Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 40

LARUTAN ELEKTROLIT

DAN NON ELEKTROLIT


Larutan

* Materi homogen Wujud akhir larutan


Larutan * Komposisi TUNGGAL / 1 FASA.
dapat berubah
* Ada solute+Solven

Larutan Larutan Larutan


padat cair gas
• Emas <24 karat
• Kuningan (lrt Cu + Zn) • Air laut (lrt garam NaCl)
• Perunggu (lrt Cu + Pb) • Air gula
• Perak Sterling (lrt Cu + Ag)
• Stainlessteel (Ni + Cr + Fe)
(lrt padat)
• Bi-Cd , MgCu2
• Gas Elpiji (CH4,C2H6,C3H8,C4H10)
(senyawa / compound)
• Udara (N2 79% + O2 21%)
LARUTAN – AIR ZAT-ZAT ANORGANIK

FOKUS ANALISA Didasari pengamatan reaksi-reaksi kimia dalam


KIMIA air
KUALI / KUANTI TATIF

Z.non elektrolit Zat Zat Pelarut


terlarut Solven
Z. elektrolit Solute AIR
interaksi
Disosiasi
- ter Solvasi
- ter Hidrasi
Ion (-) / (+)

Larutan homogen

Ukuran untuk menyatkan jumlah solut dlama solven


dinyatakan dalam beberapa satuan
DIAGRAM FASA
1.atm G F oD E
o o o

H
o
Pelarut Murni Murni utan
a rut lar
padat C Pe l
o
Tekanan uap

B
o

o o o o
Titik beku larutan Titik beku pelarut Titik didih Pelarut Titik didih larutan

Tb Td
SATUAN KONSENTRASI LARUTAN

Persentase (%) jumlah gram zat terlarut dalam tiap


100 gram larutan.
Fraksi mol (X) perbandingan jumlah mol suatu zat dalam larutan
terhadap jumlah mol seluruh zat dalam larutan.

Kemolaran (M) jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Kemolalan (m) jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1000 gram pelarut.
Kenormalan (N) jumlah grek zat terlarut dalam tiap liter larutan.
ppm Bagian solute dalam perjuta bagian larutan
ppb Bagian zat solut permilyar bagian larutan
RUMUS KONSENTRASI LARUTAN

• % = gram zat terlarut x 100 %


gram larutan

• X = mol suatu zat : mol seluruh zat

• M = mol / liter = mmol / ml

• M = (1000 / V larutan) X (gram / BM)

• N = M x jumlah H+ atau OH –

• N = grek / liter N = mgrek / ml

• Grek = mol x jumlah H+ atau OH –


Cara pembuatan larutan
• Solut padat : CH3COOH, NaOH,
KOH, KMnO4

• Solut Cair : HCl, H2SO4, NH4OH


Solut padat
Penimbangan
pengenceran

 pelarutan 
Solut cair : pengenceran
Contoh cara pembuatan larutan
• Bagaimanakah cara membuat larutan NaOH 0,5 M sebanyak 500 mL.
• Untuk membuat 250 ml larutan CH3COOH 0,25N, maka berapa gram
asam tersebut yang harus dilarutkan
• Bagaimana cara membuat larutan 100 ml larutan H2SO4 0,1N dari larutan
pekatnya yang mempunyai massa jenis 1,18 g/ml dan kadar 98 %b/b
BERBAGAI JENIS LARUTAN
ELEKTROLIT
+-
- +-
+ +- + -
+ -+ - +-
-
+

-
+
FENOMENA EKSPERIMEN

1. Substansi dapat dibagi menjadi dua golongan


:

*larutannya menghantarkan listrik

elektrolit.

*larutannya tidak menghantarkan


listrik.

non-elektrolit.

Eksperimen untuk penentukan


daya hantar listrik larutan.
FENOMENA EKSPERIMEN

2. Fragmen / pecahan proses dissosiasi  bermuatan listrik 


pengukuran listrik dapat menunjukkan terjadinya dissosiasi

3. Partikel-partikel bermuatan listrik (ion-ion), bergerak di dalam larutan


penyumbang arus listrik  pengukuran daya listrik dapat digunakan
menetukan apakah solut berdissosiasi menjadi ion

4. Secara kuantitatif pengukuran daya hantar listrik  memberikan informasi


tentang konsentrasi relatif dari muatan listrik di dalam larutan.
** Daya hantar listrik (1.m.HCl), lebih besar dari (1.m.CH 3COOH)
dalam larutan
ion ion HCL >> ion ion CH3COOH
elektrolit

5. Elektrolit  * elektrolit kuat  penghantar listrik yang besar (kuat)


* elektrolit lemah  penghantar listrik yang kecil (lemah)
KARAKTERISTIK
ELEKTROLIT KUAT . . .

