Bahasa 2

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 23

BAHASA DAN SASTRA

INDONESIA DI SD
Kompetensi Umum:
Setelah mengikuti tutorial mata kuliah ini
mahasiswa diharapkan mampu menerapkan
kaidah ilmu bahasa dan sastra Indonesia

Kompetensi Khusus:
Setelah selesai pertemuan kedua, mahasiswa dapat:
O mengidentifikasi fonem-fonem bahasa Indonesia
O melafalkan fonem-fonem bahasa Indonesia
O menjelaskan morfologi bahasa Indonesia
FONOLOGI BAHASA
INDONESIA

Fon Logi Fonologi


(bunyi) (ilmu)

Fonologi : Bidang linguistik yang


mempelajari, menganalisis, dan
membicarakan rangkuman bunyi-bunyi
bahasa
PENGERTIAN BUNYI BAHASA
Bunyi bahasa adalah
bunyi yang
Dua buah dihasilkan oleh alat
benda Alat ucap ucap manusia atau
bergesera Gelomban bunyi yang
n/ g bunyi diartikulasikan,
berbentur
kemudian
an
Fon membentuk
Getaran (unsur gelombang bunyi
telinga
udara bahasa sehingga dapat
terkecil diterima oleh telinga
manusia
OBJEK STUDI DALAM
FONOLOGI

Fonemik (fonem)
Faktor
pembentukan
Satu fonem saja bunyi bahasa ;
Satuan bunyi
berganti atau Siku alat ucap,
bahasa terkecil
dihilangkan sumber tenaga
yang berfungsi Saku
maka akan (pernapasan),
membedakan Suku
mengubah rongga
arti
makna kata pengubah
getaran (pita
suara)
Fonetik
Bunyi –bunyi
Tanpa
bahasa yang
memperhatikan
dihasilkan oleh
apakah bunyi
alat ucap manusia
memiliki fungsi
serta bagaimana
sebagai pembeda
bunyi itu
makna/tidak
dihasilkan
• Bagaimana mekanisme alat-alat bicara
Fonetik manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi
Artikulatoris bahasa, serta bagaimana bunyi itu
diklasifikasikan

• Mempelajari bunyi bahasa sebagai gejala


Fonetik fisis yang berupa getaran udara (Bunyi-
Akustis bunyi itu diselidiki frekuensi getarannya,
amplitudonya, intensitas, dan timbrenya)

Fonetik • Mempelajari bagaimana mekanisme


Auditoris penerimaan bunyi bahasa oleh telinga
Arus udara Arus udara
KLASIFIKASI BUNYI
setelah
melewati
setelah
melewati
pita suara pita suara
tidak mendapat
mendapat hambatan
hambatan atau
apa-apa gangguan

Vok Konson
al an
Vokal

Bunyi vokal
dihasilkan tergantung Vokal rangkap :
Diftong : vokal
pada: masing-masing
berurutan yang
- Posisi/bentuk bibir vokal terdapat
bunyinya tidak
- Tinggi rendah ujung dalam suku kata
lidah (depan belakang) dapat dipisahkan
yang berbeda (mau,
- Maju mundur lidah (sepoi, kalau, andai,
kue, seutas, radio,
(jarak dengan survey)
doa)
lengkung gigi)
Pembentukan Vokal
Secara Vertikal

Vokal madya atau Vokal rendah atau


Vokal tinggi atas
tengah yang bawah yang
yang dibentuk
dibentuk apabila dibentuk apabila
apabila rahang
rahang bawah rahang bawah
bawah merapat ke
menjauh sedikit dari diundurkan lagi
rahang atas (i, u)
rahang atas (e, ǝ) sejauh-jauhnya (a)
Secara Horizontal

