Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 20

Hemoroid

Marina Ayu Ningsri


22360135
Universitas Malahayati
1. Tujuan Pustaka
1.1 Anatomi Canalis Analis

Canalis analis merupakan bagian terbawah dari usus besar memiliki panjang kurang lebih tiga cm,
berjalan ke bawah dari ampula recti sampai anus. Saat defekasi, dinding lateral canalis analis
dipertahankan saling berdekatan dengan m.levator ani dan m.sphincter ani. Perbatasan tengah canalis
analis ditandai oleh linea dentata, yaitu tempat pertemuan antara ektoderm dan endoderm
1.2 HEMOROID
DEFINISI
● Penyakit hemoroid adalah suatu kelainan yang menyerang 4% populasi dunia. Banyak teori
yang menghubungkan gangguan ini dengan prolaps bantalan anus. Hemoroid bukan varises,
melainkan bantalan vaskular yang terdiri atas jaringan fibroelastik, serat otot, dan pleksus
vaskular dengan anastomosis arteriovenosa. Hemoroid merupakan perubahan patologis pada
bantalan anus yang berupa pembesaran dan perpindahan distal dari bantalan anus yang normal.
Perubahan patologis ini termasuk pecahnya jaringan ikat pendukung di dalam bantalan anus
sehingga menghasilkan pembesaran pleksus vaskular.
EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi Hemoroid Hemoroid merupakan lesi pada anorektal yang paling sering ditemukan.
Menurut data WHO tahun 2008, jumlah penderita hemoroid di seluruh dunia adalah sekitar 230 juta
orang. Secara umum, penderita hemoroid yang disertai dengan gejala diperkirakan sekitar 4,4% dari
populasi dunia, bahkan pada pemeriksaan rektal didapatkan bahwa 2/3 penduduk sehat menderita
hemoroid yang tidak bergejala. (Slavin, 2008; Thornton, 2019). Di Indonesia sendiri penderita hemoroid
terus bertambah. Menurut data Depkes tahun 2008, prevalensi hemoroid di indonesia adalah sekitar
5,7%, namun hanya 1,5% saja yang terdiagnosa. Data Riskesdas tahun 2007 menyebutkan ada 12,5 juta
jiwa penduduk indonesia mengalami hemoroid, maka secara epidemiologi diperkirakan pada tahun
2030 prevalensi hemoroid di Indonesia mencapai 21,3 juta orang.
ETIOLOGI
Selama bertahun-tahun pada teori varises, bahwa wasir disebabkan oleh varises di anus. Tapi sekarang,
wasir dan varises anorektal terbukti adalah entitas yang berbeda. Bahkan, pasien dengan hipertensi
portal dan varises tidak memiliki peningkatan insiden wasir. Hari ini, teori pergeseran dinding saluran
anal diterima secara luas. Hal ini mengusulkan bahwa wasir berkembang ketika jaringan pendukung
bantal anal hancur atau memburuk. Ada tiga bantalan besar pada anal, terletak di anterior kanan,
posterior kanan dan sebelah lateral kiri dari lubang anus, dan berbagai jumlah bantalan kecil yang
terletak di antara keduanya. Perubahan ini meliputi dilatasi vena yang abnormal, trombosis pembuluh
darah, proses degeneratif pada serat kolagen dan jaringan fibroelastik, distorsi dan pecahnya otot
subepitel anal. Selain temuan di atas, reaksi inflamasi yang melibatkan dinding pembuluh darah dan
jaringan ikat sekitarnya telah dibuktikan dalam spesimen hemoroid, dengan terkait ulserasi mukosa,
iskemia dan thrombosis.
PATOFISIOLOGI
Hemoroid dapat terjadi pada individu yang sehat. Hemoroid umumnya depot tenir menyebabkan gejala ketika
mengalami pembesaran, peradangan atau prolapse sebagaian besar penulis setuju bahwa diet rendah serat
menyebabkan bentuk fases mnjadi kecil, yang bias menyebabkan kondisi BAB selama menyebabkan peningkatan
tekanan pembengkakan dari hemoroid, kemungkinan gangguan venous return. Hemoroid eksterna diklasifikasi sebagai
akut dan kronis. Bentuk akut berupa pembekakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan suatu
hematoma. Trombosis akut biasa berkaitan dengan peristiwa tertentu seperti tenaga fisik, berusaha dengan mengejan,
diare atau perubahan dalam diet. Kondisi hemoroid eksternal memberikan menifestasi kurang higenis akibat
kelembaban dan rangsangan akumulasi mukus. Keluarnya mukus dan terdapat feses pada pakaian dalam merupakan
ciri hemoroid I yang mengalami prolapse menetap (Brunner & Suddarth, 2013).
Hemoroid dapat di sebabkan oleh tekanan abdominal yang mampu menekan vena hemoroidalis. menyebabkan
dilatasi pada vena, dapat di bagi menjadi 2, yaitu Interna dan Eksterna. Yang pertama Interna (dilatasi sebelum spinter)
yang di tandai dengan bila membesar baru nyeri, bila vena pecah BAB berdarah sehingga dapat menyebabkan anemia.
Eksterna (dilatasi sesudah spinter) di tandai dengan nyeri dan bila vena pecah BAB berdarah-trombosit-inflamasi.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala umum dari derajat Hemoroid interna yaitu
a. Nyeri yang hebat timbul karena terdapat trombosis yang luas
dengan udem dan radang.
b. Perdarahan biasanya timbul pada hemoroidinterna akibat trauma feses yang keras.
c. Anemia berat biasanya terjadi akibat perdarahan yang berulang.
d. Prolaps pada rectum biasanya timbul sewaktu defekasi dan reduksi spontan sewaktu defekasi.
e. Iritasi kulit perinatal dapat menimbulkan rasa gatal yangdisebabkan oleh kelembaban yang terus
menerus pada anus sehingga terjadi rangsangan mukus.
KLASIFIKASI