• Menghasilkan banyak ion ion,

• Sedikit / tidak ada sama sekali Molekul netral dalam larutan

• Uji daya hantar listrik menghasilkan gelembung gas banyak,


 lampu menyala
• Penghantar listrik yang baik

• Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1

• Terionisasi sempurna, / sebagian besar terionisasi sempurna


KARAKTERISTIK
ELEKTROLIT LEMAH . .

• Menghasilkan sedikit ion


• Molekul netral dalam larutan banyak
• Terionisasi hanya sebagian kecil
• Uji daya hantar listrik  gelembung gas yang dihasilkan sedikit,
lampu tidak menyala
• Penghantar listrik yang buruk
• Derajat ionisasi mendekati 0
KARAKTERISTIK
NON ELEKTROLIT . .

• Tidak menghasilkan ion


• Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
• Uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung,
 lampu tidak menyala
• Tidak terjadi dissosiasi, molekul solute tetap dengan identitas nya

Contoh

Larutan gula ( gula dalam air), molekul gula berada dalam keadaan tersolvasi atau terhidrasi
yakni molekul-molekul gula dikelilingi oleh molekul-molekul air.
Molekul-molekul tersebut tidak bermuatan atau netral sehingga bila dimasukkan elektroda
positif dan negatif ke dalam larutan, tak ada alasan bagi molekul untuk bergerak kearah
elektroda tertentu.
CONTOH
LARUTAN SIFAT DAN PENGAMATAN REAKSI IONISASI
SENYAWA
- terionisasi sempurna NaCl, HCl, NaCl  Na+ + Cl-
- menghantarkan arus listrik NaOH, NaOH  Na+ + OH-
- lampu menyala terang H2SO4, H2SO4  H+ + SO4-
Elektrolit - terdapat gelembung gas dan KCl KCl  K+ + Cl-
Kuat

- terionisasi sebagian CH3COOH, CH3COOH  H+ + CH3COO-


- menghantarkan arus listrik NH4OH, HCN  H+ + CN-
Elektrolit - lampu menyala redup HCN, dan Al(OH)3  Al3+ + 3OH-
Lemah - terdapat gelembung gas Al(OH)3

- tidak terionisasi C6H12O6, C6H12O6


- tidak menghantarkan arus C12H22O11, C12H22O11
Non listrik CO(NH2)2, dan CO(NH2)2
Elektrolit - lampu tidak menyala C2H5OH C2H5OH
- tidak terdapat gelembung gas
SIFAT-SIFAT LARUTAN

• Sifat larutan ditinjau dari BEBERAPA sifat SEPERTI IONISASI DAN


JUGA yang berkaitan dengan penambahan solut ke dalam solven.
• Penambahan solut yang relatif non-volatil (tak mudah menguap) ke dalam
solven akan mengakibatkan :
• *. berkurangnya kecenderungan molekul solven untuk
menguap, (tekanan uap solven menjadi lebih kecil / menurun).
*. turunnya titik beku larutan
#. seperti yang diamati pada perubahan gula ke dalam air
#. air membeku pada suhu di bawah 0oC.
*. berkurangnya tekanan uap maupun titik beku di dalam larutan
encer, berbanding langsung dengan konsentrasi solut, atau \
bergantung pada jumlah relatif solut.
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Sifat yang ditentukan oleh konsentrasi.

1. Kenaikan titik didih ( ΔTd )


2. Penurunan titik beku ( ΔTb )
3. Tekanan osmotik ( π )
4. Penurunan tekanan uap ( Δp )

• Keempatnya ditentukan oleh konsentrasi

banyaknya partikel zat terlarut.

Makin besar konsentrasi makin besar pula sifat koligatifnya. Untuk larutan elektrolit maka
banyak ion dalam larutan juga akan mempengaruhi sifat koligatif
DIAGRAM FASA
1.atm G F oD E
o o o

H
o
Pelarut Murni Murni utan
a rut lar
padat C Pe l
o
Tekanan uap

B
o

o o o o
Titik beku larutan Titik beku pelarut Titik didih Pelarut Titik didih larutan

Tb Td
Diagram fasa pengaruh solut non volatil pada solven (air).

