Preeklampsia Update - Layanan Primer - BPJS

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 50

Identity

Name : Manggala Pasca Wardhana


Place and Date of Birth : Surabaya, 20th November 1984
Institution : Medical Lecturer in Division of Maternal-Fetal Medicine,
Department of Obstetrics and Gynecology,
Medical Faculty of Airlangga University
Clinical Doctor Dr. Soetomo Hospital - Airlangga University Hospital
Private Practice Hospital
• Siloam Hospitals Surabaya
• National Hospital Surabaya
Education
Medical Doctor : Airlangga University School of Medicine ( 2002 – 2008)
Specialist Of Obg-Gyn : Airlangga University School of Medicine (2010 – 2015)
Organization
• Surabaya Branch of Indonesia Society of Obstetrics and Gynecology (Scientific Committee)
• International Society of Ultrasound on Obstetrics & Gynecology

Wokshop / Training / Course


• Basic Surgical Skill in Gynecologic Laparoscopy, Denpasar, 2013
• Advanced 3D and 4D Ultrasound in Obsterics, Jakarta, 2015
• Fetal Cardiac Defect, The Fetal Medicine Foundation, 2015
• 11-13 Weeks Scan, The Fetal Medicine Foundation, 2015
• Obstetric Ultrasonography Course, International Society of Ultrasonography in Obstetry Gynecology, Singapore, 2016
• Prenatal Genetic Diagnosis, Asia Pacific Congress of Maternal Fetal Medicine, Penang, 2016
• International Workshop of Preventing, Diagnosis and Treatment of Major Disease in SEA, Hainan University. Haikou, 2016
Major Awards
• Tadjuluddin Award – Best Obstetrics & Gynecology Residency, Indonesian Association of OBGYN, Bandung, 2015
• Best Poster Presentation, Annual Meeting of HOGSI, Banjarmasin, 2015

Scientific Publication
• Decreasing of placental PIBF and Spiral artery remodeling disturbance in mice preeclampsia model. Pregnancy
Hypertension. 2015 (Author)
• Study Biocompability and Osteogenic Differentiation Potential of hUCMSCs with Gelatin Solvent. JBSE. 2015 (CoAuthor)
Peran Penting Layanan Primer dalam
Optimalisasi Rujukan Hipertensi dalam
Kehamilan
Akselerasi Penurunan Angka Kematian Ibu

Manggala Pasca Wardhana


FAKTA
KEMATIAN MATERNAL

Dunia : Tiap MENIT


Indonesia : Tiap JAM
Jatim : Tiap HARI
Surabaya : Tiap MINGGU

SESUATU YANG LUAR BIASA


MASALAH NASIONAL ???

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012


Department of Sttistics. 2011. Malaysia
10
20
30
40
50

0
39
KO SURABAYA

31
JEMBER
SIDOARJO
PASURUAN

28 28 27
MALANG

26
JOMBANG
PROBOLINGGO
GRESIK
24 23 23
BLITAR
BANYUWANGI 22
SAMPANG
NGANJUK

Sumber Data: Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur


SITUBONDO
BONDOWOSO
LUMAJANG
18 17 17 17 17 17

KEDIRI
TULUNGAGUNG
MOJOKERTO
16 15 15

PONOROGO
KO MALANG
PAMEKASAN
13 13 12

BOJONEGORO
11

NGAWI
Jumlah Kematian Ibu Jatim 2014

SUMENEP
BANGKALAN
LAMONGAN
TUBAN
MAGETAN
10 10 10 10 10 10

TRENGGALEK
KO PROBOLINGGO
MADIUN
8 8 8

PACITAN
KO PASURUAN
JUMLAH KEMATIAN : 567

KO BLITAR
4 3 3

KO KEDIRI
Setiap 2 hari  3 Ibu meninggal

KO MADIUN
KO BATU
2 1 1

KO MOJOKERTO
Kematian Ibu di Jatim
Berdasarkan Penyebab
2014 2015

26,46 26,58
26,12 24,05

12,71 29,90 12,03 30,70

4,81 6,65

PDRH PE/E INFEKSI JANTUNG LAIN2 PDRH PE/E INFEKSI JANTUNG LAIN2

Penyebab kematian karena


Preeklamsia - eklampsia
cenderung meningkat menjadi 30,70 %
Sumber Data: Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Perjalanan Cara Ibu Meninggal???
DI RUMAH SAKIT
1. KESIAPAN PETUGAS
2. KETERSEDIAAN BAHAN & ALAT
3. SIKAP PETUGAS
4. BIAYA ??

