Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 22

PRESENTASI ARTIKEL

Penggunaan Akuntansi Dalam Menjalankan Usaha


Bagi Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Di Desa Beringin Kecamatan Bunut Hulu

Sendi B1031191143
Fanisa B1031191146
Helendia Meylianti B1032191017
DAFTAR ISI
BAB I
 Latar Belakang
 Tujuan Dan Sasaran Program KKM
 Rencana Kegiatan
 Tempat Pelaksanaan KKM/Magang
 Waktu Pelaksanaan KKM/Magang
BAB II
 Profil tempat KKM/Magang
 Visi Misi
 Struktur Organisasi
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN KKM/MAGANG
BAB IV
• KESIMPULAN
• REKOMENDASI
Abstrak

Peningkatan Produk DomestikBruto (PDB) dari tahun ke tahun tidak terlepas dari Sektor Usaha yang tergabung dalam skala UMKM yang
memiliki peran yang sangat penting bagi kondisi ekonomi Indonesia. Dengan meningkatnya peluang pekerjaan UMKM, sehingga
mengurangi tingkat pengangguran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penggunaan akuntansi pada UMKM dan
bagaimana persepsi pemilik UMKM terhadap catatan akuntansi. Sampel dalam penelitian ini menggunakan satu jenis usaha yaitu UMKM
di Desa Beringin Kecamatan Bunut Hulu Kabupaten Kapuas Hulu. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model interaktif
dengan sumber data primer dan metode kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa belum maksimalnya pencatatan akuntansi
pada UMKM Ibu Yunida karena persepsi pemilik yang menganggap akuntansi merupakan hal yang rumit dan jika pemilik memiliki ahli di
bidang akuntansi maka akan meningkatkan biaya gaji dalam bisnis.
BAB I
Pendahuluan

Di era globalisasi sekarang, berbagai jenis usaha dituntut dapat lebih maju dan dapat bertahan menjalankan jenis usahanya.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, cenderung menitikberatkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi ke
arah yang lebih baik. Proses ini berpengaruh langsung terhadap berbagai bentuk usaha di Indonesia. Seiring dengan
perkembangan waktu di Indonesia terbentuk berbagai jenis usaha, baik usaha berskala kecil maupun usaha berskala besar.
Salah satu jenis usaha yang ada di Indonesia adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sektor Usaha yang
tergabung dalam skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini mempunyai peranan yang besar bagi kondisi
perekonomian negara Indonesia saat ini, terbukti dengan adanya peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) dari tahun ke
tahun. UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan
UKM, jumlah UMKM yang terhitung saat ini mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB senilai 8.573,89 triliun
rupiah atau sebesar 61,07%. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi jumlah kemampuan menyerap
97% dari total tenaga kerja yang ada dan dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi..Hal ini menggambarkan
besarnya potensi yang dapat ditingkatkan bagi sektor UMKM untuk dapat berkontribusi bagi negeri ini.
BAB
BABI I Pendahuluan

Melihat kontribusi yang begitu besar yang diberikan oleh UMKM, maka diperlukan perhatian khusus dari pemerintah untuk
mengembangkan sekaligus mempertahankan potensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Hal ini
terbukti dengan bertahannya UMKM terhadap krisis moneter yang pernah terjadi pada tahun 1998 menjadi alasan utama
mengapa pemerintah perlu menaruh perhatian yang besar. Sejak krisis yang terjadi pada tahun 1998, hampir 80 persen usaha
besar mengalami kebangkrutan dan perusahaan banyak melakukan PHK. UMKM sangat berperan dalam mengurangi tingkat
pengangguran. Oleh sebab itu, keberhasilaan UMKM mampu meningkatkan perekonomian Indonesia karena kegiatan
operasional UMKM dapat mandiri dan tidak menanggung beban besar akibat krisis tersebut (Arifin,et.,al , 2012). Dengan
adanya UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) peluang kerja juga semakin bertambah, sehingga dapat mengurangi
angka pengangguran di Indonesia.
BAB I
Pendahuluan