Vokal belakang
Vokal depan yaitu yaitu vokal yang
Vokal pusat yaitu
vokal yang dihasilkan oleh
vokal yang
dihasilkan oleh gerakan turun
dihasilkan oleh
gerakan turun naiknya lidah
gerakan lidah
naiknya lidah bagian belakang
bagian tengah (a)
bagian depan (i,e) atau pangkal lidah
(u,o)
Bentuk Mulut

Vokal bundar yaitu vokal yang Vokal tak bundar yaitu vokal
diucapkan dengan bentuk bibir yang diucapkan dengan bentuk
bulat, bisa terbuka atau bibir tidak bulat atau melebar.
tertutup. (u, o) (i,e, ǝ, a)
Pembentukan Konsonan
Posisi Pita Suara

Bunyi bersuara terjadi apabila Bunyi tidak bersuara terjadi


pita suara hanya terbuka apabila pita suara terbuka agak
sedikit, sehingga terjadilah lebar, sehingga tidak ada
getaran pada pita suara. getaran pada pita suara.
(b,d,g,c) (s,k,p,t)
Daerah Artikulasi
bilabial Labiodental
(bibir bawah (gigi atas
merapat merapat
pada bibir pada bibir
atas) /b/, bawah) Laminoalve
/p/,/m/, /w/. Dorsovelar /f/, /v/ olar (daun
(pangkal
lidah
lidah dan Laringal
Laminopalat menempel
langit-langit (pita suara
al (bagian pada gusi)
lunak) /k/,/g/ terbuka lebar
tengah lidah /t/,/d/
digesekkan
dan langit-
melalui
langit Glotal/
glottis(pang
keras) /c/, hamzahkal
/j/, /δ/, /ń/, (posisi pita /
tenggorok)
/y/ suarah/
merapat
menutup
glottis)
/ma’af/
Cara Artikulasi (berdasarkan hambatan
yang dilakukan terhadap arus udara)

Konsonan Hambat

Yang dihasilkan dengan cara menghalangi


sama sekali udara pada daerah artikulasi
([p],[b],[t],[d],[k],[g]

a. Eksplosif : disudahi dengan letupan (lapar,


pukul)
b. Implosif: diakhiri dengan aliran yang
diisap (gelap, tetap)
Paduan

Artikulator aktif menghambat sepenuhnya aliran


udara, membentuk celah sempit dengan
artikulator pasif ( [c], [j])
• Artikulator aktif melakukan kontak
Getaran atau trill beruntun dengan artikulator
• [r]

• Artikulator aktif menghambat aliran udara


Sampingan atau pada bagian tengah lidah, membiarkan
lateral udara keluar melaui samping lidah
• [l]

• Pada saat diartikulasikan belum


Hampiran atau
membentuk konsonan murni
aproksiman • [w], [y]
MORFOLOGI BAHASA
INDONESIA

Morfologi

Tata bahasa yang membahas


bentuk-bentuk kata
Kesatuan bahasa yang berfungsi untuk membentuk kata serta
perubahan-perubahannya disebut morfem

Morfem Morfem Morfem Morfem


Bebas Terikat Ulang Majemuk
Morfem Bebas

Mampu berdiri sendiri dalam ujaran


karena telah memiliki makna tertentu

/ah/, /hai/, /saya/, /kemeja/, /batu/


Morfem Terikat

Tidak dapat berdiri sendiri dalam ujaran karena


belum memiliki makna tertentu (terikat dengan
morfem bebas)

Prefiks (awalan), Infiks (sisipan), Sufiks


(akhiran), Konfiks (gabungan dua afiks)
Morfem Ulang

Dapat membentuk kata dengan bentuk dasar


yang berkelas kata kerja, benda, dan sifat, serta
berkombinasi dengan morfem imbuhan

Sedalam-dalamnya, batu-batuan, kehitam-


hitaman
Morfem Majemuk

Tidak dapat dipisahkan oleh kata lain, karena


akan berubah makna

Kering kerontang, matahari, ringan tanga, mata


keranjang, naik daun, pemandu wisata, muda
belia, tunggang langgang
Terima Kasih

You might also like