Panum CMHN Angkatan 19

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

CMHN

(Community Mental
Health Nursing)

Yuniar Mansye Soeli, Sp.Kep.J


Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas

Komprehensif
Holistik
Terus-menerus
Paripurna
Fokus pada masy
 Sehat jiwa
 Rentan stres/risiko
 Pemulihan
 Pencegahan kekambuhan
RSJ Pelayanan paripurna

RSU

Puskesmas

Individu

Keluarga

Masyarakat
Tahap perkembangan Erik Erikson
INFANT
• Trust vs Mistrust
• Pemupukan rasa
percaya pada orang
lain yang diawali
dengan pemupukan
rasa percaya pada
orang lain yang
diawali dengan
kepercayaan terhadap
ibu
TODDLER
• Autonomy vs Doubt
(Kemandirian vs
Ragu/Malu)
• Mengembangkan
kemandirian dengan
cara memberi
kebebasan dan
membiarkan anak untuk
mempelajari dunianya
PRA SEKOLAH
• Inisiatif vs rasa bersalah
• Menuju kemampuan
berinisiatif dalam
menyelesaikan masalahnya
sesuai pengetahuannya.
Kemampuan ini bisa diperoleh
bila konsep diri anak positif
karena anak mulai berkhayal
dan kreatif serta meniru peran
peran disekelilingnya.
• Anak berinisiatif melakukan
sesuatu dan memberi hasil
dan merasa bersalah bila
tindakannya berdampak
negatif
SEKOLAH
• Industri vs Rendah Diri
• Kemampuan menghasilkan
karya, berinteraksi dan
berprestasi dalam belajar
berdasarkan kemampuan diri
sendiri. Pencapaian
kemampuan ini akan membuat
anak bangga terhadap dirinya.
Hambatan atau kegagalan
mencapai kemampuan ini
menyebabkan anak merasa
rendah diri sehingga pada
masa dewasa anak dapat
mengalami hambatan dalam
bersosialisasi
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

1. Infant (usia 0-18 bulan), Trust vs Mistrust


2. Toddler (usia1,5 thn-3 tahun), Autonomy vs Doubt
3. Pra Sekolah (usia 3 thn-6 thn), Inisiatif vs Rasa Bersalah
4. Sekolah (usia 6 thn – 12 thn), Industri vs Rendah Diri
5. Remaja (usia 12 thn – 18 thn), Pembentukan Identitas vs
Bingung
6. Dewasa Muda (usia 18 thn – 25 thn), Intim vs Isolasi
7. Dewasa (usia 25-60 thn), Menyiapkan generasi berikut vs
terhambat
8. Lansia (usia >60 thn), Integritas Diri vs Putus Asa
1. Potensial Berkembang
Rasa Percaya
2. Potensial
DIAGNOSIS Mengembangkan
SEHAT Kemandirian
3. Potensial
Mengembangkan
Inisiatif
4. Potensial Berkarya
SPTK
• SP 1 KELUARGA : Menjelaskan Perkembangan
Psikososial Kanak-Kanak yang normal dan
menyimpang serta cara menstimulasinya
1. ORIENTASI
1.1 SALAM TERAPEUTIK
“Selamat pagi/siang/sore, Bapak/Ibu. Saya perawat dari Puskesmas
Suwawa. Saya mendapatkan data kalau ibu mempunyai anak
usia......? Saya ingin mendata terkait kesehatan anak ibu. Nama
Bapak/Ibu siapa? Biasa dipanggil apa? Bapak di rumah tinggal
dengan siapa saja? Nama anaknya siapa?
1.2 Evaluasi
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini? Bagaimana kondisi
kesehatan si kecil? Usianya 2 tahun ya? Bagaimana
Perkembangannya Anak A?
1.3 Validasi
Apakah yang sudah Bapak/Ibu lakukan untuk melatih perkembangan Anak
A?

1.3 Kontrak
Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perkembangan
anak Bapak/Ibu? Berapa lama Bapak/Ibu punya waktu? 30 menit?
Dimana kita akan bicara? Di ruangan tamu ini saja? Baiklah kita
akan berbincang-bincang selama 30 menit
2. KERJA

1. Menjelaskan Perkembangan Psikososial Anak Yang Normal


dan Menyimpang

“Bapak/Ibu, ini leaflet tentang perkembangan kanak-kanak. Mari


kita lihat perkembangan kanak-kanak yang normal dan
menyimpang. Saya akan jelaskan satu per satu. Kemampuan
utama anak usia 1,5-3 tahun adalah mandiri, artinya mampu
melakukan kegiatan sendiri. Anak akan tahu mana yang dapat
dan boleh dilakukannya serta percaya diri bahwa ia mampu
melakukannya sendiri. Jika anak tidak mau diatur dan ingin
mengerjakannya sendiri, itu hal yang normal.
LANJUTAN
2. Menjelaskan cara untuk membantu anak mencapai
kemampuannya
Tugas kita membantu anak mencapai kemampuan seperti
yang tertulis di leaflet ini. Selain itu, kita dapat melakukan
permainan yang bersifat menggali rasa ingin tahunya selama
kegiatan tersebut aman bagi anak (misalnya, main pasir, main
lilin), memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan
aktifitas yang diinginkannya dengan tetap memberikan sedikit
batasan (misalnya anak diizinkan naik tangga tetapi dijelaskan
agar hati-hati agar tidak jatuh dan dijaga), melarang dengan
kata-kata yang bersifat positif (misalnya tangganya licin, nanti
kalau naik, A bisa jatuh), memberikan pilihan perilaku yang
ingin dilakukan anak (misalnya beri tahu langkah-langkah
memakai baju dan beri pujian jika anak berhasil
LANJUTAN
3. Menyampaikan akibat jika anak tidak dapat
mencapai kemampuan
Apakah A sdh sama kemampuannya seperti yang
tertulis di leaflet itu? Sebagian besar sudah?
Bagus, Bapak/Ibu tinggal membantu supaya
kemampuan lain dapat tercapai. Anak yang tidak
dapat mencapai kemampuan tersebut akan
merasa selalu ragu-ragu atau malu sehingga ia
akan bergantung terus pada orang lain dan
setelah dewasa anak akan merasa minder.
3. TERMINASI
3.1 Evaluasi
Evaluasi Subjektif
Nah, Bapak/Ibu, kita sudah mendiskusikan tentang
perkembangan kanak-kanak yang normal dan
menyimpang. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu sekarang?
Adakah manfaatnya?

Evaluasi Objektif
Apakah Bapak/Ibu masih ingat bagaimana cara merawat
A agar supaya ia berkembang lebih baik lagi? Betul
sekali. Bagus Bapak/Ibu sudah mengingat dengan baik
LANJUTAN

3.2 Rencana Tindak Lanjut


Kalau begitu bapak/ibu dapat mencoba beberapa cara
yang belum Bapak/Ibu lakukan selama ini dan pada
pertemuan berikut ceritakan pada saya

3.3 Kontrak Yang Akan Datang


Minggu depan saya akan kesini lagi untuk mengajarkan
cara-cara yang telah kita diskusikan tadi pada anak
Bapak/Ibu, hari apa Bpk/Ibu kita bisa bertemu lagi?
Baiklah kalau begitu saya permisi dulu, Pak/Bu, Sampai
jumpa...Assalamu’alaikum
CARING
WITH
LOVE

You might also like