CPR in Covid

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 67

Bantuan Hidup Dasar

BHD Pada Era Pandemi Covid-19


Guideline
2020

Dr. Eka Esti Pramastuti SpAn 1


CURICULUM VITAE

Nama : dr. Eka Esti Pramastuti SpAn


Pangkat : Mayor CKM (K)
TTL : Surakarta, 2 Mei 1979
Status : K-2
Riwayat Pendidikan:
• Fakultas Kedokteran Univ Sebelas
Maret lulus 2002
• Anestesiologi dan Terapi Intensif
FK Univ Airlangga Surabaya lulus
2015
Jabatan : Kepala instalasi kamar bedah RS
Pelamonia Makassar
Consensus
Guidelines

The major contributor for ILCOR

Resuscitation Council of
Southern Africa (RCSA)

Inter American Heart Foundation


Resuscitation Council of ASIA
(IAHF) (RCA) 2
Revie
w
CPR - Cardiopulmonary Resuscitation
CPCR - Cardiopulmonary Cerebral
Resuscitation

Pada kondisi normal

CPR dgn Guidelines Modern


Keberhasilan ROSC 10 – 60-
70%
Sudden Cardiac Arrest
dgn melibatkan DC Shock < 5 menit : 96% 4
The mortality rate of citically ill patients
that has COVID19 is high
CPR is a resource-consuming effort. The descision of
resuscitation at the time of cardiac arrest should
consider the patient’s comorbidities and condition.

“cardiac arrest in patients hospitalized with COVID-19 in the US.


In our study of 54 patients with COVID-19, there was a 100%
mortality rate following CPR. The initial rhythm was un-shockable
for 52 patients (96.3%), with pulseless electrical activity being the
most common (44 [81.5%]). Despite 29 patients (53.7%) achieving
ROSC, none survived to discharge ”
JAMA Internal Medicine Published online September 28, 2020 (Reprinted)
jamainternalmedicine.com © 2020 American Medical Association.
5
Bagaimana kita menolong pasien
yang mungkin atau ternyata COVID
(+)

IHCA : In-Hospital Cardiac Arrest OHCA:Out-of Hospital Cardiac Arrest


6
Call for Help

Hands-only CPR
7
Dalam kehidupan sehari hari,
kadang2 kita menjumpai orang terjatuh
mendadak tidak sadar.

Bagaimana kalau ini korban


covid19? 77
Prinsip Umum pada CPR kasus COVID19

• Kurangi paparan penolong terhadap COVID19


• Prioritaskan strategi oksigenasi dan ventilasi dengan
risiko aerosolisasi yang lebih rendah
• Pertimbangkan kelayakan untuk memulai dan
melanjutkan resusitasi
Pedoman Bantuan Hidup Dasar dan Bantuan Hidup Jantung Lanjut pada Dewasa,
Anak, dan Neonatus Terduga/ Positif COVID-19
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia

9
Hands-only CPR

1
1
CPR in
COVID19
Pijat dibagian tengah dada
(setengah bagian bawah tulang dada)
Dengan berat badan penolong,
agar tulang dada tertekan 5-6 cm
100-120 x per menit

BLS - awam
Berteria
Mendadak tidak sadar?? k Code
Tidak bernapas ...?? Blue
5-6 cm
Pijat jantung saja ....
sampai bantuan datang atau
korban sudah mulai
bergerak2 sebagai tanda
10
adanya kehidupan 10
The Rescue
Code Blue Team
has a minimum
of 5 members.

1 person handling Airway-Breathing


2 persons handling Chest Compression
1 person handling Drugs-Infuse-Timer
1 person handling Defibrillator
13
Kekhawatiran mengenai penularan virus COVID-19 pada saat CPR
menjadi pertimbangan utama bagi provider (tenaga kesehatan)
dlm melakukan tindakan pertolongan
Daniel B. Kramer, M.D., M.P.H., Bernard Lo, M.D.(2020). CPR in the Covid-19 Era
An Ethical Framework. NEJM
.
Based on the principles of beneficence, justice and equity, each individual patient should
have access to the current standard of care. However, the harm-benefit for the individual
patient needs to be balanced with those for the whole of society. Especially when demand
for healthcare resources exceeds capacity, this may mean providing the best possible
medical support to the maximum number of people (distributive justice).

European Resuscitation Council COVID-19 Guidelines-. (2020). 24.


April 2020 //, (50), 1–6.

14
Penyesuaian Algoritma CPR (RKP)
pada pasien terduga/positif COVID-
19

Protokol Tatalaksana COVID 19 (2020), Kemenkes Jakarta.