Peran UMKM selama ini diakui oleh berbagai pihak yang cukup besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis
UMKM menurut Bank Indonesia (2013) dalam Supriono,et.al (2017) antara lain:
1. Jumlahnya yang besar dan terdapat didalam setiap sektor ekonomi 2. Menyerap banyak tenaga kerja dan setiap investasi
menciptakan lebih banyak kesempatan kerja sehingga dapat meningkatkan pemberdayaan Sumber Daya Manusia 3. Memiliki
kemampuan memanfaatkan bahan lokal dan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat luas dengan harga yang
terjangkau. UMKM merupakan usaha yang memiliki pemilik sekaligus merangkap pengelola, modal disediakan oleh seorang pemilik
atau kelompok kecil pemilik modal. Sasaran pasar UMKM umumnya hanya lokal, meskipun ada yang beberapa mengekspor
produknya ke luar negeri dan memiliki jumlah karyawan, total asset, dan sarana-prasarana yang hanya sedikit. Salah satu
tantangan utama yang dihadapi oleh wirausahawan. UMKM yang berhasil juga terkait dengan pengelolaan dana. Pengelolaan dana
yang baik merupakan faktor kunci yang dapat menyebabkan keberhasilan atau kegagalan sebuah UMKM. Metode praktis dan manjur
dalam pengelolaan dana pada UMKM adalah dengan menerapkan akuntansi dengan baik didalamnya. Dengan demikian, akuntansi
menjadikan UMKM mendapatkan berbagai informasi keuangan dalam menjalankan usahanya (Arifin, et. al 2012). Pencatatan
akuntansi harus sesuai dan tepat dengan setiap transaksi yang terjadi dan berdasarkan standar akuntansi yang berlaku. Standar
akuntansi mempunyai perlakuan akuntansi mulai dari pengakuan, pengukuran, penyajian maupun pengungkapan, dan tentunya dapat
menjadi dasar untuk menyusun laporan keuangan yang andal (Andrianto et.al ,2017). Namun dalam pelaksanaanya pembukuan
merupakan hal yang sulit bagi pengusaha UMKM karena keterbatasan pengetahuan terkait ilmu akuntansi, rumitnya proses akutansi
serta anggapan bahwa laporan keuangan bukanlah hal yang penting bagi pengusaha UMKM tersebut.
BAB 2 Landasan Teori
Akuntansi

Banyak pihak yang membutuhkan informasi keuangan untuk dipergunakan untuk mengambil keputusan yang bersifat
ekonomis. Makin majunya peradaban serta kegiatan ekonomi saat ini, makin penting pula informasi tersebut.Informasi
keuangan salah satunya dihasilkan melalui pencatatan akuntansi. Pada era informasi seperti saat ini, peran akuntansi sebagai
alat bantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan keuangan dalam suatu usaha tentu saja semakin dibutuhkan. Akuntansi
sebagai suatu sistem pengukuran dan pencatatan dalam pengelolaan sumber-sumber ekonomi (kekayaan) yang akan
menghasilkan imformasi keuangan. Informasi keuangan perusahaan tersebut digunakan berbagai pihak yang memiliki
kepentingan dengan perusahaan (stakeholder) guna membantu para stakeholder dalam pertimbangan pengambilan keputusan
yang terkait dengan perusahaan tersebut.Oleh karena itu, akuntansi sering disebut sebagai bahasa pengambilan keputusan
(financial decesion of language) atau bahasa perusahaan (business language ).
BAB 2 Landasan Teori
Laporan Keuangan

Laporan keuangan ditujukan kepada berbagai pihak yang berkepentingan dalam suatu usaha.Hal tersebut ditujukan untuk
membantu mereka dalam pengambilan keputusan ekonomi yang berkaitan dengan usaha.Berdasarkan laporan keuangan ini,
pihak pemakai juga dapat menilai kondisi keuangan usaha, keberhasilan usaha dalam mencapai tujuan perusahaan, dan
merencanakan prospek usaha pada masa mendatang. Laporan keuangan juga merupakan salah satu bentuk pertanggung
jawaban (steadwarship) pengelolaan keuangan yang dibuat oleh pengelola kekayaan (pihak manajemen) kepada pihak pemilik
kekayaan (pemilik perusahaan dan kreditur) serta pihak lain yang berkepentingan. Berbagai pihak yang berkepentingan
dengan laporan keuangan, antara lain pemilik, kreditur/bank, pemerintah investor, dan karyawan..Oleh karena pemakai
laporan keuangan yang berbeda-beda dengan berbagai kepentingan tersendiri, penyusunan laporan keuangan harus bersifat
umum serta tidak memihak siapapun (general purpose statement).
BAB 2 Landasan Teori
Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM

