Professional Documents
Culture Documents
Kepelautan STCW
Kepelautan STCW
Minimum Age
1) Children under 14 years old may not be
employed on board ships.exept
a) The eplyment is approved by a competent
education authority.
b) With due respect of sanitation conditions
c) The benefit for the concerned child.
PERATURAN PEMERINTAH
NO.7 TAHUN 2000 TETANG
KEPELAUTAN
• Definisi:
1. Kepelautan adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan
pengawakan ,pendidikan,persetifikata
n,kewenangan serta hak dan
kewajiban pelaut.
2. Awak kapal adalah orang yang
bekerja atau dipekerjakan di atas
kapal oleh pemilik kapal atau operator
kapal untuk melekukan tugas di atas
kapal sesuai dengan jabatannya
yaqng tercantum dalam buku sijil.
3. Pelaut adalah setiap orang yang
mempunyai kualifikasi keahlian atau
ketrampilan sebagai awak kapal.
4. Perjanjian Kerja Laut adalah
perjanjian kerja perorangan yang
ditanda tangani oleh pelaut Indonesia
denagn pengusaha angkutan di
perairan.
PENGAWAKAN KAPAL NIAGA
DAN KEWENANGAN JABATAN
1. Setiap Awak Kapal harus memliki
sertifikat kepelautan yang terdiri dari :
Sertifikat keahlian pelaut.
Sertifikat ketrampilan pelaut.
2. Sertifikat Keahlian Pelaut terdiri dari :
Sertifikat Keahlian Nautika
Sertifikat Keahlian Tehnika
Sertifikat Keahlian Radio Elektronika
3. Sertifikat Ketrampilan Pelaut terdiri
dari :
Sertifikat Ketrampilan Dasar Pelaut
Sertifikat Ketrampilan Khusus
4. Sertuifikat ketrampilan dasar disebut :
Sertifikat Ketrampilan Dasar
Keselamatan (Basic Safety Training).
• Sertifikat Ketrampilan Khusus
terdiri dari :
• 1. Sertifikst Keselamatan Kapal Tanki.
• 2. Sertifikan Keselamatan Kapal
Penumpang Roro
• 3. Sertifikat Ketrampilan Penggunaan
Pesawat Luput Maut dan Sekoci
Penyelamat
• 4. Sertifikat Ketrampilan Sekoci
Penyelamat Cepat.
• 5. Sertifikat Ketrampilan Pertolongan
Pertama.
• 6. Sertifikat Ketrampilan Perawatan
Medis di atas Kapal
• 7. Sertifikat Radar Simulator
• 8. Sertifikat ARPA Simolator.
• Sertifikat Keahlian Pelaut Nautika
terdiri dari :
Sertifikat ANT I, ANT II, ANTIII,
ANT IV, ANT V dan ANT Dasar.
Sertifika Keahlian Pelaut Tehnika
terdiri dari :
Serti fikat ATT I, ATT II, ATT III,
ATT IV, ATT V dan ATT Dasar.
Sertifikat Keahlian Pelaut Radio
Elektronika tardiri dari :
Sertifikat Radio Elektronika Klas I,
Sertifikat Radio Elektronika Klas II,
Sertifikat Operator Umum Sertifikat
Operator Terbatas
Pendidikan,Pengujian, dan Sertifikasi
Kepelautan Kapal Niaga.
• Pendidikan Kepelautan dapat diselenggarakan
oleh Pemrintah atau unit Pendidikan Keopelautan
yang dikelola oleh Masyarakat yang mendapat izin
dari Menteri DIKNAS sesudah mendapat
rekomendasi dari MENHUB.
• Kurikulum pendodikan kepelautan disusun dengan
memperhatikan:
• 1. Aspek Keselamata Pelayaran;
• 2. Tingkat kemampuan dan kecakapan pelaut
sesuai standar kompetensi yang ditetapkan.
• 3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dab Teknologi
serta Manajemen di bidang Pelayaran.
• Pendidikan dilaksanakan melalui jalur seklah yang
terdiri dari :
• a. Pendidikan Profesional Kepelautan
• b. Pendidikan teknis fungsional kepelautan.
• Jenjang pendidikan profesional keperlautan terdiri
dari ;
• A. Pendidikan Pelaut Tingkat Dasar
• B Pendidikan Pelaut Tingkat Menengah
• CPendidikan Pelaut tingkat tinggi.
• Pendidikan fungsional kepelautan terdiri dari:
• A. DIKLAT teknis profesi kepelautan
• B. DIKLAT teknis ketrampilan pelaut.