DI PUSKESMAS
1. KESIAPAN PETUGAS
2. KETERSEDIAAN BAHAN & ALAT
3. SIKAP PETUGAS

DI PERJALANAN
1. SARANA TRANSPORTASI TAMBAHAN BARU…
2. TINGKAT KESULITAN
3. WAKTU TEMPUH Sistem Rujukan
Sistem jaminan
DI RUMAH Kesehatan Nasional
1. KEPUTUSAN KELUARGA
• PENGETAHUAN
• KETERSEDIAAN BIAYA
• KESIBUKAN KELUARGA
• SOSIAL BUDAYA
2. KETERSEDIAAN TRANSPORTASI
PREEKLAMPSIA
Gangguan Aktivasi sel imun
pengenalan Perubahan
aloimun fetal Kemampuan invasi
regulasi sitokin
trofoblast menurun
Hipoksia
plasenta

normal preeklampsia

RADIKAL BEBAS
• Prostacyclin  IUGR
• NO IUFD
DISFUNGSI ENDOTEL, • VEGF
• Platelet agregation
• BBLR
VASOKONSTRIKSI, • Tromboxan  ROS
HIPERTENSI • sFlt-1 
Endothel
Smooth muscle

Trombositopeni Proteinuri Hematom CVA


Ekstravasasi cairan (edema) Peningkatan fungsi ginjal Peningkatan fungsi liver Eklampsia

Lam, C., Lim, K. & Karumanchi, A., 2005. Circulating Angiogenic Factors in the Pathogenesis and Prediction of Preeclampsia. Hypertens, 46, pp.1077-85.
Laresgoiti-Servitje, E., N, G.-L. & Olson, D., 2010. An immunological insight into the origins of preeclampsia. Hum Reprod Update, 16(5), pp.510-24.
Smith RA & Kenny LC. 2006. Review Current Thought on the Pathogenesis of Preeclampsia. The Obstetrecian & Gynaecologist, 8, pp.7-13
Cunningham, F. et al., 2014. Williams Obstetrics. 24th ed. New York: McGraw-Hill Education.
1 2

3 4
Hipertensi dalam Kehamilan
• Segala jenis gangguan hipertensi yang terjadi dalam kehamilan
• Dibagi menjadi:
• Hipertensi Gestasional
‘New onset’ hipertensi mulai terjadi ≥ 20 minggu, tanpa disertai gangguan organ
(termasuk proteinuria)  hilang setelah 12 minggu post partum
• Hipertensi Kronis
Hipertensi yang diketahui < 20 minggu, gangguan organ dapat terjadi pada
hipertensi kronis (tergantung derajat dan lama hipertensi kronis)  menetap
setelah 12 minggu post partum
• Hipertensi Kronis superimposed Preeklampsia
Hipertensi kronis yang mengalami pemberatan disertai gejala preeklampsia
setelah 20 minggu
• Preeklampsia
Task Force on Hypertension in Pregnancy. Hypertension in Pregnancy. American College of Obstetricians and Gynecologists. 2013: Washington
Tranquili AL et al. The Classification, Diagnosis and Management of the Hypertensive Disorders of Pregnancy: A Revised Statement from the ISSHP. Pregnancy Hypertension.
2014
Preeklampsia
• Sindroma : lebih dari satu gejala (minimal dua)
• New onset hypertension (>20 minggu) dan gangguan fungsi organ
• Kriteria: (semua harus terpenuhi)
• Usia >20 minggu (new onset)
• Hipertensi (S ≥ 140 / D ≥ 90)
• Gangguan fungsi organ: Proteinuri (≥ 300mg/hr; 1+ dipstik), ATAU
Gangguan fungsi organ berat / komplikasi berat, yaitu:
• Trombositopeni (<100.000)
• Gangguan ginjal (SK > 1.1)
• Gangguan liver (transaminase > 2x dan atau nyeri epigastrial / RUQ)
• Edema Paru
• Tanda Gejala neurologis (gx visus, nyeri kepala)  impending eklamsi
• Gangguan pertumbuhan janin (IUGR, oligo. ARDV)
Task Force on Hypertension in Pregnancy. Hypertension in Pregnancy. American College of Obstetricians and Gynecologists. 2013: Washington
Tranquili AL et al. The Classification, Diagnosis and Management of the Hypertensive Disorders of Pregnancy: A Revised Statement from the ISSHP. Pregnancy Hypertension.
2014
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Diagnosis dan Tatalaksana Pre-eklampsia. 2016
Preeklampsia Berat
(dengan gejala berat)

