Professional Documents
Culture Documents
Materi Jalan Raya
Materi Jalan Raya
JALAN RAYA
PENDAHULUAN
1. Jalan Nasional yaitu Jalan Umum dan Pembinaannya yang dilakukan oleh Menteri,
dalam hal ini Menteri PU.
2. Jalan Daerah yaitu Jalan Umum dan Pembinaannya dilakukan oleh pemerintah daerah ,
terbagi menjadi :
Jalan Propinsi : Jalan Umum yang dilakukan oleh Pemerintah daerah Tk.I.
Jalan Kabupaten/Kodya yang di bina oleh P.D Tk. II Pembinaannya langsung oleh
Walikota/Bupati.
Jalan Desa yang di bina oleh Pemerintah Desa Pembinaannya Lurah/Kadis (LKMD).
Pembagian Jalan Menurut Fungsinya.
1. Jalan Utama (Primer) adalah Jalan Raya yang melayani lalu lintas yang tinggi
antara kota penting sehingga harus direncanakan untuk dapat melayani lalu lintas
yang cepat dan berat.
2. Jalan Sekunder yakni Jalan Raya yang melayani lalu lintas yang cukup tinggi
antara kota-kota penting dan kota-kota yang lebih kecil atau sekitannya.
3. Jalan Penghubung yakni jalan untuk keperluan aktivitas daerah yang juga
dipakai sebagai penghubung dengan jalan-jalan dari golongan yang sama atau
berlainan.
Pembagian Jalan Menurut Klas dan LHR
# Pondasi Telford.
Dibuat dari Batu belah ukuran 10-15 cm atau 15-20 cm di pasang berdiri dengan tangan diatas lapisan
pasir, dan bahan pengisi setelah disusun berdiri terdiri dari pasir atau batu yang lebih kecil ukuran 5-7
mm. Pondasi telford diciptakan untuk seorang bangsa inggris bernama Thomas Telford (1757-1834).
p
20 cm
10 cm
Cara penyusunan Pondasi Telford, Batu-batu belah disusun rapat jangan sampai ada rongga
dan penyusunannya berdiri tegak dan pada bagian pinggir dipasang batu belah yang lebih tinggi
gunanya untuk menahan batu-batu dibagian dalam selanjutnya diisi dengan batu-batu pecah ukuran
5/7 cm pada selah-selahnya guna mengisi susunan batu-batu tadi, selanjutnya digilas sampai 6
lintasan atau lebih sampai padat.
Pada penggilasan ini untuk mengetahui apakah sudah padat dilakukan pengujian dilapangan
secara praktis dengan mengambil kerikil bulat, lalu di gilas diatas pondasi tadi bilamana pecah
berarti kondisinya sudah padat, sebab bila belum padat maka kerikil tersebut tertahan, bila benar-
benar padat hentikan penggilasan sebab akan mengakibatkan hancurnya batu-batu belah yang
sudah disusun tadi, bila di beri gaya (beban) secara terus menerus.
Psintif Walas → Batu saling kunci mengunci sedang fungsi pasir disamping mengisi ronga-
rongga juga untuk tegaknya pemasangan batu belah.
# Pondasi Mac Adam.
Suatu konstruksi perkerasan dengan prinsip tumpang tindik dengan menggunakan batu-batu pecah
dengan ukuran terbesar 3₺.
Setelah menghampar batu-batu pecah tadi diisi pasir lalu diwalas pada sistim ini ada dua yakni sistim
kering atau sistim basah dan yang umum digunakan adalah sistim basah sebab hasilnya akan lebih
padat karena air akan membantu masuknya pasir-pasir mengisi ronga pada sistim basah mewalas
sambil mejiram air, sehingga membutuhkan waktu yang lama sampai menajadi padat.
# Pondasi Agregat.
Suatu konstruksi perkerasan yang teridir dari campuran beberapa batu pecah/krikil pecah sehingga
merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai peryaratan tertentu.
Pondasi agregat terdiri dari:
a. Pondasi Agregat Kelas A
b. Pondasi Agregat Kelas B
c. Pondasi Agregat Kelas C
Bahan untuk pondasi agregat klas A, B, & C harus terdiri dari bahan-bahan yang bersih, keras, awet,
bersudut, tajam, tidak banyak bercampur dengan bentuk-bentuk pipih atau memanjang dan dalam batas
tertentu tidak banyak mengandung batu-batu lunak yang mudah hancur, kotoran bahan-bahan yang lain
yang mudah membusuk.
Sand Cone adalah suatu alat yang digunakan untuk menguji kepadatan suatu pondasi yang sudah
diwalas.
