Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

Refleksi Kasus

Lilia Nur Rahmawati Suprapto-16711066


STASE IK.THT-KL
RS UII
Identitas Pasien
• Nama : Ny. D
• Jenis kelamin : Perempuan
• Umur : 57 tahun
• Alamat : Murtigading, Sanden, Bantul
• No. RM : 532***
• Agama : Islam
• Diagnosis : Fraktur Temporalis Dekstra + AD Hemotimpanum +
Paresis Nervus VII, house brackman derajat 5
Resume Kasus yang Diambil
Pasien datang ke IGD pada tanggal 09 Agustus 2021 setelah mengalami
kecelakaan lalu lintas. Pasien didiagnosa mengalami fraktur temporalis kanan
dengan laserasi pada CAE telinga kanan. Kemudian pada tanggal 10 Agustus
2021 pasien menjalani operasi ORIF dan mendapatkan terapi untuk laserasi
pada CAE telinga kanannya. Pada tanggal 11 Agustus 2021 pasien pulang atas
permintaan sendiri karena ingin segera pulang padahal dokter belum
mengizinkan. Kemudian tanggal 16 Agustus 2021 pasien kontrol ke Poli THT
dengan keluhan wajah perot yang dialami sejak tanggal 12 Agustus 2021,
namun keluhan telinga sudah membaik hanya saja masih terdapat gangguan
pendengaran.
Resume Kasus yang Diambil
Setelah mengetahui pasien mengalami paresis N.VII, pasien
menghadapinya dengan sabar. Pasien merasa bersyukur hanya mengalami wajah
perot namun pendengarannya masih bisa disembuhkan. Pasien tetap
menjalankan ibadahnya kepada Allah dengan rutin dan memohon untuk segera
disembuhkan.
Alasan Memilih Kasus
■ Penyakit yang jarang terjadi di poli THT RS UII.
■ Penyakit yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Etika Moral
■ Seorang dokter seringkali dihadapkan dalam penilaian moral untuk
membuat suatu keputusan klinis yang etis (Afandi, 2016).

■ Beauchamp dan Childress (2001) menguraikan mengenai empat


kaidah dasar (basic moral principle) dan beberapa rules di bawahnya
yaitu Respect of autonomy, beneficence, non maleficence, dan
justice.

Respect of Autonomy Pulang Paksa


Pulang Paksa
• Pulang atas permintaan pasien atau keluarga pasien sebelum
diputuskan boleh pulang oleh dokter.

• BAB III pasal 26 G mengenai kewajiban pasien yaitu menerima


segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana
terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau tidak
mematuhi petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan untuk
penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya; dan
Keislaman

Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan


(kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah
beserta orang-orang yang sabar.
(Q.S. Al-Baqarah : 153)
"Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang
terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan,
bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya,
melainkan akan dihapuskan dengan dosa-dosanya". (HR.
Muslim no. 2573).
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Qur’an dan Hadist
Afandi, D. (2017). Kaidah dasar Bioetika dalam Pengambilan Keputisan Klinis yang Etis. Majalah kedokteran Undalas.
Riau
Permenkes Nomor 4 Tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien
TERIMAKASIH 

You might also like