• Preeklampsia dimana terjadi Gangguan fungsi organ berat /


komplikasi berat, yaitu:
• Hipertensi Berat (Severe Hypertension) (S ≥ 160 / D ≥ 110)
• Trombositopeni (<100.000)
• Gangguan ginjal (SK > 1.1)
• Gangguan liver (transaminase > 2x dan atau nyeri epigastrial / RUQ)
• Edema Paru
• Tanda Gejala neurologis (gx visus, nyeri kepala)  impending eklamsi
• Gangguan pertumbuhan janin (IUGR, oligo. ARDV)

Recent update
• Tidak ada preeklampsia ringan
• Kuantitas proteinuri tidak menjadi derajat pemberat preeklampsia
Task Force on Hypertension in Pregnancy. Hypertension in Pregnancy. American College of Obstetricians and Gynecologists. 2013: Washington
Tranquili AL et al. The Classification, Diagnosis and Management of the Hypertensive Disorders of Pregnancy: A Revised Statement from the ISSHP. Pregnancy Hypertension.
2014
Quiz…
Pasien kontrol ANC normal. Datang ke VK 28 minggu dengan…

 TD 140/90, proteinuri (+1)  Preeklampsia

 TD 180/120, proteinuri (+4)  Preeklampsia Berat

 TD 140/90, proteinuri (+4)  Preeklampsia

 TD 160/70, proteinuri (+1)  Preeklampsia Berat

 TD 150/100, proteinuri (-)  Hipertensi Gestasional

 TD 170/100, proteinuri (-), trombosit 90.000  Preeklampsia Berat

 TD 140/90, proteinuri (-), serum kreatinin 1.3  Preeklampsia Berat


Beware of Long Term Effects…
Fetal Programming
‘normal development of the human being last 280 days before parturition.
Therefore the birth is not the begining, but only new chapter in the human life’

• Lingkungan intrauterin  Fetal Origin of Adult Diseases (recent


concept)
• Fetal Macrosomia  Diabetes Mellitus and Obesity in adult life
• Fetal Growth Restriction  Cardiovascular risk in adult life
• Maternal Low birthweight  Preeclampsia risk in adult life
Komplikasi Preeklampsia….
Jangka Pendek
• Ibu: kejang, penurunan kesadaran, perdarahan, gagal
ginjal, gagal liver hingga kematian  perawatan intensif
• Bayi: prematur, berat lahir rendah  perawatan NICU
Jangka Panjang
• Ibu: penyakit jantung dan stroke hingga 2 kali lipat,
hipertensi kronis hingga 4 kali lipat
• Bayi: Kecacatan akibat prematuritas, gangguan tumbuh
kembang, preekamspsia saat dewasa
BIAYA KESEHATAN
Jika terjadi komplikasi

Peran Layanan Primer
Know Your Competence...
Bidan (Permenkes 1464/2010. Praktik Bidan)

Standar Kompetensi Dokter Indonesia


(KKI 2012)
155 diagnosa penyakit sesuai kompetensi dokter umum
yang dapat ditangani di FKTP (Aturan BPJS)

BINGUNG ???

