Professional Documents
Culture Documents
4strukturapbd 230407124737 A5a50f40
4strukturapbd 230407124737 A5a50f40
4strukturapbd 230407124737 A5a50f40
STRUKTUR APBD
PENDAPATAN Rp. … … …
BELANJA Rp. … … …
Belanja Tidak Langsung Rp. … … …
Belanja Langsung Rp. … … … (-)
Surplus/(Defisit) Rp. … … …
PEMBIAYAAN Rp. … … …
Penerimaan Rp. … … …
Pengeluaran Rp. … … … (-
)
Pembiayaan Neto Rp. … … … (-)
Klasifikasi berdasarkan
disesuaikan a. belanja pegawai;
disesuaikan urusan pemerintahan
dengan susunan diklasifikasikan dengan urusan b. belanja barang & jasa
menurut kewenangan pemerintahan c. belanja modal;
organisasi pemerintahan provinsi
pemerintahan dan kabupaten/kota yang menjadi d. bunga
daerah kewenangan e. subsidi
Klasifikasi fungsi daerah f. hibah
pengelolaan g. bantuan sosial
keuangan negara
DPRD, kepala daerah h. belanja bagi hasil
dan wakil kepala daerah, untuk keselarasan dan
& bantuan
sekretariat daerah, keterpaduan pengelolaan urusan yang bersifat
keuangan negara keuangan
sekretariat DPRD, dinas, wajib dan urusan
kecamatan, lembaga bersifat pilihan i. belanja tdk terduga
teknis daerah, dan yang menjadi
kelurahan a. pelayanan umum kewenangan
b. Ketertiban
pemerintahan Penganggaran dalam
& APBD untuk setiap
keamanan provinsi dan
jenis belanja
c. ekonomi pemerintahan
berdasarkan ketentuan
d. lingkungan kabupaten/kota
hidup
perundang- undangan
e. perumahan
dan
fasilitas
umum;
f. kesehatan
g. pariwisata &
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH FUNGSI KEUANGAN NEGARA
URUSAN WAJIB
Pendidikan
Kesehatan • Pelayanan umum
Pekerjaan Umum
Perumahan Rakyat
Penataan Ruang • Pertahanan *)
Perencanaan
Pembangunan
Perhubungan • Ketertiban dan ketentraman
Lingkungan
Hidup
Pertanahan • Ekonomi
Kependudukan dan Catatan Sipil
Pemberdayaan Perempuan
Keluarga Berencana dan Keluarga • Lingkungan hidup
Sejahtera
Sosial
Tenaga Kerja dan Transmigrasi • Perumahan dan fasilitas umum
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Penanaman Modal
Kebudayaan dan • Kesehatan
Pariwisata Pemuda dan
Olah Raga
Kesatuan Bangsa • Pariwisata dan budaya
dan Politik Dalam Negeri
Pemerintahan
Umum • Agama *)
Kepegawaian
Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa • Pendidikan
Statistik
Kearsipan
Komunikasi dan • Perlindungan sosial
Informatika
BELANJA DAERAH
• Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota yang
terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya
dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara
pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan
ketentuan perundang-undangan.
2. Belanja Langsung :
merupakan belanja yang dianggarkan terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program
dan kegiatan.
STRUKTUR BELANJA
A. Belanja Tidak Langsung:
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Bunga
3. Belanja Subsidi
4. Belanja Hibah
5. Belanja Bantuan Sosial
6. Belanja Bagi Hasil
7. Bantuan Keuangan
8. Belanja Tak Terduga
B. Belanja Langsung:
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang dan Jasa
3. Belanja Modal
Dasar pertimbangan
Pengelompokan 9 Jenis Belanja
Pasal 39 PP 58/2004 menyatakan bahwa setiap jenis belanja yang
dianggarkan harus memperhatikan keterkaitan pendanaan dengan
keluaran dan hasil yang diharapkan dari program dan kegaitan yang
dianggarkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan hasil
tersebut.
Mempertimbangkan ketentuan tersebut diatas, maka Belanja Daerah
yang diklasifikasikan menurut jenis belanja dibagi kedalam kelompok
Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.
Jenis belanja yg tidak langsung dapat diukur dengan keluaran dan hasil
yang diharapkan dari suatu program dan kegaitan seperti belanja
pegawai untuk membayar gaji dan tunjangan PNS, belanja
bunga, belanja subsidi belanja hibah, belanja bantuan sosial,
belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tak terduga.
Jenis belanja yang langsung dapat diukur dengan hasil dari suatu
program dan kegaitan yang dianggarkan, termasuk efisiensi dalam
pencapaian keluaran dan hasil tersebut yaitu belanja pegawai untuk
membayar honorarium/upah kerja, belanja barang dan jasa dan belanja
modal.
JENIS BELANJA
• Belanja pegawai, digunakan untuk menganggarkan belanja
penghasilan pimpinan dan anggota DPRD, gaji pokok dan
tunjangan kepala daerah dan wakil kepala daerah serta gaji
pokok dan tunjangan pegawai negeri sipil, tambahan
penghasilan, serta honor atas pelaksanaan kegiatan.
• Belanja bunga, digunakan untuk menganggarkan pembayaran
bunga utang yang dihitung atas kewajiban pokok utang
(principal outstanding) berdasarkan perjanjian pinjaman jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang..
• Belanja subsidi, digunakan untuk menganggarkan subsidi
kepada masyarakat melalui lembaga tertentu yang telah diaudit,
dalam rangka mendukung kemampuan daya beli masyarakat
untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan
masyarakat. Lembaga penerima belanja subsidi wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana
subsidi kepada kepala daerah.
Lanjutan……..
Selisih kurang
pendapatan dan belanja
Peraturan perundangan
ditutup dari:
- UU 17/2003 • SiLPA
- UU 32/2004 • Dana Cadangan
• Divestasi
- UU 33/2004 • Pinjaman
- PP 23/2003 • Penerimaan kembali
pemberian pinjaman PMK memuat:
• Kriteria Defisit APBD
Kumulatif • Pedoman Pelaksanaan
Memantau Defisit Max dan Mekanisme
Pemantauan
Menteri 3% • Batas Maksimal Jumlah
A. Penerimaan Pembiayaan:
1. Selisih Lebih Perhitungan (SiLPA) Anggaran Tahun Sebelumnya
2. Pencairan Dana Cadangan
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
4. Penerimaan Pinjaman Daerah
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
B. Pengeluaran Pembiayaan:
1. Pembentukan Dana Cadangan
2. Penyertaan Modal pemerintah Daerah
3. Pembayaran Utang Pokok
4. Pemberian Pinjaman
Pembiayaan Neto (A – B)
TERIMA
KASIH
21