Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 19

PERKEMBANGAN

TEKNOLOGI
PERTANIAN:
Revolusi Hijau
oleh, Apri Hidayat, S.Pd

Unggul, Berkarakter, Mendunia


Tujuan
Pembelajaran

• ·Peserta didik mampu menjelaskan latar


belakang revolusi hijau
• ·Peserta didik mampu menganalisis
perkembangan revlusi hijau di Indonesia
LATAR Revolusi Hijau adalah suatu perubahan cara
BELAKANG bercocok tanam dari cara tradisional berubah ke
MUNCULNYA cara modern untuk meningkatkan produktivitas
REVOLUSI HIJAU pertanian.
Next....
Tujuan Revolusi Hijau adalah meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara
penelitian dan eksperimen bibit unggul.
Adapun latar belakang lahirnya Revolusi Hijau adalah sebagai berikut :
• Hancurnya lahan pertanian akibat Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
• Pertambahan penduduk sehingga kebutuhan pangan juga meningkat.
• Adanya lahan kosong.
• Upaya peningkatan produksi pertanian.
Revolusi Hijau lahir dari gagasan hasil penelitian dan tulisan Thomas Robert Malthus
pada tahun 1766 – 1834. yang mengemukakan bahwa masalah kemiskinan adalah
masalah yang tidak dapat dihindari oleh manusia.
Thomas Robert Malthus adalah seorang ekonom dan pencetus teori kependudukan dari
Inggris. Dalam bukunya yang berjudul “Essay on the Principles of Population”, Malthus
meyakini bahwa kemiskinan umat manusia merupakan keadaan yang tidak mungkin
dihindari.
Ternyata tulisan Thomas Robert Malthus membawa beberapa pengaruh, antara lain :
• Gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan cara pengontrolan jumlah
kelahiran.
• Gerakan usaha mencari dan meneliti bibit unggul dalam bidang pertanian.
Perkembangan revolusi hijau di dunia
diawali setelah Perang Dunia I. PD I
membawa akibat hancurnya banyak lahan
pertanian di Eropa. Hal ini tentu dapat
mengancam produksi pangan di dunia.
Untuk mengatasi masalah tersebut pada
pengusaha di Amerika Serikat berupaya
mengembangkan pertanian untuk
mencukupi kebutuhan pangan dengan
melakukan berbagai penelitian.
Penelitian tersebut disponsori oleh Ford
and Rockfeller Foundation. Penelitian
dilakukan di beberapa negara berkembang
seperti Meksiko, Filipina, India, dan
Pakistan. Para peneliti terus mencari
berbagai varietas tanaman penghasil biji-
bijian terutama beras dan gandum yang
berproduksi tinggi.
Perkembangan revolusi hijau selanjutnya
terjadi setelah Perang Dunia II. Akibat PD
II membawa pengaruh bagi dunia
pertanian. Hal ini dikarenakan hancurnya
lahan-lahan pertanian. Hancurnya daerah
pertanian menyebabkan menurunnya
produksi pertanian.
Konferensi Pada Konferensi Hot Spring tahun 1943

Hot Spring disepakati tentang perlu dilakukannya


peningkatan produksi pangan, perbaikan
distribusi, peningkatan taraf hidup konsumen
maupun produsen, dan pengadaan kebutuhan
yang cukup di seluruh dunia. Konferensi Hot
Spring ini menjadi tonggak dibentuknya
organisasi pangan dan pertanian dunia atau
Food and Agriculture Organization (FAO)
yang bernaung di bawah PBB.
Pada awal tahun 1970, dunia mulai
memperhatikan berbagai upaya untuk
meningkatkan hasil produksi pertanian. Usaha
ini diawali dengan pembentukan Consultative
Group on International Agriculture Research
(CGIAR).

Pembentukan
CGIAR
Pembentukan CGIAR bertujuan untuk memberikan bantuan kepada berbagai pusat penelitian
internasional, seperti International Rice Research Institute di Filipina, International Maize
Wheat Improvement Centre (IMWIC) di Meksiko.
Pada tahun 1970, Norman Borlaug mendapatkan hadiah nobel karena gagasannya mencetuskan
revolusi hijai dengan mencari jenis tanaman biji-bijian yang cocok untuk mengubah energi
surya menjadi karbohidrat pada tanah yang diolah menjadi subur dengan tanaman yang tahan
terhadap hama penyakit.
Pada tahun 1970, Upaya
peningkatan produktivitas pertanian
antara lain ;

• Pembukaan areal pertanian dengan pengolahan tanah


• Mekanisme pertanian dengan penggunaan alat alat
pertanian modern seperti bajak dan mesin
penggiling
• Penggunaan pupuk baru
• Penggunaan metode yang tepat untuk memberantas
hama
Faktor-faktor penyebab timbunya
lahan kritis:

• Penanaman yang terus menerus


• Penggunaan pupuk kimia
• Erosi karena penebangan liar
• Irigasi yang tidak teratur
• Reboisasi untuk Kawasan hutan
• Melakukan tebang pilih
Upaya untuk • Pembibitan Kembali
• Penanaman sejuta pohon
memperbaiki lahan • Penanaman tanah Lembah/ pegunangan dengan
pertanian terasering /sengkedan
• Seleksi tanaman
Keuntungan dan kelemahan revolusi hijau
Adapun keuntungan dari revolusi hijau:
• Ditemukannya berbagai jenis tanaman dan biji-bijian / varietas
• Meningkatnya produksi pertanian yang berarti dapat mengatasi pangan
• Pendapatan petani meningkat yang berarti meningkatnya kesejahteraan petani
Kelemahan Revolusi Hijau :
• Menghabiskan dana yang besar untuk biaya penelitian
• Menurunya daya produksi tanah karena ditanami terus-menerus
• Polusi tanah dan air akibat penggunaan pupuk pestisidaaa yang berlebihan
• Dengan mekanisme pertanian mengakibatkan tenaga manusia digantikan mesin
Terdapat empat usaha pokok yang dapat
dilakukan untuk peningkatan produksi
pertanian, yaitu

• Intensifikasi • Ekstensifikasi • Diversifikasi • Rehabilitasi


pertanian pertanian pertanian pertanian
Pada tahun 1984, pemerintah Orde Baru
mengeluarkan program Pancausaha Tani yang
terdiri dari lima asas utama, yaitu:

• Pemilihan dan penggunaan bibit unggul


• Pemupukan secara teratur
• Irigasi yang baik dan cukup
Pemberantasan hama secara intensif
• Teknik penanaman yang teratur
. Dampak positif Revolusi Hijau, yakni:
• Meningkatnya kesejahteraan petani
• Menguatnya perekonomian
pedesaan
• Meningkatkan ketahanan pangan
nasional
• Membuka kesadaran masyarakat
pedesaan akan pentingnya adaptasi
teknologi
THANK YOU

You might also like