Supaya tidak
bingung?
Pahami
aturan yang
berlaku…
BPJS Cabang Surabya
Samakan Persepsi…
Normal atau tidak normal
Kehamilan normal ?
• Semua kehamilan ~ proses yang normal / alami
• Dijaga jangan sampai bermasalah  pendekatan faktor risiko
• Low Risk / High Risk (Kehamilan risiko rendah / tinggi)
Persalinan Normal (WHO)

• Persalinan spontan
• Persalinan pada kehamilan Bedakan !!!
risiko rendah Persalinan spontan (tanpa
• Posisi belakang kepala bantuan / manipulasi) vs
• UK: 37-42 minggu persalinan normal
• Kondisi Ibu dan Janin baik
How to reduce morbidity and
mortality of Preeclampsia…
Jangan hamil…
Pencegahan • Atur kehamilan KELUARGA
Primer • Jangan hamil terlalu muda, terlalu BERENCANA
tua dan terlalu banyak

Pencegahan Skrining Faktor Risiko Preeklampsia


Sekunder SKRINING
• Prediksi Preeklampsia
• Prevensi Preeklampsia AKTIF

Diagnosis Dini & Rujukan Tepat Waktu ANTENATAL


Pencegahan • Bekerja sesuai kompetensi CARE RUTIN &
Tersier • Diagnosis secara tepat dan akurat BERKUALITAS
• Rujukan Dini Berencana & Tepat Waktu
• Cegah Komplikasi
Peran Layanan Primer
pada Preeklampsia

• Preeklampsia dapat diprediksi dan dicegah


• Layanan primer tidak merawat preeklampsia, melainkan
melakukan skrining secara aktif terhadap risiko terjadinya
preeklampsia
• Berikan aspirin dosis rendah dan kalsium pada wanita hamil
normal dengan skrining preeklampsia positif
• Lakukan ANC yang baik dan berkualitas
• Deteksi dini terjadinya preeklampsia dengan evaluasi tekanan
darah (TD ≥ 140/90) dan proteinurin (≥ 1+)
• Jangan takut memberikan MgSO4 jika didapatkan indikasi dan
syarat terpenuhi
Skrining Preeklampsia
evaluasi pada populasi normal untuk menentukan kemungkinan
atau adanya suatu penyakit

Poon LC & Nicolaides KH. 2014. First Trimester Maternal Factors and Biomarker Screening for Preeclampsia. Prenatal Diagnosis. 34. pp.1-10
Skrining Preeklampsia
• Anamnesis
• Faktor risiko moderate: (min. 2 positif  skrining (+))
1.Riwayat keluarga Preeklampsia (3x)
2.Primigravida (2.9x), primitua sekunder (3x)
3.Kehamilan kembar (2.9x)
4.Umur diatas 35 tahun (1,7 x)
• Faktor risiko tinggi: ( 1 positif  skrining (+))
1.Riwayat hipertensi dalam kehamilan (7x)
2.Hipertensi kronis
3.Diabetes mellitus (3.6x)
4.Penyakit autoimun (contoh: SLE) (9.7x)

Duckitt K, Harrington D. Risk factors for preeclampsia at antenatal booking: systematic review of controlled studies. BMJ. 2005;330:549-50.
LeFevre ML. Low-Dose Aspirin Use for the Prevention of Morbidity and Mortality From Preeclampsia: U.S. Preventive Services Task Force. Recommendation
Statement. Ann Intern Med. 2014; 161:819-826
Skrining Preeklampsia
• Pemeriksaan Fisik
• Body mass Index (Indeks massa tubuh): BB / TB2
 BMI > 30 (Obesitas) : risiko tinggi preeklampsia (2.5x)
• Mean Arterial Pressure (MAP: [2 diastolik + sistolik] / 3)
 Trimester 2: MAP ≥ 90 mmHg
 Bila (+)  3,5x PE ; Bila (-)  0.46x PE
• Roll Over Test (Perbandingan TD saat miring dan
telentang)
 Diastolik (miring) – Diastolik (telentang) ≥ 15 mmHg
 ROT (+)  3x PE dibandingkan ROT (-)