• Pengaruh penambahan solut pada pelarut fasa cair H2O


murni ditunjukkan pd diagram fasa larutan diatas.
• Dari diagram fasa terlihat 
* penurunan tekanan uap mengakibatkan :
# penurunan titik beku
# kenaikan titik didih larutan.
• Secara kuantitatif penurunan tekanan uap solven oleh penambahan solute
dijelaskan oleh hukum Raoult yang menyatakan bahwa turunnya tekanan uap
solven sama dengan fraksi mol solut yang ada.

Pers.1

• Po1 : tekanan uap H2O murni


• P1 : tekanan uap solven dalam larutan
• X2 : fraksi mol solut
• Sedangkan fraksi mol solven ( X1),  X1 = 1 – X2 Sehingga
Dari hubungan terakhir terlihat bahwa tekanan uap akhir solven
berbanding langsung dengan fraksi molnya.

Dengan mengamati segitiga DGH pada gambar


maka betapapun besarnya segitiga tersebut, sisi GF akan
sebanding dengan sisi DE
Pers.2
atau kenaikan titik didih (∆ Td) sebanding dengan turunnya
tekanan uap (∆ P).

Jadi ∆ Td ~ ∆ P ~ X2

n adalah jumlah mol yang bila larutan encer


( n solut <<<< n solven) berlaku:

m : molalitas larutan (m mol solut per kg larutan)


M1 ; berat molekul solven
Pers.3
Secara pendekatan dapat dituliskan bahwa :

∆ Td sebanding dengan molalitas atau ∆ Td = Kd m

dimana Kd adalah tetapan /konstanta kenaikan titik didih molal 


kenaikan titik didih bila 1 mol solut ditambahkan ke dalam 1 kg solven.

Harga Kd hanya bergantung pada macam solven dan tidak bergantung pada macam solut.
Untuk larutan elektrolit encer berlaku ∆ Td = Kd .m.i,
dimana i adalah faktor Van’t Hoff,  dengan memperhitungkan jumlah ion yang terjadi
(misal i = 2 untuk NaCl dan I = 3 untuk Ca(OH) 2).
i= 1 + (n-1)α

Analog dengan itu pada peristiwa penurunan titik beku berlaku :


∆ Tb = Kb m dimana ∆ Tb = penurunan titik beku
Kb = konstanta penurunan titik beku molal 
penurunan titik beku bila 1 mol solut dilarutkan ke dalam 1 kg solven.
Sedang untuk elektrolit encer berlaku ∆ Tb = Kb m i.
Dari hubungan di atas  dapat ditentukan harga
Berat Molekul solut sebagai berikut :

Pers.3

M2 : berat molekul solut M 1 : berat molekul solven

W2 : berat solut W 1 : berat solven

Tb : titik beku solven T d : titik didih solven

∆ Hv: panas penguapan solven ∆ Hc: panas pencairan solven


Sifat koligatif yang lain
• Perbedaan konsentrasi mengakibatkan terjadinya perpindahan
molekul pada zat pelarut dari larutan konsentrasi rendah ke larutan
yang memiliki konsentrasi lebih tinggi melalui selaput semipermeabel.
Fenomena ini dinamakan sifat osmosis.Maka dari itu, dapat
disimpulkan bahwa sifat koligatif larutan meliputi tekanan osmosis,
DISOSIASI/IONISASI LARUTAN
• PROSES PERURAIAN SOLUT DALAM SOLVEN DIKENAL DENGAN DISOSIASI
• DISOSIASI akan MENGHASILKAN PARTIKEL BERMUATAN / ION
• Jumlah solut yang terdissosiasi di dalam larutan bervariasi secara luas. seperti HCl,
terdissosiasi hampir seluruhnya di dalam larutan sedangkan asam asetat, CH 3COOH,
hanya sedikit sekali terdissosiasi menjadi ion-ion.
• BESARAN persen dissosiasi tergantung kepada kuat ikatan dan perubahan entropi
dissosiasi. Penurunan titik beku solven lebih mudah dikerjakan untuk menentukan
persen dissosiasi karena sebanding dengan konsentrasi molal solut yang larut dalam
solven.
• Persen dissosiasi dapat ditentukan dengan mengukur sifat fisika yang tergantung
pada konsentrasi ion. MISAL : Pengukuran konduktifitas (daya hantar listrik) dan
turunnya titik beku dapat ditentukan untuk maksud itu.
DISOSIASI/IONISASI LARUTAN
• Contoh:
bila diketahui titik beku larutan 0,0100 m AB adalah 0,0193oC, berapa
persenkah molekul AB yang terdissosiasi di dalam air ?
Kb air = 1,86 oC/m.
Yang memepengaruhi %/derajad disosiasi