15
------------Penyesuaian Algoritma CPR (RKP)
pada pasien terduga/positif COVID-
19

16
Protokol ini berlaku juga untuk CPR pasien
Covid19Push hard and fast — but not too hard or too fast
• Pijat jantung saja
5-6 cm
(hand only CPR)
BL
S
Bila sudah di –intubasi AL
atau sudah dipasang LMA S
maka :
• Pijat jantung
• Kecepatan100-120x/m
• Nafas buatan 10x/ menit dan
antara pijat jantung dan
nafas tidak usah sinkron

• Pijat Jantung, sedalam 5-6 cm. Sedini mungkin libatkan


• Beri kesempatan dinding toraks defibrilator sblm 5
untuk “re-coil” menit
20
Pijat dengan kuat tulang dada, ½ bagian
bawah
(menekan dada sedalam 5-6 cm)

Ke-2 tangan
penolong saling
Kecepatan pijatan 100-120x/ mencengkeram
April_Surabaya 21

menit
KOMPRESI DADA
Components of high-quality
CPR
• Ensuring chest compressions of adequate rate
• Ensuring chest compressions of adequate depth
• Allowing full chest recoil between compressions
• Minimizing interruptions in chest
compressions and
• Avoiding excessive ventilation
AHA 2015_AP Surabaya

Protokol ini juga berlaku untuk CPR-


Covid19 22
Golden time is
5 minutes
for the highest
success rate
to restore heartbeat
or ROSC
(Recovery of
Spontaneous
Circulation)

All who play a role (rescue team, Code Blue team)


must use level-III APD (highest level PPE).
21
Level-III PPE
(Personel
Protective Equipment),
highest-level PPE

Health workers,
who work in the Isolation
Room for covid-19 patients
with level-III APD work in
severe and stressful
conditions.
Especially if the patient
experiences cardiac arrest.
28
Protokol ini berlaku juga Call for
Cardiac
untuk pasien help Code
Covid19 Arrest| Blue
belum PIJAT JANTUNG
intubasi
SAJA BL
S
sudah intubasi pijat jantung 100-120 x pm
Pijat & tiup
tidak usah sinkron nafas 10 x pm
|
segera ECG
siap DC-shock
shockable unshockable
| AL
VF/VT
Asystole / PEA S
(non-VF / VT)

DC shock CPR terus


a single shock 2 menit 29
VT / Ventricular Tachycardia
|

carotis (+) carotis


(-)
buruk baik
check hemodinamik

Amiodaron 300 mg a single shock


Kardioversi bolus
50 – 100 – 150 atau 360 Joules
Joule Lidocain CPR 30:2 2 menit
ekskalasi 1 mg/kg iv cepat Managemen VT/ VF
13
LMA/SUPRAGLOTTIC
AIRWAY DEVICE
Fine If there is a doubt about whether
the rhythm is asystole or fine-VF
VF do NOT attempt defibrilation,
continuous chest compression and
ventilation

chest compression + adrenalin


Fine Ventriculer Fibrilation
NO DC
chest compression + adrenalin
Asystole
NO DC

Coarse Ventriculer Fibrilation DC 14


Titik Tumpu Pijat Jantung, diantara ke-2 ujung scapula

PRONE
CPR
(Reverse
_CPR)
Posisi Elektrode DC-Shock 34
PRONE
CPR
(Reverse
_CPR)
algorythm

YES NO 35
HENTI JANTUNG PADA
KEHAMILAN
• Mulai RJP dengan kompresi dada, secara simultan mengevaluasi
dan tata laksana jalan napas (airway), sistem pernapasan
(breathing)

• Tempatkan pasien pada pada posisi lateral kiri

• Ventilasi pasien dengan oksigen 100%

• Buat akses IV dan berikan cairan

• Segera pikirkan kemungkinan penyebab henti jantung


untuk memudahkan tujuan pengobatan.
Circulatio
n
• Posisi kompresi dada pada ibu hamil lebih tinggi
dibandingkan pada pasien yang tidak hamil, sedikit
di atas bagian tengah sternum

• Posisikan pasien pada alas yang keras

• Tempatkan satu telapak tangan di tengah dada.


Tempatkan sisi lain di atas. Jari-jari dikunci,
kemudian lakukan kompresi dada dengan
kecepatan 100-120 kali/menit, kedalaman 5 cm
Posisi miring lateral kiri

• Tempatkan pasien pada permukaan yang keras

• Pasien di miringkan ke kiri 15°-30° atau

• Dorong uterus ke samping kiri.

(Posisi miring kiri dapat dicapai secara manual atau dengan


selimut digulung di bawah pinggul dan daerah
lumbar)
Hipotensi
supine
akibat
Kompresi
Vena Kava
Teknik mendorong uterus ke kiri secara
manual dengan 1 atau 2 tangan
Teknik mendorong uterus ke kiri secara manual
dengan 1 tangan saat melakukan CPR
• Teknik CPR pada ibu hamil
dengan posisi left uterine
displacement
Teknik miring lateral kiri/ Left Uterine Displacement

Cardiff
Wedge
Teknik miring lateral kiri/ Left Uterine Displacement

Posisi LUD dengan menggunakan sandaran kursi yang


dibalik untuk membentuk “wedge” / sudut segitiga
Airway dan Breathing

• Lakukan penekanan pada krikoid saat ventilasi


dan intubasi karena resiko regurgitasi.