Conde-Agudelo A, Villar J, Lindheimer M. World health organization systematic review of screening tests for preeclampsia. Obstet Gynecol. 2004;104:1367-91.
T Stampalija, G Gyte, Z Alfirevic. Utero-placental Doppler ultrasound for improving pregnancy outcome. Cochrane database of systematic review. 2010(9).
Prevensi Preeklampsia
• Aspirin dosis rendah (Aspilet 75 – 150 mg)
 24% reduksi preeklampsia (RR 0.76)
 Number needed to prevent: 1 / 42
 14% reduksi persalinan preterm (RR 0.86)  PE menurun
 Terbaik jika diberikan sebelum usia hamil 20 minggu
• Kalsium minimal 1 gram / hari
 Hanya berguna pada daerah dengan asupan kalsium rendah
 Penurunan risiko preeklampsia (RR 0.45)
 Reduksi persalinan preterm (RR 0.76)  PE menurun
• Tirah baring dan Antioksidan  tidak bermakna
T Stampalija, G Gyte, Z Alfirevic. Utero-placental Doppler ultrasound for improving pregnancy outcome. Cochrane database of systematic review. 2010(9).
Hofmeyr GJ, Lawrie TA, Atallah AN, Duley L. Calcium supplementation during pregnancy for preventing hypertensive disorders and related problems. Cohrane
database of systematic reviews. 2010 (8).
Skrining Preeklampsia
Peran Layanan Primer
pada Preeklampsia

• Preeklampsia dapat diprediksi dan dicegah


• Layanan primer tidak merawat preeklampsia, melainkan
melakukan skrining secara aktif terhadap risiko terjadinya
preeklampsia
• Berikan aspirin dosis rendah dan kalsium pada wanita hamil
normal dengan skrining preeklampsia positif
• Lakukan ANC yang baik dan berkualitas
• Deteksi dini terjadinya preeklampsia dengan evaluasi tekanan
darah (TD ≥ 140/90) dan proteinurin (≥ 1+)
• Jangan takut memberikan MgSO4 jika didapatkan indikasi dan
syarat terpenuhi
Usia Kehamilan < 20 minggu Hipertensi Kronis 
TD ≥ 140 / 90 rujuk (poliklinis)

TD ≥ 140/90 dan proteinuri (-)


Negatif
HT Gestasional  Rujuk (poliklinis)

Usia Kehamilan TD ≥ 140/90 dan proteinuri (+)


Cek
≥ 20 minggu Preeklampsia / tanpa gejala berat
Proteinuri
TD ≥ 140 / 90  Rujuk (poliklinis)
Positif
(+1/2/3/4) TD ≥ 160/110 dan proteinuri (+)
PEB / Preeklampsia dengan gejala berat
Remember Your  Rujuk SEGERA (Kamar Bersalin)
Competence…  Berikan SM (MgSO4) (loading dose)
sebelum merujuk

1. Jika Didapatkan tanda – tanda Persalinan:


• Diperkirakan tidak segera lahir  Rujuk SEGERA (kamar bersalin)
• Diperkirakan akan segera lahir  Lakukan Persalinan, Rujuk SEGERA (kamar bersalin) setelah
persalinan, lanjutkan magnesium sulfat (maintenance dose) sesuai prosedur jika didapatkan PEB
2. Pemeriksaan dasar minimal yang dilakukan di faskes primer jika didapatkan TD ≥ 140 / 90 adalah
pemeriksaan proteinurin. Jika didapatkan sarana laboratorium yang adekuat maka dapat diperiksakan
laboratorium yang diperlukan untuk menentukan diagnosis dan derajat berat preeklampsia
ANC yang Baik
Diagnosis Dini Preeklampsia

NS Korotkoff :
K 1 and K 5

Task Force on Hypertension in Pregnancy. Hypertension in Pregnancy. American College of Obstetricians and Gynecologists. 2013: Washington
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Diagnosis dan Tatalaksana Pre-eklampsia. 2016
Peran Layanan Primer
pada Preeklampsia

• Preeklampsia dapat diprediksi dan dicegah


• Layanan primer tidak merawat preeklampsia, melainkan
melakukan skrining secara aktif terhadap risiko terjadinya
preeklampsia
• Berikan aspirin dosis rendah dan kalsium pada wanita hamil
normal dengan skrining preeklampsia positif
• Lakukan ANC yang baik dan berkualitas
• Deteksi dini terjadinya preeklampsia dengan evaluasi tekanan
darah (TD ≥ 140/90) dan proteinurin (≥ 1+)
• Jangan takut memberikan MgSO4 jika didapatkan indikasi dan
syarat terpenuhi
Penatalaksanaan
Preeklampsia Berat – Eklampsia

