The Culture Map

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

About

❖ Erin Meyer

• A professor of Cross-Cultural Management at INSEAD (one of the leading


international business schools), Paris.
• The author has an extensive experience as a cultural trainer and she shares
interesting and educational events from her many years working with
different people from all over the world. The focus is on European countries
(UK, France, Scandinavia, Russia, Germany), USA and Asia (Japan, India,
China, South Korea) and South America (Brazil, Colombia, Mexico) and
Oceania.
• Erin has taught thousands of executives from five continents to decode
cross-cultural complexities impacting their success, and to work more
effectively across these differences.
• She frequently gives keynote speeches and runs seminars for organizations
such as the World Bank, the United Nations, Google, Johnson & Johnson,
Toshiba, Twitter, Sinopec, Gerdau, KPMG, Michelin, Deutsche Bank,
Heineken, L'Oréal, ExxonMobil, Novo Nordisk, and BNP Paribas.
https://erinmeyer.com/books/the-culture-map/
Introduction
❖ Globalisasi telah menyebabkan rapid connection untuk karyawan internasional dari segala
level di perusahaan international.

Namun sebagian besar manajer memiliki sedikit pemahaman tentang bagaimana budaya lokal
memengaruhi interaksi global.

Buku ini diisi dengan cerita dan kehidupan nyata dari seluruh dunia yang memberikan pelajaran penting
tentang kerja tim global dan kolaborasi internasional, contohnya:
• Takaki (Japanese) explains to his multinational colleagues the importance of “reading the air” or
picking up on the unspoken subtext of a conversation, in Japanese communication.
• Bo Chen – who has something urgent to say – waits patiently to be called on while his American
colleagues jump in one after the other.  His opportunity never comes.
“There’s so much rhetoric today about companies going global but let’s
face it, companies don’t go global, people do. It’s people who are
negotiating contracts, leading meetings, establishing relationships.”
–Andy Molinsky, The international management expert
The Culture Map
❖ Culture merupakan hal yang penting jika kita membahas international business, jika kita
tidak mampu mengatasi masalah budaya, kita bisa kehilangan kesepakatan dałam jumlah
nominał yang besar dan market yang baru.
❖ Culture berbeda secara signifikan satu sama lain dan culture yang saling melengkapi atau
dianggap biasa saja di satu negara, mungkin tidak sopan di negara lain.
❖ Sebagian besar orang yang menjalankan bisnis secara internasional memiliki sedikit
pemahaman tentang bagaimana budaya memengaruhi pekerjaan mereka, mudah
disalahpahami, terjadi konflik yang sebenarnya tidak perlu terjadi dan kemungkinan
gagal untuk bekerja sama secara internasional.
❖ Ada eight culture scales yang dibahas dalam buku “The Culture Map”
Listening to the air: communicating across
cultures
❖ Komunikasi dalam bisnis international adalah hal yg
kompleks, ada negara yang ketika berkomunikasi
langsung ke intinya, lebih singkat, padat, dan jelas,
seperti US dan Belanda (low-context), ada juga yang
lebih membutuhkan waktu lebih lama untuk sampai ke
inti pembahasan karena membangun hubungan baik
terlebih dahulu, seperti UK, Jepang, Indonesia, etc (high-
context).
❖ Saat bekerja dengan orang-orang dari higher-context
cultures, Meyer menyarankan untuk mendengarkan
secara aktif, mendengarkan apa yang dimaksudkan,
bukan apa yang dikatakan. Dan jika Anda menemukan
“You might be considered a top flight communicator in your
diri Anda bekerja dengan orang-orang dari lower-
home culture, but what works at home may not work so well
with people from other cultures.” context cultures, Meyer merekomendasikan untuk
-Erin Meyer menjadi transparan, jelas, dan sespesifik mungkin.
The Many Faces of Polite: Evaluating Performance and Providing Negative
Feedback

❖ Direct negative feedback adalah feedback yang disampaikan kepada rekan kerja dengan cara terus
terang dan jujur, memberikan pesan negatif secara langsung, tidak perhalus oleh kata-kata positif.
Sebaliknya, indirect negative feedback dilakukan dengan cara yang lembut, halus dan diplomatis.
The Art of Persuasion in a Multicultural
World
❖ Meyer menjelaskan bahwa orang-
orang dari culture concept-first
ingin memahami the why di balik
permintaan bos mereka sebelum
mereka bertindak.
❖ Orang yang dari culture
application-first cenderung
kurang fokus pada why dan lebih
pada how.
Leadership, Hierarchy, and Power
❖ Power mengacu pada seberapa
besar kekuatan yang orang ingin
terima dari orang lain. Ini
mempengaruhi kepemimpinan,
hierarki, dan kekuasaan dalam
organisasi.

