Professional Documents
Culture Documents
AMPEROMETRI
AMPEROMETRI
1. Titrasi Amperometrik
Prinsip adalah pengukuran besarnya arus
yang perubahannya sangat tergantung pada
titran.
Prisipnya sama dengan potensiometrik,
yang diukur bukan potensialnya tetapi
pemberian potensial pada suatu larutan
yang dititrasi,
Perubahan arus listrik dipantau baik dengan
pengumpulan data maupun dengan gambar
/skaner langsung.
2
Prinsip
• Titrasi amprometrik lebih teliti dibanding
dengan voltametrik maupun polarografi.
• Hasil tidak tergantung pada karasteristik
mikro- elektrode, elektrolit supportnya.
• Suhu percobaan tidak berpengaruh, tetapi
sebaiknya selama percobaan suhu dibuat
tetap.
• Sampel tidak harus reaktif terhadap
elektrode, tetapi reaktif terhahap reagen
sangat diperlukan agar ekuivalensinya tepat.
3
Kurva titrasi Amperometrik
• Titrasi dilakukan pada larutan Pb, dengan
natrium sulfat (SO4)++,
4
Keterangan
Gambar 2 a. menunjukkan perubahan arus sebelum
ditambah dengan ion SO42-, adalah i0 kurva sinusoide
B, C, dan D merupakan kurva hubungan arus dan
potensial setelah penambahan SO42- dengan volume
sebesar B, C dan D.
6
Tipe Kurva Amperometrik
Gambar a Hasil titrasi, ion logam dengan dengan titran yang
dapat mengendapkan
Oksalat sebagai pereaksi Pb
7
Keterangan
Gambar 3.a Hasil titrasi, ion logam dengan titran yang
dapat mengendapkan seperti Oksalat sebagai pereaksi
Pb
Untuk mengetahui titik akir dengan membuat garis
ekstrapolasi seperti terlihat pada gambar.
Gambar 3 b, menggambarkan bahwa reagen
berinteraksi dengan mikroelektode sehingga arus
tidak nampak, sebagai contoh adalah ion Mg2+ dititrasi
dengan 8-hidroksi kuinolin.
Senyawa ini akan direduksi oleh mikroelektrode. Dan
arus difusi akan timbul setelah potensial yang
diberikan sebesar -1,6 V, sedangkan magnesium
dalam potensial ini bersifat inert.
8
Gambar 3 c, mengammbarkan kurva titrasi
ion Pb2+ dengan ion kromat (CrO4)2-, kedua
ion tersebut memberikan arus difusi akan
timbul setelah diberipotensial diatas -1,0V.
Galvanometer
1 11
11