Hemoroid diklasifikasikan berdasarkan asalnya, dimana dentte line menjadi


batas hisologis. Klasifikasi hemoroid yaitu:
1. Hemoroid eksterna, berasal dari bagian distal dentate line dan dilapisi oleh
epitel skuamos yang telah termodifikasi serta banyak persyarafan serabut
saraf nyeri somatic.
2. Hemoroid internal, berasal dari bagian proksimal dentate line dan dilapisi
mukosa.
3. Hemoroid internal-eksternal dilapisi oleh mukosa dibagian superior dan
kulit pada bagian inferior serta memiliki serabut saraf nyeri.
DERAJAT HEMOROID
Berdasarkan gambaran klinis hemoroid interna dibagi atas:
1. Derajat 1 : Pembesaran hemoroid yang tidak prolaps ke luar kanal anus, hanya dapat dilihat
dengan anorektoskop
2. Derajat 2 : Pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau masuk sendiri ke dalam anus
secara spontan.
3. Derajat 3 : Pembesaran hemoroid yang prolapse dapat masuk lagi ke dalam anus dengan bantuan
dorongan jari
4. Derajat 4 : Prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan cenderung untuk mengaladami
thrombosis dan infark.
Secara anoskopi hemoroid dapat dibagi atas:
1. Hemoroid eksterna (diluar/dibawah linea dentate)
2. Hemoroid interna (didalam/diatas linea dentate)
Faktor Resiko
Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis yang disebabkan oleh faktor-faktor risiko/pencetus, seperti:
1. Kebiasaan mengejan terlalu kuat.
Mengejan terlalu kuat menyebabkan tekanan yang kuat pada pleksus hemoroid. Tekanan yang kuat pada pleksus hemoroidalis, sehingga dapat
memicu terjadinya hemoroid. Kebiasaan ini biasa terrjadi pada orang yang tidak ingin BAB tetapi dipaksa untuk tetap BAB.
2. Diare akut yang berlebihan dan diare kronik.
Seseorang yang menderita diare yang lama akan menyebabkan iritasi terus menerus pada pleksus hemoiroidalis, sehingga dapat memicu
terjadinya hemoroid.
3. Hubungan seks peranal
Pada hubungan sekssecara anal (melalui anus)akan terjadi trauma berlabihan atau robekan pada pleksus hemoroidalis sehingga dapat
menyebabkan terjadinya hemoroid.
4. Konstipasi kronik
Feces yang keras menyebabkan tubuh memerlukan tenaga lebih untuk mengejan dan mengeluarkan faces saat defekasi. Faces yang keras juga
menyebabkan tekanan dinding kanalis ani atau rektum saat peristaltik usus terjadi.tekanan pada dinding kanalis ani dan rektum menyebabkan
tekanan juga pada pleksus hemoroidalis, sehingga vena-vena pada pleksus hemooidali ikut tertekan dan dapat menyebabkan terjadinya
hemoroid. Konstipasi bisa terjadi pada siap saja terutama lansia.
5. Duduk terlalu lama
Duduk terlalu lama menyebabkan tekanan pada pleksus hemoroidalis dan penurunan venous return di daerah parianatalatau yang biasa disebut
efek tourniquet menyebabkan kongesti atau pelebaran veana di daerah parianal sehingga dapat menyebabkan terjadinya hemoroid.
6. Usia tua
7. Kehamilan (disebabkan tekanan jenis pada abdomen dan perubahan hormonal).
8. Peningkatan penekanan intra abdomen karena tumor (tumor usus, tumor abdomen).
9. Kurang minum air putih makan makanan berserat (sayur dan buah)
10. Kurang olahraga/imobisasi
Diagnosis
Diagnosis hemoroid dapat ditegakkan dengan melakukan:
a. Anamnesis Hasil anamnesis antara lain:
1. Terdapat pendarahan segar pada saat defekasi.
2. Mengeluh nyeri dan gatal-gatal di sekitar anus
3. Terdapat pembengkakan di anus.
b. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik yang dapat dilakukan , antara lain:
1. Inspeksi prolaps, dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan kondiloma perinatal dan tumor
anorektum.
2. Colok dubur, jika prolaps tidak terlihat untuk menyingkirkan diagnosis banding karsinoma
rektum.
3. Meminta pasien mengedan, maka didapatkan hasil hemoroid menonjol keluar atau hemoroid yang
sudah menonjol akan terlihat semakin besar.
c. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemeriksaan anoskopi
2. Pemeriksaan sigmoidoskopi fleksibel atau kolonoskopi