Sesuai pada Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 mendefinisikan bahwa Usaha Kecil adalah usaha produktif dengan skala
kecil. Usaha kecil memiliki kriteria kekayaan bersih tertinggi Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), kekayaan Usaha
Kecil ini tidak termasuk bangunan tempat usaha dan tanah. Usaha kecil memiliki hasil penjualan terbanyak Rp
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun dan memiliki untuk memperoleh kredit dari bank maksimum di atas Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.9 Tahun 1995 tentang Usaha
Kecil disebutkan dalam pasal 1 bahwa : Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi
kriteria kekayaan bersih atau jumlah hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang - undang
ini.
Bentuk UMKM dapat berupa persekutuan, perusahaan perseorangan seperti misalnya firma dan CV, maupun PT. UMKM
dapat dikategorikan menjadi tiga terutama berdasar dari jumlah aset dan omset sebagaimana yang tercantum di Undang–
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM sebagai berikut:
BAB 2 Landasan Teori
Usaha Mikro
Usaha mikro yaitu usaha produktif milik perseorangan atau badan usaha perseorangan yang memenuhi kriteria sebagai
berikut: a. Aset ≤ Rp50.000.000,00. Memiliki kekayaan bersih kurang dari atau sama dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah). b. Omset ≤ Rp300.000.000,00. Memiliki jumlah hasil penjualan tahunan kurang dari Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah).

Usaha Kecil

Usaha kecil merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilaksanakan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan bagian anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun bagian tidak langsung dari usaha menengah ataupun usaha besar yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Rp50.000.000,00 < Aset ≤ Rp500.000.000,00. Memiliki aset bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan terbanyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk bangunan tempat usaha dan tanah
b. Rp300.000.000,00 < Omset ≤ 2.500.000.000,00. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan terbanyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
BAB 2 Landasan Teori

Usaha Menengah

Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
bagian anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Rp500.000.000,00 < Aset ≤ Rp10.000.000.000,00. Memiliki aset/kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) sampai dengan terbanyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha.
b. Rp2.500.000.000,00< Omset ≤ Rp50.000.000.000,00. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan terbanyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
BAB 2 Landasan Teori

Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Andrianto et.al (2017) mengenai kajian tentang Pencatatan Akuntansi Pada Usaha Peternakan
Ayam Petelur ( Studi Kasus Usaha Peternakan Ayam Petelur di Kecamatan Sugio Lamongan ) tujuan penelitian ini yaitu
untuk Untuk mengetahui Implementasi pencatatan akuntansi pada peternakan ayam petelur di Kecamatan Sugio Lamongan..
Ika Farida Ulfah (2017) dalam penelitian Evaluasi Sistem Pencatatan Akuntansi Pada UKM di Kabupaten Ponorogo.Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pencatatan akuntansi yang dibuat dan diterapkan oleh para pelaku UKM
Industri Batu Pecah (stone crusher) di Kabupaten Ponorogo serta untuk mengetahui apakah sistem pencatatan yang ada di
UKM industri batu pecah tersebut sudah memenuhi standar dan bagaimana penerapan sistem akuntansi di UKM tersebut.
METODE PENELITIAN
BAB 3
Desain penelitian dan Pendekatan Penelitian

Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dimana dalam prosesnya akan lebih banyak menjelaskan,
mendeskripsikan, serta menganalisis suatu kondisi ataupun situasi dari data yang telah dikumpulkan yang kemudian akan menjadi
sebuah kesimpulan yang konkrit. Dalam penelitian kualitatif ini lebih mengutamakan proses dan makna yang didasari sudut pandang
atau penilaian dari sisi subjek.
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif berusaha memahami fenomena tentang apa yang
dialami subjek penelitian misalnya: perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan deskripsi dalam bentuk kata-
kata serta bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2017:6).
Dasar terbangunnya pendekatan penelitian kualitatif adalah premis-premis yang meyakini fenomena sosial perlu juga dipahami dalam
bentuk lain melalui berbagai cara. Premis-premis tersebut adalah: partikular, subjektif dan non prediktif, selalu bersinggungan dengan
latar sosial tertentu (particular) dan tidak berlaku untuk segala latar belakang sosial (universal).
Metode Penelitian
BAB 3
Jenis Data , Sumber Data Dan Metode Pengumpulan Data

Jenis Data dan Sumber Data


Data dalam penelitian ini lebih diutamakan pada data primer yakni data hasil wawancara dengan informan. Wawancara yang
direncanakan sebelumnya adalah wawancara tunggal (satu demi satu dengan informan). Data hasil pembicaraan, diskusi dan tanya
jawab antara peneliti dengan informan tersebut selain disimpan dalam bentuk catatan tertulis juga didukung oleh penggunaan alat
perekam. Proses perekaman dilakukan dengan menggunakan aplikasi perekam suara pada telepon genggam (handphone/hp). Serta
melalui hasil observasi yang dapat dilakukan oleh peneliti dalam mengamati secara langsung. kegiatan yang dilakukan oleh Ibu Yunida
Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu:
a. Wawancara, Wawancara merupakan suatu teknik dalam pencarian data yang dilakukan dengan cara menjalin komunikasi secara
langsung dengan subjek, responden atau informan. Teknik wawancara dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara terpimpin.
Seperti yang telah dijelaskan oleh Arikunto (2013), wawancara bebas terpimpin dilakukan dengan mengajukan pertanyaan terbuka atau
pertanyaan yang tidak terstruktur, namun masih tetap berpegang pada pedoman wawancara yang telah dirancang. Pertanyaan akan
berkembang sejalan dengan jawaban yang diberikan selama wawancara berlangsung.
b. Observasi Sugiyono (2015) mendifinisikan observasi sebagai kegiatan pemuatan penelitian terhadap suatu objek. Apabila dilihat dari
proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dibedakan menjadi partisipan dan non-partisipan. Jenis observasi yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu observasi non-partisipan. Dalam melakukan observasi, peneliti memilih hal-hal yang diamati dan mencatat
hal-hal berkaitan dengan penelitian..
BAB 3 Metode Penelitian
Teknik Analisis Data

Teknis Analisis Data Setelah data diperoleh dan dikumpulkan, selanjutnya data tersebut akan dianalisis. Analisis data umumnya
dipahami sebagai proses pengolahan atau pendeskripsian data hasil temuan menjadi sebuah informasi yang dapat menjelaskan suatu
keadaan. Analisis data juga dapat diartikan sebagai suatu proses dalam pencarian, penyusunan secara berurut, serta pengklasifikasian
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan dan temuan hasil observasi lapangan, serta dokumentasi sebagai gambaran
pelengkap untuk meghasilkan data yang valid. Analisis data memudahkan masyarakat luas untuk mencerna atau memahami informasi
yang diberikan. Informasi ini nantinya akan menjawab permasalahan-permasalahan yang ada. Adapun dalam penelitian ini, teknik
analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dimana penulis akan menggambarkan, menguraikan kemudian
menganalisis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, observasi, maupun dokumentasi sehingga data tersebut jelas. Setelah itu
peneliti akan menyimpulkan hasil penelitian dengan logika induktif, dimana masalah-masalah yang bersifat khusus akan ditarik
menjadi kesimpulan yang bersifat umum.
BAB 4 Hasil penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian

