisme Politik 🡪 Terkait dengan penggunaan kekuasaan (Political realism is usually, and rightly
so, associated with the wielding of power – hlm. 60).
● Tulang punggung dari kekuasaan adalah otoritas (The backbone of power is Authority – hlm. 61).
● Otoritas adalah ide yang mampu menginkubasi elemen rasional, emosional, dan moral untuk
meringankan tindakan politik seperti itu. Itu memperkuat dan merangsang agen untuk bertindak
dan patuh, jika perlu. Pada saat yang sama, otoritas adalah fokus kekuasaan, titik nol yang
menciptakan lingkup tindakan di mana seseorang dapat menciptakan kekuasaan. (hlm. 61).
● Tujuan dari otoritas adalah mempertahankan moralitas. Bagi Aristoteles tujuan akhir otoritas
adalah Eudamonia (kehidupan yang baik). Hal ini menjadi tugas otoritas untuk diwujudkan dalam
realitas.
Kepemimpinan
Upaya modern untuk Dasar ini mengantarkan kita
dan Kekuasaan: memisahkan kekuasaan dan pada konsep pembatasan
Dasar Realisme kepemimpinan telah mengantar kekuasaan seperti Demokrasi,
konsep kekuasaan tanpa pembagian kekuasaan, Trias
Politik konsekuensi praktis, yaitu, Politica, dsb.
kekuasaan memiliki atribut
tertentu seperti paksaan,
pemusatan kekuatan,
menetapkan tujuan bersama dan
pelaksanaan sarana kekuasaan,
yang hanya dapat diwujudkan
jika ada kepemimpinan.
Kepemimpinan adalah konsep
yang komprehensif atau
mencakup posisi pemimpin.
Terima Kasih
Daftar Pustaka:
András Lánczi. 2015. Political Realism and Wisdom. New York: Palgrave MacMillan.
Niccolo Machiavelli. 2002. Sang Penguasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.