• Mulai dengan dua napas bantuan dalam 1


detik. Ventilasi dengan bag-valve mask 10 x/
menit
A simplified airway algorithm for airway control during maternal cardiac arrest

The Society for Obstetric Anesthesia and Perinatology Consensus Statement on the Management of Cardiac
Arrest in Pregnancy; Anesthesia&Analgesia118(5):1003-1016, May 2014.
RESUSITASI JANTUNG PADA
PEDIATRIK
RESUSITASI JANTUNG PADA
PEDIATRIK

2-Thumb–encircling hands compressions.

2-Finger compressions.
RESUSITASI JANTUNG PADA
PEDIATRIK

Kompresi dada pada anak dgn satu Kompresi dada pada anak dgn dua
tangan tangan
RESUSITASI JANTUNG PADA
PEDIATRIK
Perubahan Pada Laju Napas Bantuan
:
Baru : (PBLS) Untuk bayi dan anak-anak dengan denyut nadi, namun upaya bernapas
tidak ditemukan atau tidak memadai, pemberian 1 napas setiap 2 sampai 3 detik
30 napas/ menit) dapat
(20-
dilakukan.
Lama : PBLS) Jika ada denyut nadi yang teraba 60/menit atau lebih, tetapi tanpa
pernapasan yang memadai, berikan napas penyelamatan dengan laju sekitar 12
20 napas/menit (1 napas setiap 3-5 detik) sampai pernapasan spontan
hingga
muncul.
Baru : (PALS) Saat melakukan CPR pada bayi dan anak-anak dengan advanced airway/
intubasi, rentang laju pernapasan 1 napas setiap 2 hingga 3 detik (20-30
dipilih, berdasarkan usia dan kondisi klinis. Laju yang melebihi rekomendasi ini
napas/menit)
dapat membahayakan hemodinamik.

Lama: (PALS) Jika bayi atau anak diintubasi, berikan ventilasi dengan laju
sekitar 1 napas setiap 6 detik (10 napas/menit) tanpa mengganggu kompresi
dada.
RESUSITASI JANTUNG
PADA PEDIATRIK
Penekanan pada Pemberian Epinefrin
Dini
Baru : Untuk pasien anak-anak dalam keadaan apa pun, dosis awal
epinefrin perlu diberikan dalam 5 menit sejak dimulainya kompresi dada.

Lama: Epinefrin perlu diberikan pada kasus henti jantung pada


anak.

Pemantauan Tekanan Darah Invasif untuk Menilai Kualitas CPR


Baru : Untuk pasien dengan pemantauan tekanan darah arteri invasif
berkelanjutan pada saat henti jantung, penyedia layanan kesehatan
perlu menggunakan tekanan darah diastolik untuk menilai kualitas
CPR.
Lama : Untuk pasien dengan pemantauan hemodinamik invasif pada
saat henti jantung, penyelamat mungkin menggunakan tekanan darah
untuk memandu kualitas CPR.
Teknik pembebasan jalan nafas
Tersedak (chocking) pada ibu hamil

Chest thrust pada wanita


hamil
KESIMPULAN:
CPR pada pasien dengan penyakit curiga Infeksi
COVID-19 atau kasus terkonfirmasi COVID-19
Perdatin, I. (2020). Buku Pedoman Penanganan Pasien Kritis COVID-19, (April), 88.
Retrieved from https://covid19.idionline.org/panduan/perdatin/
1. CPR segera dilakukan pada pasien yang unresponsive and
not breathing normally (tidak sadar dan tidak nafas atau
tidak sadar nafas gasping)
2. Tidak perlu look,listen and feel untuk check nafas
3. Tim Code Blue (Tim resusitasi) harus menggunakan
APD Level-III sebelum memasuki ruang tindakan
4. Pada kondisi tidak ada APD level-III, tim resusitasi dapat
menunda tatalaksana CPR pada pasien dengan COVID-19
5. CPR dilakukan hanya dengan Hand only CPR atau
Compression only CPR (hanya pijat jantung) 36
..........CPR pada pasien dengan penyakit curiga Infeksi COVID-19
atau kasus terkonfirmasi COVID-19

6.Pada pemasangan intubasi atau Supra Glotic Airway harus


menghanetikan pijat jantung.
7. Bantuan nafas (bagging) hanya dilakukan setelah intubasi
atau pemasangan nafas alat bantu airway dan bagging
harus dilengkapi dg filter HME.
8.Identifikasi dan melakukan upaya penanganan terhadap
semua penyebab henti jantung yang bersifat reversibel
sebelum memutuskan untuk menghentikan CPR
9. CPR dengan posisi prone sbg salah satu alternatif, buy
time.
10.CPR tidak disarankan pada pasien dengan kecurigaan
COVID-19 atau kasus terkonfirmasi COVID-19 dengan
hipoksemia berat yang refrakter (saturasi oksigen <80% pada
fraksi oksigen 100% dan PEEP≥ 15 ) 66
67

You might also like