UMKM Ibu Yunida Beralamat di Desa Beringin Rt 001/Rw 001 Kecamatan Bunut Hulu Kabupaten Kapuas Hulu Menurut data Dinas
Koperasi dan UMKM tahun 2016 menunjukkan Kecamatan Bunut Hulu merupakan kecamatan dengan jumlah UMKM terbanyak. Usaha
ini merupakan usaha rumahan yang tergolong kedalam sektor perdagangan. Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor yang
sangat penting dalam kegiatan perekonomian dan pengaruhnya sangat kuat terhadap perkembangan serta pertumbuhan perekonomian
suatu wilayah. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan pengusaha UMKM, didapatkan hasil bahwa UMKM Ibu
Yunida sama sekali tidak menerapkan pencatatan akuntansi pada usahanya. Hal ini dinyatakan dengan persepsi pengusaha UMKM
bahwa pencatatan akuntansi sangat rumit dan hanya akan menambah pekerjaan saja. Pelaku UMKM beranggapan bahwa pencatatan
akuntansi tersebut harus dilakukan dengan seorang yang ahli pada bidangnya karena pengusaha sekaligus pemilik UMKM tidak
mempunyai pengalaman/pengetahuan dasar akuntansi. Dan jika pencatatan akuntansi dilakukan oleh seorang yang sudah ahli
dibidangnya, maka pemilik harus menambah jumlah karyawan dan hal itu mengakibatkan penambahan beban gaji karyawan..
BAB 4 Hasil penelitian dan pembahasan
Hasil penelitian

Untuk menentukan laba usaha, pemilik hanya mencatat pendapatan yang diperoleh perperio tertentu serta beban yang dikeluarkan,
maka akan diketahui jumlah laba yang di dapatkan. Berikut adalah tabel pendapatan Penjualan Kerupuk Basah Ibu Yunida :