PENGUJIAN
• Ujian untuk mendapatkan sertifikat
keahlian pelaut dilaksanakan oleh
Dewan Penguji yang mandiri.
• Yang dimaksud denagan mandiri
adalah pelaksana ujian tidak
terlibat sebagai pengajar.
• Bagi peserta yang telah lulus ujian
keahlian pelaut diberikan sertifikat
keahlian pelaut.
• Bagi peserta yang telah mengikuti
pendidikan ketrampilan pelaut
diberikan sertifikat ketrampilan
pelaut.
PERLINDUNGAN KERJA PELAUT
• AS A
GLOBAL MINIMUM
PROFFESIONAL
STANDARDS FOR SEA
FARERS.
LATAR BELAKANG
• Sejak awal IMO(d/h IMCO)berupaya
meningkatkan keselamatan kapal dan
perlengkapannya serta menaikkan standard
pelaut.Salah satu Resolusi C onfrensi
SOLAS1960 menghimbau Pemerintah agar
Diklat Pelaut selalu Up to Date.
• Governing Body (ILO) dan MSC (IMO)
membentuk Joint Commite on Training.
• Joint Committee 1964 menyiapkan Documemt of
Guidance yang memberi pedoman untuk Diklat
Nakhoda, dan Perwira dan Ratings. Documen ini
diperbaiki pada 1975,1977, dan 1985’
• Sidang IMO 1971 memutuskan untuk
mengadakan konfrensi mengenai STCW yang
dihadiri oleh 72 Negara.
• Tahun 1978 diadakan Conforensi STCW yang
menghasilkan STCW 1978
• Konfrensi menetapkan standar minimum bagi
pelaut yang sebelumnya ditetapkan masing-
masing Negara.
• Dalam perjalanannya tujuan STCW untuk
meningkatkan standar kecakapan para pelaut
secara global nampaknya tidak tercapai.
FOUR MAJOR CONCERNS
ABOUT
STCW 1978
1. Sea farers knowledge.
This was left to be determined *to the
satisfaction of the Administration*
2.Reliablility of certification
Because the provisions of the
convention were open to different
interpretation they have failed to
establish on uniform level of
competence internationally.
3. Out of Date
The Convention was written before
the present changes to the traditional
organisation of work on board ships
4. Problems
Due to the increasing use of multi
National crews with no common
language of training.
IMPLEMENTATION DATES
• 7 July 1978 STCW 1978 was signed.
• 28 April 1983 Ratified
• 28 April 1984 enter into force
• May 1991 minor revision on ChapterI,II,
IV and VI
• May 1994 minor revision on Chapter V
• 7 July 1995 Amendment 1995 was
signed.
• 1 February 1997 Enter into force.
• 1 Agustus 1998 New entrants
commencing training will be required to
do so
• Government will have to submit
documentary evidence to IMO
• 1 February 2002 All other transitional
measures will end.
• TONNAGE TRESHOLDS.
• GT 500 instead of the current 200 GRT
• GT 3000 instead of the current 1600 GRT
• The tershold of 750 Kw and 3000 kw
main propulsion machinery power will
remain unchanged.
THE AIMS OF REVISION
1. To transfer the technical
details to a code.
2. To clarify “skills and
competence” and take
account of modern training
methode.
3. To require Administrstion
to maintain direct control
over and to endorse the
qualifications of the crews
on their ships.
4. To make administration
accountable to each other
5. To have the amendments in
force as fast as possible.
Definitions
• Levels of Responsibility
• 1. Management level
• 2. Operational level
• 3. Supporting level
Regulation I/2
Certificares and endorsment
Engine Departement .
• Regulation III/1 Persyaratan minimum
untuk Enginer on Watch dikapal
dengan mesin 750 kW atau lebih.
• a)berumur tidak kurang dari 18 tahun
• b)telah menyelesaikan seagoing
servive di bagian mesin selama 6
bulan.
• c)telah lulus pendidikan sesuai standar
yang ditentukan
• Regulation III/2Persyaratan minimum
untuk kandidat C/E dan 2/E dikapal
3000 kW atau lebih.
• Regulation III/3 persyratan minimum
untuk C/E dan 2/E kapal 750 sampai
3000 kW
• Regulation III/4 Persyaratan minimum
untuk Engine Ratings.
CHAPTER IV
Radiocommunicatio and
radio personnel
CHAPTER VIII
Watch keeping
Regulation VIII/1 fitness for duty
All seafarers assigned duty as duty
officer or as rating forming part of a
watch shall be provided a minimum of
10 hours rest in 24 hours.The hours of
rest may be dvided into no more than
two periods one of which at least 6
hours.
