Professional Documents
Culture Documents
Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit
Heri Supriatman
SMAN 16 Garut
2
Heri Supriatman
SMAN 16 Garut
3
KOMPETENSI DASAR
3.6 Menganalisis perkembangan kehidupan
masyarakat, pemerintahan, dan budaya pada masa
kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia serta
menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku
pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
Heri Supriatman
SMAN 16 Garut
4
KERAJAAN MAJAPAHIT
Heri Supriatman
SMAN 16 Garut
KERAJAAN MAJAPAHIT 5
SUMBER-SUMBER
KERAJAAN MAJAPAHIT
Heri Supriatman
SMAN 16 Garut
KERAJAAN MAJAPAHIT 7
SUMBER MAJAPAHIT :
Kitab Sastra
1. Pararaton
Pararaton (bahasa Jawa: "Para Penguasa")
adalah sebuah kitab naskah Sastra Jawa
Pertengahan yang digubah dalam bahasa Jawa
Kawi. Naskah ini cukup singkat, berupa 32
halaman seukuran folio yang terdiri dari 1126
baris. Isinya adalah sejarah raja-raja Singhasari
dan Majapahit di Jawa Timur. Kitab ini juga
dikenal dengan nama "Pustaka Raja", yang
dalam bahasa Sanskerta juga berarti "kitab raja-
raja". Tidak terdapat catatan yang menunjukkan Kitab Pararaton
siapa penulis Pararaton.
KERAJAAN MAJAPAHIT 8
SUMBER MAJAPAHIT :
Kitab Sastra
2. Negarakertagama
Kakawin Nagarakretagama (Nāgarakṛtâgama) (aksara Jawa:
ꦏꦏꦮꦶꦤ꧀ꦤꦴꦒꦫꦏꦽꦠꦴꦒꦩ), karya Empu Prapañca
Kakawin ini menguraikan keadaan di keraton Majapahit
dalam masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk, raja
agung di tanah Jawa dan juga Nusantara. Ia bertakhta dari
tahun 1350 sampai 1389 Masehi, pada masa puncak
kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan terbesar yang
pernah ada di Nusantara. Dalam negara negrakertagama
juga diceritakan pula tentang silsilah raja kerajaan Negarakertagama
MAJAPAHIT
KERAJAAN MAJAPAHIT 9
SUMBER MAJAPAHIT :
Kitab Sastra
3. Sutasoma
Kakawin Sutasoma adalah sebuah kakawin dalam bahasa
Jawa Kuno. Kakawin ini termasyhur, sebab setengah bait
dari kakawin ini menjadi motto nasional Indonesia: Bhinneka
Tunggal Ika (Bab 139.5).
Motto atau semboyan Indonesia tidaklah tanpa sebab
diambil dari kitab kakawin ini. Kakawin ini mengenai sebuah
cerita epis dengan pangeran Sutasoma sebagai
protagonisnya. Amanat kitab ini mengajarkan toleransi
antar agama, terutama antar agama Hindu-Siwa dan Buddha
. Kakawin ini digubah oleh Empu Tantular pada abad ke-14.
KERAJAAN MAJAPAHIT 10
SUMBER MAJAPAHIT :
Kitab Sastra
4. Sundayana
Kidung Sunda adalah sebuah karya sastra dalam bahasa
Jawa Pertengahan berbentuk tembang (syair) dan
naskahnya ditemukan di Bali. Dalam kidung ini dikisahkan
prabu Hayam Wuruk dari Majapahit yang ingin mencari
seorang permaisuri, kemudian dia menginginkan putri
Sunda yang dalam cerita ini tidak disebutkan namanya.
Namun patih Gajah Mada tidak suka karena orang Sunda
dianggapnya harus tunduk kepada orang Majapahit.
Kemudian terjadi pertempuran yang tidak seimbang antara
rombongan pengantin Sunda dengan prajurit Majapahit di
pelabuhan tempat berlabuhnya rombongan Sunda. Dalam
pertempuran yang tidak seimbang ini rombongan Kerajaan
Kidung Sundayana
Sunda dibantai dan putri Sunda yang merasa pilu akhirnya
bunuh diri.
KERAJAAN MAJAPAHIT 11
SUMBER MAJAPAHIT :
Catatan Perjalanan Antonio Pegafetta
Antonio Pigafetta (1491 - 1534) adalah seorang ilmuwan dan penjelajah Venesia
yang lahir di Vicenza, Italia. Ia melakukan perjalanan bersama penjelajah Portugis
Ferdinand Magellan dan awaknya pada perjalanan mereka ke Hindia. Selama
ekspedisi, ia menjadi asisten Magellan yang berdisiplin dan terus membuat jurnal
yang akurat, yang kemudian berguna baginya dalam menerjemahkan
Bahasa Cebuano, yaitu salah satu dari bahasa-bahasa di Filipina. Catatannya
adalah dokumen tercatat pertama yang dibuat mengenai bahasa tersebut.
Dari sekitar 240 orang yang berangkat dengan Magellan pada tahun 1519,
Pigafetta adalah salah satu dari hanya 18 orang yang berhasil kembali ke Spanyol
pada tahun 1522 setelah menyelesaikan perjalanan pertama mengelilingi dunia di
bawah pimpinan Kapten Juan Sebastián Elcano, yaitu setelah kematian Magellan.
Jurnal Pigafetta adalah sumber untuk banyak hal yang sekarang kita ketahui
mengenai pelayaran Magellan dan Elcano.