Tgl/Bln/Thn Keterangan Penerimaan Pengeluaran

  Diterima Dari Penjualan Kerupuk    


Basah
10/10/2022 Rp 600.000,00 -

  Dikeluarkan Untuk Membeli Bahan - Rp 310.000,00


Baku

  Sisa Surplus (Deficit)   Rp 290.000,00


Hasil Penelitian dan Pembahasan
BAB 4
Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara terhadap Ibu Yunida, ada beberapa alasan yang mungkin perlu diperhatikan yang menyebabkan tidak
adanya penyusunan laporan keuangan oleh pelaku UMKM sehingga menyebabkan kemampuan menyusun laporan keuangan tidak
berpengaruh terhadap kinerja usaha mereka disebabkan karena pelaku UMKM : 1. Lebih mengutamakan pengalaman dalam
meningkatkan kinerja usahanya daripada membuat laporan akuntansi sebagai bukti hasil kinerja usahanya. 2. Kesulitan menyisihkan
waktu untuk membuat pencatatan akuntansi karena pelaku UMKM seringkali merangkap tugas dalam menjalankan usahanya dan
demikian pelaku UMKM merasa laporan keuangan itu rumit. 3. Kurang mengawasi pengelolaan akuntansi karena menurut pelaku
UMKM dampaknya tidak berpengaruh langsung terhadap kelangsungan usahanya
4. Pelaku UMKM beranggapan bahwa usaha yang ia jalankan tidak begitu besar maka tidak memerlukan pencatatan akuntansi. 5.
Kurangnya pengetahuan serta keterampilan pelaku UMKM yang berkaitan dengan pencatatan akuntansi. 6. Tidak ada tenaga ahli
khusus dibidang akuntansi khususnya pencatatan laporan keuangan. 7. Dana yang digunakan untuk usaha sering tercampur dengan
dana pribadi atau langsung digunakan untuk membeli barang/bahan baku tanpa melakukan pencatatan akuntansi pada laporan
keuangan terlebih dahulu
Hasil penelitian dan Pembahasan
Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, dapat ditemukan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi belum
dilakukannya pencatatan akuntansi pada UMKM Ibu Yunida, yaitu : 1. Tidak mengetahui bagaimana pencatatan akuntansi yang benar.
Berdasarkan dengan hasil observasi dan wawancara, bahwa pemilik tidak mengetahui bagaimana sebuah pencatatan akuntansi
khususnya laporan keuangan yang baik dan benar, maka dari itu pemilik UMKM tersebut tidak menerapkan pencatatan akuntansi
sesuai standar akuntansi keuangan. 2. Belum bisa membuat laporan keuangan, selain tidak mengetahui bagaimana sistem pencatatan
akuntansi atau laporan keuangan.Kurangnya pengetahuan mengenai akuntansi yang baik, membuat pemilik tidak bisa menerapkan
pencatatan akuntansi dalam usahanya. 3. Pemilik belum mengetahui apa saja manfaat dari pencatatan akuntansi. Kurangnya
pengetahuan pemilik akan manfaat dari pencatatan akuntansi, menjadi salah satu penyebab pemilik tidak melakukan pencatatan
akuntansi 4. Tidak memiliki pegawai yang khusus dan ahli dalam pencatatan akuntansi. Pemilik beranggapan bahwa pencatatan
akuntansi yang baik dan benar harus dilakukan oleh ahlinya, sedangkan untuk memiliki pegawai yang bertanggung jawab dalam
pengelola keuangan di usaha miliknya pemilik harus memberikan upah sehingga menambah beban biaya dalam usaha
Hal ini juga berdasarkan bagaimana persepsi dari ibu Yunida sendiri yaitu bahwa pencatatan didalam UMKM nya belum diperlukan,
karena masih hanya memuat biaya bahan baku serta pendapatan dari penjualannya. Yang mana Ibu Yunida merasa hal ini belum
memerlukan adanya pencatatan akuntansi karena ketidaktahuan serta belum mengetahui manfaat apasaja yang didapatkan pemilik
apabila menerapkan pencatatan akuntansi.
.
SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan makasimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah tidak adanya pencatatan
akuntatansi pada Usaha Mikro Kecil Menengah Ibu Yunida. Catatan yang dibuat masih sangat sederhana, yaitu hanya sekedar terkait
pembelian bahan baku serta biaya yag didapatkan dari hasil penjualan tersebut. Sehingga sangat sulit untuk menentukan seberapa besar
biaya keseluruhan yang dibutuhkan untuk sekali produksi, dan menentukan laba usaha. Hal ini menunjukkan bahwa pengusaha
UMKM belum menerapkan pencatatan akuntansi yang baik dan memadai disertai persepsi terkait pencatatan akuntansi yang
mempengaruhi penggunaan akuntansi didalam Produksi UMKM. Hasil pencatatan yang baik akan dapat dimanfaatkan sebagai dasar
dalam pengambilan sebuah keputusan serta pengajuan kredit pada bank untuk mendapatkan penambahan modal usaha
Saran
Pencatatan akuntansi pada kenyataannya masih menjadi hal yang sulit pelaksanaannya dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM). Oleh karena itu beberapa saran dari penelitian ini adalah : a. UMKM sebaiknya melakukan pencatatan akuntansi sehingga
mempermudah mendapatkan modal dari pihak kreditur serta sebagai dasar pengambilan sebuah keputusan serta dapat
memaksimalkan laba yang ingin diperoleh. b. Diharapkan semakin sering diadakan pertemuan antar pengusaha UMKM, dimana dalam
perkumpulan tersebut membahas mengenai pencatatan akuntansi yang baik dan benar yang dapat menunjang keberhasilan UMKM
dalam mengembangkan usahanya. c. Adanya peran pemerintah ikutserta dalam pengawasan dan pendampingan pencatatan akuntansi
sehingga adanya kesadaran pelaku UMKM dalam melakukan pencatatan akuntansi.
Rencana kegiatan
BAB I
Adapun rencana operasional tersebut antara lain :

1. Pada minggu pertama, rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah


berkenalan dengan para pegawai Kantor Kecamatan Bunut Hulu,
beradaptasi dengan lingkungan kerja.

2. Pada minggu kedua, rencana kegiatan kkm/magang adalah


melaksanakan tugas yang diberikan dan melakukan observasi untuk
melihat secara langsung bagaimana realitas dunia kerja pada Kantor
Kecamatan Bunut Hulu, serta cara kerjanya.
KKM
/MAG
A
2022 NG

TERIMA KASIH

AKU
NTAN
2019 SI

You might also like