d. Diagnosis Banding
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Konservatif
a. Koreksi konstipasi jika ada, meningkatkan konsumsi serat, laksatif, dan menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan
kostipasi seperti kodein. (Daniel, W.J)
b. Perubahan gaya hidup lainya seperti meningkatkan konsumsi cairan, menghindari konstipasi dan mengurangi mengejan saat
buang air besar.
c. Kombinasi antara anestesi lokal, kortikosteroid, dan antiseptic dapat mengurangi gejala gatal-gatal dan rasa tak nyaman pada
hemoroid. Penggunaan steroid yang berlama-lama harus dihindari untuk mengurangi efek samping. Selain itu suplemen
flavonoid dapat membantu mengurangi tonus vena, mengurangi hiperpermeabilitas serta efek anti inflamasi meskipun belum
diketahui bagaimana mekanismenya.(Acheson,A.G)
2. Pembedahan Apabila hemoroid internal derajat 1 yang tidak membaik dengan penatalaksanaan konservatif maka dapat
dilakukan tindakan pembedahan. HIST (hemorrhoid institute of south texas) menetapkan indikasi tatalaksana pembedahan
hemoroid antara lain:
a. Hemoroid internal derajat II berulang.
b. Hemoroid derajat III dan IV dengan gejala.
c. Mukosa rectum menonjol keluar anus.
d. Hemoroid derajat I dan II dengan penyakit penyerta seperti fissure.
e. Kegagalan penatalaksanaan konservatif.
f. Permintaan pasien.
Penatalaksanaan luka post operasi hemoroidektomi merupakan tindakan untuk merawat luka dan melakukan
pembalutan dengan tujuan mencegah infeksi silang (masuk melalui luka) dan mempercepat penyembuhan luka. Selain itu,
perawatan hemoroidektomi juga dapat dilakukan dengan cara keluhan dikurangi rendam duduk menggunakan larutan hangat
untuk mengurangi nyeri atau gesekan pada waktu berjalan dan sedasi.
Komplikasi
Rektum akan relaksasi dan harsat untuk defekasi hilang apabila defekasi tidak sempurna. Air tetap
terus di absorsi dari masa feses yang menyebabkan feses menjadi keras, sehingga defekasi
selanjutnya lebih sukar. Tekanan fases berlebihan menyebabkn kongesti vena hemoroidalis interna
dan eksterna, dan merupakan salah satu penyebab hemoroid (vena varikosa rektum). Daerah
anorektal sering merupakan tempat abses dan fistula, kanker kolon dan rektum merupakan kanker
saluran cerna yang paling sering terjadi pada penderita konstipasi. Komplikasi lain yang dapat terjadi
adalah: hipertensi arterial, impaksi fekal, fisura, serta mengakolon.
Prognosis
Pada umumnya prognosis hemoroid baik apabila ditangani dengan tepat. Kebanyakan hemoroid
sembuh secara spontan atau hanya dengan terapi medis konservatif. Namun, komplikasinya dapat
berupa trombosis, infeksi sekunder, ulserasi, abses, dan inkontinensia. Hemoroidektomi pada
umumnya memberikan hasil yang baik. Setelah terapi, penderita harus diberikan edukasi untuk
mencegah tejadinya kekambuhan. Tingkat kekambuhan dengan teknik non-bedah adalah 10-50%
selama periode 5 tahun, sedangkan dengan bedah hemoroidektomi kurang dari 5%
Pencegahan
Pencegahan hemoroid dapat dilakukan antara lain dengan :
a. Konsumsi makanan tinggi serat seperti sayur-sayuran, buah- buahan dan kacang-kacangan
b. Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari agar tubuh kita tidak kekurangan cairan tubuh
c. Melakukan kegiatan seperti olahraga rutin (seperti joging, senam, berenang).
d. Mengubah kebiasaan buang air besar. Bila ingin buang air besar segeralah kekamar mandi karena
akan menyebabkan feses menjadi keras dan jangan duduk terlalu lama.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dalam paper ini disimpulkan bahwa Hemoroid atau wasir atau yang
biasa disebut ambeien oleh masyarakat awam merupakan lesi pada anorectal yang paling sering
ditemukan. Penyakit hemoroid adalah suatu kelainan yang menyerang 4% populasi dunia. Banyak
teori yang menghubungkan gangguan ini dengan prolaps bantalan anus.
Terima Kasih
Terima Kasih

You might also like