Regulation VIII/2 Watch keeping
arrangements and principles tobe
0bserved.
The master of every ship to ensure that
watchkeeping arrangements are
adequate for mantaining a safe watch
or watches.
SEAFARARS CERTIFICATION
STCW 1995 Certtificates ofProficiency Appl. to
• Definition:
Sea farer means any person who is
employed or is engaged or works in any
capacity on board a vessel,other than a
ship of war,ordinarily engaged in maritime
navigation.
Penerbitan SID
1.Setiap Negara yang telah mengakui
konvensi ini harus menerbitkan kepada
setiap Pelaut berkebangsaannya yang
mengajukan permohonan sebuah
2.Seafarer identity Docoment yang
memenuhi persyaratan sesuai konvensi
ini.
3.Penerbitan SID boleh sesuai dengan
persyaratan yang diatur olrh undang-
undang dan peraturan untuk menerbitkan
dokumen perjalanan.
4.Setiap Negara harus menjamin bahwa
SID diterbitkan tanpa keterlambatan dan
Pelaut boleh mengajukan appeal dalam
hal permohonannya ditolak.
ISI DAN BENTUK SID
• SID harus didisain dalam bentuk yang sederhana
dibuat dari bahan yang tahan lama dengan
pertimbangan khusus dengan kondisi dilaut dan
dapat dibaca dengan mesin.
• Material yang digunakan harus:
Mencegah pemalsuan terhadap dokumen dan
memungkinka mudah diketahui kalau adan
perubahan.
Secara umum mudah diakses ke pemerintah yang
mengeluarkan untuk tujuan mengecek
kebenarannya.
• SID tidak boleh lebih besar dari pasport yang
normal.
• SID harus berisi Nama Pejabat yang menerbitkan
yang dapat dihubungi denan cepat,tanggal dan
tempat penerbitan dan diikut statemen yang
berikut:
a)This document is a seafarers’ idntity
document for the purpose of the Seafarers’
Identity Documents Convention (Revised),2003,of
the International Labour Organization,and
b)This document is a stand alone document and
not a passport.
• Masa berlaku SID ditentukan sesuai dengan
undang-undang dan peraturan dari Negara yang
menerbitkan dan tidak boleh lebih dari 10 tahun
yang harus diperbarui pada 5 tahun pertama
• Mempunyai pengaman yang terdiri dari:
Watermarks,utraviolet security features,special
inks,special colour design,perforated
images,holograms,laser engraving,micro-
printing snd heat-sealed lamination.
• Data yang dimasukkan:
I. Pejabat yang menerbitkan
II.Telephone numbers,email dan web site dari
pejabat tsb.
III.Tanggal dan tempat pengeluaran.
---Foto digital atau original---
a) Nama lengkap pemegang
b) Sex
c) Tangal dan tempat lahir.
d)Nationality
e) Tanda fisik khusus pemegang yang dapat
membantu pengenalan
f) Tanda tangan
g) Date of expire
h) Type or designation of document
i) Unic document number
j) Personal identification number(optional)
k)Biometric template berdasarkan sidik jari
sebagai bebentuk kode-kode angka sesuai
standar
l) Zona dari mesin pembaca sesuai specifikasi
ICAO.
IV . Official seal atau stempel dari Peajabat yang
mengeluarkan.
National electronic data base
1. Setiap Negara harus menjamin bahwa record
dari setiap SID yang diterbitkan,ditangguhkan
tau ditarik disimpan dalam suatu database
electronic.Suatu tindakan khusus harus diambil
untuk mengamankan database dari gangguan
atau diakses oleh ayng tidak berwenang.
2. Informasi yang disimpan terbatas mengenai
data-data untuk memeriksa SID atau status dari
serang pelaut yang merupakan data pribadi dari
pelaut.
3. Setiap Negara harus menetapkan prosedur
yang memungkinkan setiap yang mempunyai
SID untuk mengecek keabsahan data yang
disimpan dalam database.
4. Setiap Negara harus menetapkan suatu alamat
yang bisa menjawab pertanyaan dari fihak
Imigrasi atau pejabat dari Negara lain yang telah
menjadi anggota Konvensi sehubungan dengan
autentik dan keabsahan SID yang mereka
terbitkan
5. Data yang disimpan dalam database harus
tersedia setiap saat apabila diminta oleh
Imigrasi baik secara mesin atau melalui
pertanyaan ke elamat yang telah ditentukan.
6. Untu kepentingan pengamanan pembatasan
harus ditetapkan sehingga tidak ada data atau
fgoto yang bisa dirubah
7. Setiap Negara harus menjamin bahwa data
dalam database tidak digunakan selaindari utuk
menguji keabsahan SID.