• Pasang Infus, berikan RL / D5% (lifeline 7tts/mnt) dan


kateter
• Pasang Oksigen Masker 6-8 lpm
• Injeksi SM untuk mencegah kejang
• Antihipertensi
• Jika terjadi Eklampsia
• Pertahankan ABC
• Cegah aspirasi, tidur miring, tongue spatel
• Berikan injeksi SM untuk terapi kejang
• Rujuk RS terdekat
Magnesium Sulfat

MgSO4 40% MgSO4 20%


isi 25cc  10 gram isi 25cc  5 gram
Magnesium Sulfat
• Zat aktif: Mg2+  sebagai inhibitor kompetitif Ca2+ dan dapat
menempati reseptor NMDA
• Sediaan di Indonesia: 20% dan 40%, di LN bisa hingga 50%
• Kemasan tidak Bakteriostatik: sekali pakai  buang !!!
• Pemberian:
1. Oral: dosis tidak dapat diprediksi
2. Parenteral
 Intravena: berikan dalam konsentrasi ≤ 20%
 Jika lebih pekat: mudah toksisitas dan hipermagnesemia
 Intramuskuler: bisa diberikan hingga konsentrasi 50%
 Penyerapannya lambat
Apakah MgSO4 Aman ?

MgSO4 vs placebo  Perinatal death


Preeklampsia Sibai, 2005

• Aman dalam dosis terapetik


• Tidak berhubungan dengan kejadian hipokalsemia dan hipermagnesemia
• MAGPIE, magNET, ACTOMgSO4  efek samping negatif neonatal dan
anak menurun, efek positif: penurunan cerebral palsy
• Tidak meningkatkan waktu induksi dan angka SC
• ~ obat lain: nifedipin (potensiasi terapi hipertensi, belum ada kasus efek
samping hipotensi)
Farmakokinetik MgSO4

• Onset : IV, immediate;


IM, 1 jam
• Duration : IV, 30 min; IM,
4 jam

Cunningham, F. et al., 2014. Williams Obstetrics. 24th ed. New York: McGraw-Hill Education.
A. ALTERNATIF 1 (Pemberian kombinasi iv dan im) (untuk Faskes primer, sekunder dan tersier)
Loading dose
• Injeksi 4g iv bolus (MgSO4 20%) 20cc selama 5 menit (jika tersedia MgSO4 40%, berikan 10cc
diencerkan dengan 10 cc aquabidest)
• Injeksi 10g im (MgSO4 40%) 25cc pelan, masing – masing pada bokong kanan dan kiri berikan 5g
(12,5cc). Dapat ditambahkan 1mL Lidokain 2% untuk mengurangi nyeri
Maintenance Dose
Injeksi 5g im (MgSO4 40%) 12,5cc pelan, pada bokong bergantian setiap 6 jam

B. ALTERNATIF 2 (Pemberian iv saja) (hanya untuk Faskes sekunder dan tersier)


Initial Dose
• Injeksi 4g iv bolus (MgSO4 20%) 20cc selama 5 menit (jika tersedia MgSO4 40%, berikan 10cc
diencerkan dengan 10 cc aquabidest)
Dilanjutkan Syringe pump atau infusion pump
• Lanjutkan dengan pemberian MgSO4 1g/jam, contoh: sisa 15cc atau 6g (MgSO4 40%) diencerkan
dengan 15cc aquabidest dan berikan selama 6 jam
Atau dilanjutkan Infusion Drip *
• Lanjutkan dengan pemberian MgSO4 1g/jam, contoh: sisa 15cc atau 6g (MgSO4 40%) diencerkan
dengan 500cc kristaloid dan berikan selama 6 jam (28 tetes / menit)

C. Jika didapatkan kejang ulangan setelah pemberian MgSO4


Tambahan 2g iv bolus (MgSO4 20%) 10cc (jika tersedia MgSO4 40%, berikan 5cc diencerkan dengan
5cc aquabidest). Berikan selama 2 – 5 menit, dapat diulang 2 kali. Jika masih kejang kembali beri
diazepam
*Mudah namun hanya boleh dilakukan jika dapat memastikan jalannya tetesan dengan baik
Berikan MgSO4
seseuai syarat dan indikasi

Indikasi
1. Jika terjadi kejang / eklampsia  untuk menghentikan kejang
(sekaligus dilakukan stabilisasi)
2. Pada kasus preeklampsia berat  untuk mencegah agar tidak
terjadi kejang