Belanda, Meksiko,
Denmark, US China,
Swedia India
Who decides?
❖ Negara seperti US lebih mementingkan
kesetaraan dalam mengemukakan
pendapat dan memberi kesempatan kepada
setiap anggota untuk berpendapat, tapi di
negara seperti Jerman, China, India,
Nigeria lebih ke top-down approach
dimana pimpinan yang mengambil
keputusan dan diterima oleh anggota.
❖ Dalam sistem ringi Jepang (proses
pengambilan keputusan), orang berbagi
ide dengan orang lain secara bertahap
untuk memastikan setiap orang memiliki
suara sebelum sampai pada keputusan
akhir.
Head or Heart? : Cognitive vs affective trust
❖ Cognitive trust adalah keyakinan pada kemampuan
seseorang: apakah seseorang mampu melakukan
pekerjaaan dinilai dari pengalamannya (previous
record). Affective trust didasarkan pada kepercayaan US India, Nigeria
terhadap seseorang dengan harapan orang tersebut
mampu mengerjakan pekerjaannya dan tidak akan
mengecewakan anda (Karena kenal, relasi, etc)
❖ Di US, orang cenderung memisahkan bentuk trust ini
karena mereka percaya bahwa bisnis adalah bisnis
dan masalah pribadi perlu dirahasiakan.
❖ Namun, di India atau Nigeria, yang memiliki tingkat
affective trust yang tinggi di lingkungan kerja mereka,
tidak ada perbedaan yang jelas antara "bisnis" dan
"pribadi".
Trust, but verify
Disagreeing Productively
France Japan
❖ Dinegara yang lebih mementingkan
cognitive trust akan lebih terbuka
dalam menyampaikan
ketidaksepakatan secara langsung
dan hal ini tidak akan mempengaruhi
relasi pribadi kedua pihak, tapi di
negara yang lebih mementingkan
affective trust, perselisihan pendapat
akan berdampak kehubungan
jangka panjang kedua pihak (lebih
menghidari perselisihan).

There’s a proper way to disagree.


Scheduling and Cross-Cultural Perceptions of
Time

❖ Negara seperti Switzerland, Jerman, dan


Jepang sangat mementingkan ketepatan
waktu.
❖ Namun di Arab Saudi, Nigeria, Kenya,
India, dan Indonesia lebih mementingkan
kemampuan beradaptasi dan waktunya
lebih flexible.
The Sociological Imagination
❖ The Sociological Imagination is a 1959 book by
American sociologist C. Wright Mills published by
Oxford University Press.
❖ Mills stated: “Neither the life of an individual nor the
history of a society can be understood without
understanding both.”
❖ The sociological imagination is making the connection
between personal challenges and larger social issues.
The Power of Intuition
❖ Published : 2003
❖ Intuition is when we use our experience, and the patterns
we have learned, to rapidly size up situations and know
how to respond without going through deliberate analysis.
Intuitions depend on the patterns we have acquired. Insight
is about gaining new pattern.
❖ Terkadang kita tahu tentang hal ini, tapi mungkin kurang
menyadari bahwa itu penting. Kita bisa melihat semua
puzzle-puzzle kecil, tapi kurang mampu untuk membuat
puzzle2 tersebut terhubung sehingga kita bisa melihat lebih
jelas dan luas situasi sebenarnya.
❖ Seeing what others don’t
Professionalism
❖ Professionalism : Combination of qualities.

❖ For instance, making a cake by following


directions and creating a beautifully
decorated cake does not mean he/she is a
skilled baker.
❖ The capability of an ordinary person is
producing a reasonably palatable outcome,
while skilled bakers could achieve the
consistency of quality.

Every expert was once a beginner.

You might also like