Professional Documents
Culture Documents
Gangguang Vaskular
Gangguang Vaskular
VASKULAR
Naila Fatiya Syafli
Nadia Wulansari
Intan Normala Putri
Pembimbing:
dr. Dian Sulastri, Sp.B
ARTERI
Penyakit Arteri Perifer
01 Klaudikasio Intermiten
1. Pain
2. Pallor
3. Pulselessness
4. Paresthesia
5. Paralysis
6. Poikilotermia (Dingin)
DIAGNOSIS
Inspeksi & Palpasi
Obat terpilih adalah heparin, sebab kerjanya cepat dan cepat dimetabolisme.
Dosis 100-200 unit/kgBB bolus, diikuti 15-30 unit/kgBB/jam, jika perlu 300 unit/kgBB bolus,
diikuti 60-70 unit/kgBB/jam dengan infus kontinu.
Pemantauan APTT 1,5-2,5 kontrol atau waktu pembekuan darah.
Jenis Tindakan Revaskularisasi
Revaskularisasi
VENA
1
Deep Vein
Thrombosis
Deep Vein Thrombosis
Kondisi dimana terbentuk trombus
pada vena terutama pada tungkai
(paling sering pada tungkai bawah)
Virchow Triads :
1. Venous stasis
2. Activation of blood coagulation
3. Vein damage
Deep Vein Thrombosis
• Peradangan dan gumpalan darah yang terjadi pada vena dalam, yang lebih
jauh dari permukaan kulit
• Terjadi adalah akibat dari bed rest total, atau disebabkan oleh kehamilan,
obesitas, infeksi parah, beberapa jenis kanker
• DVT gejala mungkin tidak ada atau tanpa gejala sulit untuk
didiagnosis
• Gejala rasa sakit, kemerahan, hangat bengkak
• Nyeri ketika ditekan umumnya terjadi pada betis (pratt sign), tetapi
dapat juga terjadi pada semua bagian kaki hingga selangkangan dan
biasanya pada satu sisi
• Gejala DVT lain bisa berupa otot yang tegang
Faktor Risiko
Viscosity : hiperkoagulabilitas
Velocity : stasis
● Nyeri
● Kemerahan
● Hangat
● Pembengkakan pada
ekstremitas bawah satu sisi
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
the traditional 'gold standard' for the diagnosis of DVT has been
venography, but ultrasonic imaging has now replaced venography as
the new diagnostic standard in many hospitals.
Tatalaksana
Medikamentosa
1. Implikasi heparin parenteral selama 5-7 hari
● IV, unfractionated heparin (UFH)
● Subcutaneous, low molecular weight heparin (LMWH)
2. Antikoagulan oral
Pembedahan
Indikasi : gagal anti-koagulan
1. Trombektomi
2. De palma overcross bypass (diversi aliran)
2
Tromboangitis
Obliterans
Definisi
• Secara khusus dihubungkan dengan merokok
• Terjadi Oklusi pada arteri muskular, dengan predileksi pada pembuluh darah tibial
Presentation
– Nyeri tidak dipengaruhi aktivitas
– Gangrene
– Ulceration
• Recurrent superficial thrombophlebitis (“phlebitis migrans”)
• Dewasa muda, perokok berat, tidak ada faktor Risiko aterosklerosis yang
lain
• Angiography - oklusi difus pembuluh ekstremitas distal
• Progresivitas – dari distal ke proximal
• Remisi klinis dengan penghentian merokok
CT-angiografi menunjukan stenosis
segmental arteri tungkai bawah
Tatalaksana
● Rawat RS
● Memastikan diagnosis dan arterial imaging.
● Pelebaran vasoaktif dilakukan selama masuk awal ke rumah sakit,
bersama dengan debridemen jaringan gangren.
● Tatalaksana selanjutnya diberikan bergantung keparahan dan
derajat nyeri
● Penghentian rokok menurunkan insidens amputasi dan
meningkatkan patensi dan limb salvage pada pasien yang melalui
surgical revascularisation
Tatalaksana
Vasoactive drugs
• Nifedipine dilatasi perifer dan meningkatkan aliran darah distal
– Diberikan bersamaan dengan penghentian rokok, antibiotik
dan iloprost
• Pentoxifylline dan cilostazol memiliki efek yang baik, meskipun ada
beberapa data yang mendukung. Pentoxifylline telah terbukti
meningkatkan rasa sakit dan penyembuhan pada borok iskemik.
Cilostazol dapat dicoba dalam hubungannya dengan atau setelah
kegagalan terapi medis lainnya (misalnya, nifedipine).
3
Insufisiensi Vena
Kronis
Definisi
● Kelainan yang meliputi telangiektasis, retikularis, varises, edema
di pergelangan kaki, serta perubahan kulit dan ulkus varikosum.
sebaliknya,
Varises sekunder — diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah tertentu
(misalnya trombosis vena dalam. fistula arteri-vena, dan trauma vena)
sehingga meningkatkan peninggian tekanan hidrostatik vena perifer
(hipertensi vena). Kondisi hipertensi vena ini turut mengakibatkan
insufisiensi katup.
Faktor Risiko
● Usia
● Jenis Kelamin: Perempuan
● Obesitas
● Imobilisasi dalam kurun waktu yang lama
(duduk/berdiri)
Faktor Risiko
● Timbul rasa pegal, gatal, panas.
edema, dan pelebaran vena perifer;
● Rasa kaku dan tegang pada otot;
● Kelelahan pada otot;
● Telangiektasia, varises vena,
lipodermatosklerosis;
● Pigmentasi, eksim, ulserasi
Diagnosis
● Anamnesis secara holistik, termasuk menggali keluhan pada sisi
kontralateral
● Pemeriksaan fisik, termasuk tes penekanan dengan turniket;
● Pemeriksaan penunjang termasuk prosedur non-invasif (USG
Doppler; pemeriksaan penunjang yang utama) maupun prosedur
invasif (venografi)
Klasifikasi CEAP
Tatalaksana
Non Medikamentosa
● Pasien disarankan aktif bergerak dan tidak mempertahankan suatu posisi dalam
waktu yang terlalu lama. Jika terpaksa untuk duduk atau berdiri dalam waktu
lama. penting sekali dilakukan elevasi tungkai ke atas dan ke bawah secara
bergantian
● Elevasi kaki (tinggi sekitar 15 cm) dapat dilakukan saat penderita beristirahat
● Mengurangi berat badan seandainya berlebih
● Disarankan menggunakan kaos kaki untuk kompresi medik secara continue
● Olahraga teratur sangat dianjurkan, tetapi penting diingat untuk menghindari
olahraga yang terlalu berat dan intensif terutama yang dapat meningkatkan
tekanan vena (misalnya tenis dan bulu tangkis).
Tatalaksana
Medikamentosa
● Kompresi, merupakan terapi utama yang menunjang semua terapi
yang lain
● Fisioterapi
● Prosedur invasive : skin laser, skleroterapi. flebektomi, maupun
ablasi vena safena magna dengan operasi atau tindakan endovena.
● Suplemen hidrosmin 3 x 200 mg per oral.
Tatalaksana Invasif