Syarat (wajib dipenuhi)


• Frekuensi napas ≥ 12x / menit
• Refleks Patella (+)
• Produksi urin > 100cc / 4 jam
• Tersedia antidotum (kalsium glukonas 10%), berikan 1 g (10cc)
Evaluasi tiap jam pada continuous infusion (syringe pump, infusion pump) dan tiap
sebelum memberikan dosis maintenance pada injeksi intermiten intramuskular

Cunningham, F. et al., 2014. Williams Obstetrics. 24th ed. New York: McGraw-Hill Education.
Pemberian Antihipertensi

• Mencegah komplikasi serebrovaskuler


• Tekanan darah menurun ~ gangguan pertumbuhan janin
• Rekomendasi:
• Diindikasikan bila Sistole ≥ 160 atau Diastole ≥ 110
• Target: Sistole < 160 dan diastol < 110
• Pilihan pertama : nifedipine oral (short acting), hidralazin
parenteral, labetalol parenteral
• Alternatif : nitrogliserin, metildopa, labetalol oral

Task Force on Hypertension in Pregnancy. Hypertension in Pregnancy. American College of Obstetricians and Gynecologists. 2013: Washington
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Diagnosis dan Tatalaksana Pre-eklampsia. 2016
Kasus I: Ny. I/ 22 th / 23-02-16/ Gravida pertama

Tgl. 14 juli 2015


Pasien periksa ke BPM, dikatakan hamil 5/6 mgg
September 2015 – Januari 2016
Pasien rutin kontrol ke BPM, dikatakan TD: 100-120/60-80
9 Februari 2016 (35/36 minggu)
Pasien mengeluh batuk dan kontrol ke BPM, dilakukan pemeriksaan TD : 140/90, pasien di beri
obat vitamin

Tgl. 13 Februari 2016 (36/37 minggu)


Pasien kontrol ke BPM, TD: 160/110. proteinurin 3+, dilakukan USG di bidan, hasil :
BPD = 84,7 ~ 34/35 mggAC = 98,1 ~ 33/34 mgg EFW = 2.290 gram
Pasien diberi obat namun tidak tahu namanya dan diberi surat rujukan ke RS
pasien tidak berangkat oleh karena tidak ada yang mengantar

Tgl. 23 Februari 2016 pkl. 08.00 (37/38 minggu)


Pasien kontrol kembali ke BPM TD: 150/100. Pasien diberi surat rujukan ke faskes sekunder

 Faskes sekunder  impending + fetal distress  RSDS  SC

45
1. Ny. Wiwik Setyowati / 30th / 23-02-2016 / Grvida 3, abortus 1x, BSC

Juli 2015-Januari 2016


Pasien rutin kontrol ke PKM, TD~120-110/80-70.
Tgl 19-02-2016 (38/39 minggu)
TD 160/100. pasien diberi surat rujukan ke Faskes Sekunder tetapi tidak berangkat

Tgl 23-02-2016, pkl. 15.00


pusing kemudian kejang dirumah, dibawa ke PKM, kejang kembali
Pasang infus, diberikan SM 20% 2g iv  kemudian dirujuk ke Faskes sekunder

Faskes Sekunder  penurunan kesadaran + fetal distress  RSDS  SC

46
Satu Pilar tidak optimal
Safe Motherhood runtuh…
Marilah sama – sama mengubah persepsi
Kehamilan
Yang paling sering jadi perhatian…
• Apakah cukup bulan?
• Apakah bayi menangis?
• Laki atau perempuan?
• USG 4D : mirip ayah atau ibu

Hanya sedikit yang memperhatikan


Prepare your generation please… kondisi ibu dan janin
(normal atau berisiko)
• Tidak ada konseling prakonsepsi
• Kurangnya ANC
• ANC pertama kali di trimester 2
Faktor Risiko
dan 3
• Edukasi rendah
• Tidak paham pentingnya skrining
• Sosial Ekonomi yang rendah
dan pencegahan
• Kurangnya support pemerintah
• Tidak ada perencanaan keluarga
• Kurangnya promosi kesehatan
(KB)
Terima Kasih

You might also like