# Stabilisasi Tanah Dengan Semen atau Kapur.
Adalah campuran yang terdiri dari tanah, semen forlland atau kapur dan air yang dicampur secara
merata yang memenuhi spesifikasi tertentu misal : suatu kondisi permukaan yang akan konstruksi
untuk pembat jalan keadannya sebagai berikut :
Proses kerjanya terlebih dahulu kita mebentuk sub grade (tanah dasar) dengan kemiringan tertentu kiri-
kanan dengan meratakan menggunakan grader dan sejenisnya, barulah dihamburkan bahan-bahan
untuk sub base.
d. Lapisan Permukaan adalah bagian perkerasan yang terletak paling teratas.
Fungsi lapis permukaan :
1. Sebagai bagian perkerasan yang menahan beban roda
2. Sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan dari kerusakan akibat cuaca
3. Sebagai lapisan aus
Bahan-bahan untuk lapisan permukaan, terdiri dari dua bagian utama yaitu :
a. Agregat
Syarat agregat dinilai dengan cara : ukuran gradasi (size and grading) perbandingan ukuran dan
besar butiran-butiran :
4. Harus memenuhi syarat gradasi yang diinginkan.
5. Kebersihan → agregat yang kotor menyebabkan pelekat aspal akan berkurang.
6. Ketahanan terhadap ke ausan (abration) → harus mempunyai daya tahan yang cukup terhadap
pemecahan, penurunan mutu dan penguraian pada waktu di gilas atau akibat lalu lintas.
7. Ketahanan terhadap pelapukan → agregar tidak boleh lapuk/hancur akibat pengaruh cuaca.
8. Kekerasan → tidak pecah karena pengaruh tumbukan misalnya : dengan di padatkan dengan
lodder.
9. Bentuk Butir → bila memakai batu pecah dan digabung akan saling mengunci dan rapat
sehingga bila dipadatkan akan menjadi satu kesatuan yang utuh.
10. Pelekatan terhadap aspal → besar kecilnya pori agregat akan sangat mempengaruhi kerekatan
aspal.
b. Aspal
1. Aspal Alam, contoh Buton Aspal
2. Aspal Minyak , contoh Aspal Semen, Aspal Cair dan Aspal Remisi
Jenis-jenis Konstruksi Lapis Permukaan.
3. Lapisan Penetrasi Mac Adam (LAPEN).
4. Lapisan Aspal Beton (LASTON) → paling mahal
Aspal Beton → terdiri dari Cost Agregat (agregat dasar), aspal, Fine Agregat abu batu, semen
menjad satu kesatuan.
3. Laboran Aspal 2 Lapisan (BURDA)
4. Laburan Aspal 1 Lapis (BURTO)
5. Lapis Asbuton Agregat (LASBUTAG)
6. Lapis Asbuton Micro (LASBUTAG MICRO)
7. Lapis Tipis Aspal Beton (Lataston)
8. Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR)
9. Laburang Aspal (BURAS) → paling murah
10.Lapis tipis Asbuton Murni (LATASBUM)
Semua jenis diatas tergantung di fungsi jalan yang akan direkonstruksi.
Jenis-jenis mempunyai nilai struktural :
1. LAPEN
2. LASTON
3. LASBUTAG
Fungsinya untuk pembuatan jalan baru untuk peningkatan jalan.
Jenis-jenis jalan yang tidak mempunyai nilai struktural :
4. BURDA 4. LATASIR
5. BURTO 5. BURAS digunakan untuk pemeliharaan jalan
6. LATASTON6. LATASBUM
Jadi pada jalan yang mempunyai nilai struktural.
Cost Agregat yang banyak sedang yang tidak mempunyai nilai struktural fine agregat.
I. Lapisan Penetrasi.
Pelaksanaan :
Pada pekerjaan ini dilakukan sepotong –sepotong, untuk masalah, misalnya pada jalur kanan dengan
jarak 100 m dengan lebar 3 m guna untuk menghindari macetnya lalu lintas.
Pertama dilakukan pembersihan pada LPA dengan menggunakan Compressor agara debu yang melekat
pada batu-batu selanjutnya dilakukan lapis peresap (Fzine Coat) dengan menggunakan aspal yaitu aspal
distributor atau penyiram.
Frime Coast disini : aspal 60 % dan minyak 40 %, misal lebar jalan 3 meter akan dilakukan penetrasi
sepanjang 100 m, maka dibutuhkan frime coat = 3 x 100 = 300 M2 x 0,5 = 150 kg/m2, setelah
penyiraman dibiatkan 6-12 jam.
Selanjutnya, dilakukan penghamparan batu pokok ukuran 3/5 & 2/3 dipadatkan 6-8 pasiing (balok-
balok), setelah benar-benar padat dilakukan penyiraman aspal 3,7 kg.m2 sambil menghampar juga
batu-batu pengunci atau batu pecah ukuran (1/2) pada saat aspal tadi masih panas agar mengikat batu-
batu pengunci tadi.
TERIMA KASIH