KERAJAAN MAJAPAHIT 12
SUMBER MAJAPAHIT :
Prasasti
1. Prasasti Kudadu
Prasasti Kudadu adalah bukti adanya
proses transisi yang dilakukan kerajaan
MAJAPAHIT sampai ke pembentukan dari
kerajaan Majapahit, situasi konflik dan
kerangka hubungan antara kehidupan
masyarakat desa dan otoritas kerajaan.
Prasasti Kudadu
KERAJAAN MAJAPAHIT 13
SUMBER MAJAPAHIT :
Prasasti
2. Prasasti Sukamerta
Prasasti Sukamerta juga disebut Prasasti Raden Wijaya. Prasasti ini
ditemukan di Gunung Penanggungan, Jawa Timur. Prasasti ini
dikeluarkan oleh Raden Wijaya selama ia menjadi raja dengan ketentuan
1218 C / 1296 M.
Prasasti Sukamerta berbicara tentang Raden Wijaya yang menikahi
empat putri Raja Kertanegara untuk menjadi istri. Keempat gadis ini
adalah Sri Paduka Parameswari Dyah, Sri Tribhuwaneswari, Mahadewi
Dyah Dewi Narendraduhita, Jayendradewi Dyah Dewi Prajnaparamita
dan Rajapadni Dyah Dewi Gayatri.
Prasasti Sukamerta
Selain menceritakan pernikahan dengan empat putri Kertanegara,
Prasasti Sukamerta juga berbicara tentang putranya, Jayanegara, yang
berhasil menjadi raja di Daha ketika ia masih relatif muda.
KERAJAAN MAJAPAHIT 14
SUMBER MAJAPAHIT :
Prasasti
3. Prasasti Prapancasarapura
Prasasti Prapancasapura adalah prasasti dari
kerajaan Majapahit yang ditemukan di wilayah
Jinawa. Prasasti ini bertuliskan nomor 1320 M dan
diterbitkan oleh Tribhuwanatunggadewi. Prasasti
ini menceritakan Hayam Wuruk sebelum diangkat
menjadi raja, ia sebelumnya bernama Kummaraja
Jiwana.
Prasasti Prapancasarapura
KERAJAAN MAJAPAHIT 15
SUMBER MAJAPAHIT :
Prasasti
4. Prasasti Canggu
Prasasti Canggu menceritakan tentang peraturan yang menjadi
lokasi perlintasan di sekitar sungai Solo dan Brantas.
Prasasti Canggu adalah peninggalan kerajaan Majapahit, juga
disebut prasasti Trowulan I. Prasasti ini diterbitkan oleh Raja
Hayam Wuruk. Ketika prasasti ini pertama kali ditemukan,
jumlahnya terdiri dari 5 keping tembaga, tetapi hanya satu yang
tersisa. Tahun yang ditulis pada entri ini adalah 1358 M.
Isi prasasti Canggu menceritakan tentang peraturan yang telah
menjadi tempat perempatan di sekitar Sungai Solo dan Sungai Prasasti Canggu
Brantas, yang saat ini menjadi tempat perempatan untuk orang,
ternak, peralatan transportasi, dll.
KERAJAAN MAJAPAHIT 16
SUMBER MAJAPAHIT :
Prasasti
5. Prasasti Biluluk
Warisan berikutnya dari kerajaan Majapahit adalah prasasti
Biluluk. Prasasti ini memiliki tiga jenis, yaitu Biluluk I (1366 M),
Biluluk II (1393 M) dan Biluluk III (1395 M) yang semuanya
memiliki keluaran angka tahun yang berbeda. Seperti namanya,
prasasti ini ditemukan di Kabupaten Bluluk, Kabupaten Lamongan,
Jawa Timur.
Isi prasasti Biluluk I dalam prasasti Biluluk III adalah sama, yang
berisi hak dan kekuasaan yang diberikan kepada desa Bluluk dan
Tanggulan. Selain itu, prastiasti ini juga berbicara tentang produksi
dan produksi garam di wilayah pesisir dan sumber air garam. Ini
juga menjelaskan tentang sistem pajak, sehingga perlu aturan dan Prasasti Biluluk
standar yang ketat.
17
SILSILAH RAJA
KERAJAAN MAJAPAHIT
Heri Supriatman
SMAN 16 Garut
KERAJAAN MAJAPAHIT 18
Heri Supriatman
SMAN 16 Garut
KERAJAAN MAJAPAHIT 23
KEHIDUPAN AGAMA :
Agama yang dianut adalah agama HINDU dan BUDDHA
24
AKHIR
KERAJAAN MAJAPAHIT
Heri Supriatman
SMAN 16 Garut
KERAJAAN MAJAPAHIT 25
AKHIR KERAJAAN
Meninggalnya Hayam Wuruk dan Gajah Mada (Tidak adanya kaderisasi yang baik)
Kedua tokoh itu selalu disebut sebagai dua peran penting dalam kuatnya kerajaan Majapahit di Nusantara.
Sepeninggal kedunya, Majapahit memang mulai meredup.
Perang Paregreg
Perang saudara (Perang Paregreg) melemahkan kekuatan Majapahit. Perang ini menimbulkan kekacauan bagi
rakyat, melemahkan kekuatan secara global dan tidak ada persatuan. Perang yang dinamai dengan nama Perang
Paregreg ini menjadi faktor utama penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit. Perang ini terjadi antara tahun 1405 -
1406 dan dimenangkan oleh Pangeran Wikramawardhana. Walaupun memperoleh kemenangan, namun
Wikramandara tidak sanggup mempertahankan kendali atas kerajaan Majapahit dan membangun kepercayaan
daerah-daerah kekuasaannya.
Daerah-daerah kekuasaan Majapahit mulai melepaskan diri karena pemerintahan pusat Kerajaan Majapahit
Iemah dan kacau.
Masuk dan berkembangnya agama Islam.