QUALITY CONTROL DAN EVALUASI
• Persyaratan minimum sehubungan dengan
proses prosedur untu penerbitan SID:
Bagian A Prosrddur yang harus diiklut oleh
setiap Negara dam menerbitka SID.
1.Pembuatan dan penyerahan SID.:
a)Semua blanko harus seragam dan sesuai
spesifikasi yang telah ditentukan.
b)Material yang digunakan harus diproteksi dan
dikontrol
c)Blanko SID diproteksi,dikontrol,diidentifikasi
dan diikuti selama pembuatan dan
pengangkutan
d)Pengangkutan blanko dari pembuat ke
Pelabat yang mengeluarkan harus selalu
aman.
2.Pengawasan,penyerahan dan penghitungan
blanko dan SIDyang telah komplit:
a)Pengawasan dan penyerahan blanko
ataupun SID diawasi oleh pejabat yang
menerbitkan.
b)Blanko,SID yangbtelah jadi atau yang
batal,termasuk yang digunakan untuk contoh
harus selalu dproteksi,dikontrol,ditandai dan
diikuti.
c)Personil yang terlibat dalam proses harus
benar-benar dapat dipercaya,jujur dan loyal
serta telah mengikuti training untuk tugasnya.
d)Harus diciptakan divisi yang bertanggung
jawab untuk mencegah dikeluarkannya DID
yang tidak sesuai prosedur.
• 3.Proses Permohonan,penundaan,atau
pencabutan SID
Proses dan prosedur untuk
pengeluara,pembaruan harus dibuat seseuai
prtunjuk yang diyentukan oleh Konvensi:
a)Permohonan disertai informasi yang lengkap
sesuai Annex I.
b)Bukti dari tanda pengenal dari pemohon
harus sesuai dengan aturan Negara.
c)Bukti kewarga Negaraan.
d)Bukti bahwa pemohon adalah seorang Pelaut.
e)Jaminan bahwa seorang Pelaut tidak
memegang lebih dari satu SID
d)Pemeriksaan bahwa pemohon tidak
merupakan ancaman terhadap keamanan.
4.Pengamanan terhadap database
Proses dan prosesdur harus dibuat untuk
pengamanan pengoperasian.pemeliharaan dar
database.
5.Quality control prosedur dan pengawasa
berkala harus di disain termasuk proses
monitoring un tuk mejamin performance
standar yang telah ditentukan.
Bagian B.Recomended procedure practices.
Konvensi telah memberikan rekomendasi
bagaimana prosedur dan proses yang dapat
ditempuh dalam pengamanan terhadap
penerbitan SID.
Facilitatation of shore leave and transit
and transfer of Seafarers
• Setiap Pelaut yang memegang SID yang
dikeluarkan berdasarkan Konvensi ini akan
diakui sebagai Pelaut kecuali bukti nyata
(clear ground) untuk meragukan keabsahan
SIDnya
• Pemeriksaan atau penyelidikan dan formalitas
yang diperlukan terhadap pemegang SID tidak
membebankan biaya kepada Pelaut
Shore leave
Pemerikasaan termasuk pertanyaan dan
formalitas harus dilaksanakan sependek
mungkin
dengan cara memberikan pemberitahuan
terlebih dahulu mengenai kedatangan Pelaut.
Ijin pesiar bagi pemegang SID tidak
memerlukan Visa kecuali Negara tsb
ketentuan Imigrasi dari tsb masih menntukan
lain.
Transfer dan transit
setiaop Negara harus mengijinkan pelaut yang
memegang SID dan pasport memasuki
teritorialnya untuk krperluan naik kekapal atau
transfer kekapal lain,melewati Negaranya
untuk naik kapal diNegara lain
CONTINOUS POSSESION AND
WITHDRAWAL
• SID harus selalu bearada pada Pelaut kecuali
apabila disimpan oleh Nakhoda supaya
aman,dengan persetujuan dari Pealut.
• SID harus ditarik oleh Pejabat yang mengeluarkan
jika pemegangnya tidak memenuhi persyaratan
sesuai Konvensi ini.
FINALVISIONS
• This convention shall come into force six months
after the date on which the ratifications of two
Members have been registererd with the Director
General.
• There after,this Convention shall come into force
for any Member six months after the date on
which its ratification has been registered.
• The Convention was ratified by 3 countries.
Country Ratification Status
Date
France 27.04.2004 Ratified
Jordan 09.08.2004 Ratified
Nigeria 19.08.2004 Ratified