Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 19

PROGRAM KELUARGA

BERENCANA PUSKESMAS
KAWATUNA

Oleh :
Reza Aditya
N 111 14 033

Pembimbing :
dr. Meity Salatan
drg. Elli Yane B,M.Kes
PENDAHULUAN
• pelayanan:
– ibu hamil,
– ibu bersalin,
– ibu nifas,
– ibu dengan komplikasi
kebidanan,
• keluarga berencana,
• neonatus,
• bayi baru lahir dengan
komplikasi,
• bayi, dan
• balita.
19% di pedesaan
39% wanita Indonesia usia produktif yang
tidak menggunakan kontrasepsi
20% di perkotaan
Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007

target Indonesia sehat tahun 201575%

Pada tahun 2015 hasil evaluasi program


KB di Puskesmas Kawatuna adalah 74,3%
• Batasan Masalah
– Bagaimana pelaksanaan Program Keluarga
Berencana di Puskesmas Kawatuna?
– Apa kendala dalam menjalankan program
Keluarga Berencana di Puskesmas
Kawatuna?
TINJAUAN PUSTAKA
• Program KB pertama kali ditetapkan sebagai
program pemerintah pada 29 Juni 1970.
• Langkah kegiatan tim pelayanan
kesehatan KB Tingkat Puskesmas:

– Pendataan sasaran PUS.


– Konseling KB untuk PUS
– Pelayanan kontrasepsi sesuai standar
– Pengadaan Alat dan Obat Kontrasepsi (Alokon)
– Pelatihan klinis pelayanan kontrasepsi terkini
(Contraseptive Technical Update)
– Pelatihan peningkatan kinerja pelayanan KB
– Pelatihan penggunaan Alat Bantu Pengambilan
Keputusan (ABKP)
– Penguatan sistem informasi pelayanan KB
– Supervisi, Monitoring dan Evaluasi.
Cakupan peserta KB baru terhadap
Pasangan Usia Subur (PUS)
• Target pencapaian akseptor KB aktif untuk tahun 2015 adalah 75%
dari jumlah pasangan usia subur di wilayah kerja puskesmas,
sedangkan yang dicapai Puskesmas Kawatuna pada tahun 2015
adalah (74,3%)

Metode Kontrasepsi

Pil Suntik Implan IUD Kondom MOP/MOW

Puskesmas
29,1% 29,9% 10,2% 16,9% 4,1% 9,8%
Kawatuna
PEMBAHASAN
• Di Puskesmas Kawatuna, program pelayanan KB diketuai oleh
kepala Puskesmas dan memiliki bidan sebagai petugas KIA serta
KB. Kepala Puskesmas yang berperan sebagai koordinator dan
pembimbing peran serta masyarakat dan penyuluhan kesehatan
masyarakat oleh tim pelaksana Puskesmas. Jumlah Bidan yang
terlatih KB di fasilitas pelayanan KB bertugas melaksanakan
pelayanan kesehatan KB di dalam maupun di luar gedung sesuai
standar yang ditetapkan.
• Kompetensi tenaga kesehatan pada program KB Puskesmas
Kawatuna adalah S1 Keperawatan + Ners/ S1 Keperawatan, D III
Keperawatan/ D IV Kebidanan, D III kebidanan/ S1 kesehatan
ditambah pelatihan, memiliki STR dan pernah pelatihan tenaga KB.
• Jika dibandingkan antara kondisi ketenagaan ideal yang
dipaparkan di atas dengan kondisi yang ada di
Puskesmas Kawatuna, dapat disimpulkan bahwa bagian
ini sudah terpenuhi. Puskesmas Kawatuna sebagai
fasilitas pelayanan tingkat pertama sudah dilayani oleh
bidan dan dokter umum yang berkompeten dalam
melakukan pelayanan tingkat pertama. Dari aspek
tersebut, diketahui bahwa faktor ketenagaan dalam
mengelola program KB di Puskesmas Kawatuna berjalan
dengan baik.
• Target pencapaian akseptor KB aktif untuk tahun 2015
adalah 75% dari jumlah pasangan usia subur di wilayah
kerja puskesmas, sedangkan yang dicapai Puskesmas
Kawatuna pada tahun 2015 adalah (74,3%)

Metode Kontrasepsi

Pil Suntik Implan IUD Kondom MOP/MOW

Puskesmas
29,1% 29,9% 10,2% 16,9% 4,1% 9,8%
Kawatuna
• Program KB yang bekerja sama dengan
BKKBN, sehingga bagi keluarga yang ingin KB,
ini bisa didapatkan secara cuma-cuma, dan
jenis KB nya ialah:
• 1. Suntik
• 2. IUD
• 3. Pil
• 4. Implan
• 5. Kondom
• Program KB lainnya yang dilakukan di luar puskesmas
Kawatuna yaitu penyuluhan KB ataupun konseling yang
dilakukan bersamaan dengan kegiatan posyandu juga
kunjungan ke rumah-rumah warga untuk mendata
pasangan usia subur dan penggunaan KB.
• Jika melihat dari program KB yang di jalankan dengan
target pencapaian akseptor KB masih belum mencapai
target. Ini disebabkan beberapa faktor yang salah
satunya yaitu kesadaran masyarakat yang masih kurang
untuk melaksanakan program KB dan juga beberapa
golongan masyarakat yang sulit di data. Beberapa hal ini
yang membuat tidak tercapainya target yang diharapkan.
• Untuk pengorganisasian, diketahui bahwa
telah ada pengorganisasian personil
dalam mengelola pelayanan KB.
Pengorganisasian ini sudah berjalan baik
karena secara kualitas dan kuantitas
personil sudah standarisasi playanan KB,
namun tugas untuk pelaporan data
pelayanan KB masih belum berjalan baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Program KB merupakan salah satu program yang
diluncurkan pemerintah dalam rangka pembangunan
kesehatan di Indonesia. Khususnya di Puskesmas
Kawatuna, perhatian khusus harus diberikan terhadap
peningkatan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak
dengan melaksanakan berbagai upaya percepatan
penurunan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi
dan upaya-upaya lain yang ada di Puskesmas.
• Dilihat dari sisi man (ketenagaan), money (dana),
material, dan method (metode), memiliki kontribusi
tersendiri bagi terlaksananya program KB dapat
disimpulkan bahwa Puskesmas Kawatuna sudah
memiliki input yang baik.
• Dilihat dari sisi proses terlaksananya program KB
di Puskesmas Kawatuna, masih terdapat kekurangan
pada proses actuating (pergerakan-pelaksanaan).
Berdasarkan seluruh informasi yang diperoleh,
kekurangan terletak di pencatatan dan pelaporan serta
pengawasan KB belum berjalan dengan baik.
• Secara umum, dapat disimpulkan bahwa program
KB di Puskesmas Kawatuna telah berjalan cukup baik.
• Saran
Dalam rangka perbaikan terhadap beberapa
kendala yang dihadapi, diajukan beberapa saran
antara lain:
Agar lebih ketat dalam mendata pasangan usia
subur dan pengguna alat kontrasepsi
Kegiatan penyuluhan atau promosi tentang KB
bisa dibuat menarik agar minat masyarakat bisa
terpacu
Agar petugas puskesmas lebih proaktif dalam
mengambil data ke dokter praktik swasta
sehingga pencatatan lebih maksimal.

You might also like