• sifat alamiah solut. Jika molekul AB terdissosiasi menjadi ion A+ dan B- berarti ikatan AB harus
pecah (putus). Proses ini tergantung pada sifat alamiah A dan B. Sebagai contoh pada suhu
dan konsentrasi ang sama, HCl hampir 100 % terdissosiasi sedangkan HF hanya 1 % yang
terdissosiasi.
• Sifat alamiah solven. Didalam solven yang berbeda, sifat solut dapat berubah . Misal HCl di
dalam air terdissosiasi hampir 100 % sedangkan di dalam benmzene kurang dari 100 %.
• Suhu. Tidak ada aturan sederhana mengenai perubahan persen persen dissosiasi terhadap
perubahan suhu. Ada yang naik dengan kenaikan suhu, ada pula yang justru turun dengan
kenaikan suhu. Bahkan asam asetat yang pada suhu biasa (suhu kamar) terdissosiasi 1 %
ternyata di bawah atau diatas suhu kamar persen dissosiasinya kurang dari 1 %.
• Konsentrasi. Persen dissosiasi elektrolit bertambah besar dengan turunnya konsentrasi.
Makin encer suatu larutan, makin besar persen dissosiasinya. Pada pengemceran tidak
berhingga, persen dissosianya mendekati 100 % bagi setiap elektrolit.
• Konsentrasi CH3COOH Persen dissosiasi(%)
1M 0,4
10-1 M 1,3
10-2 M 4,3
10-3 M 15
10-4 M 75
~ encer 100
• Dengan demikian definisi elektrolit kuat dan lemah harus menggunakan konvensi
bahwa sebagai referensi adalah larutan 1 M
• Jika larutan 1 M, persen dissosiasinya besar disebut larutan elektrolit kuat sedang
jika kecil dinamakan elektrolit lemah.
Atraksi Interionik.

• Pengukuran titik beku larutan NaCl pada berbagai konsentrasi


• Konsentrasi Titik beku Turunnya titik beku OC permolal NaCl
• 0,1 m -0,347 3,47
• 0,01 m -0,0361 3,61
• 0,001 m -0,00366 3,66
• 0,0001 m -0,000372 3,72

• Tampak bahwa hanya untuk larutan sangat encer, NaCl akan terurai sempurna menjadi 2 mol
partikel (Na+ dan Cl-). Padahal sejak ditemukannya teori dissosiasi elektrolit Arrhenius (1890)
sampai 1923, dipercaya bahwa larutan NaCl adalah elektrolit kuat tetapi mengapa tak
berdissosiasi sempurna pada konsentrasi pekat?
1923, Peter Debye dan Ernst Huckel mengusulkan penjelasannya:
• Sinar X menunjukkan bahwa garam NaCl adalah 100 % ionik pada keadaan
padat. Karenanya sangat tidak mungkin bila di dalam fasa larutan tidak
terbentuk ion-ion.
• Jadi suatu efek reduksi terhadap jumlah ion-ion Na+ dan Cl- di dalam larutan
tentulah bukan karena assosiasi ion menjadi molekul NaCl melainkan karena
adanya reduksi terhadap aktifitas ion.
• Reduksi ni tentunya berasal dari adanya attraksi interionik diantara Na+ dan
Cl- di dalam larutan.
• Gaya listrik diantara kedua muatan (sebut saja sebagai q1 dan q2) yang
terpisah oleh jarak r menurut hukum Coulomb:
Hk Coulomb

Pada larutan encer NaCl, jarak antara ion r begitu besar sehingga F interaksi antar
ion sangat kecil shg dapat diabaikan. Jika konsentrasi larutan diperbesar maka
jarak antara ion menjadi lebih kecil dan gaya attraksi antara ion positif dan negatif
bertambah besar.
Namun demikian Na+ dan Cl- tidak membentuk pasangan melainkan terdapat
distribusi ion sedemikian hingga setiap setiap ion dikelilingi pelarut dan mereka
bergerak kian kemari di dalam larutan tsbt.
Dengan perkataan lain ion Na+ dan Cl- tidak seleluasa gerakannya bila
dibandingkan dengan di dalam larutan yang lebih encer sehingga daya hantar
listriknya menurun. Semakin pekat larutan akan semakin kecil daya hantar listrik
permol berikut :
Konsentrasi NaCl Daya hantar listrik permol
0,1 m 106,74
0,01 m 118,51
0,001 m 123,74
Encer sekali 126,45

• Jadi jika misalnya kita melipatkan konsentrasi larutan NaCl dari 0,01 m menjadi 0,02 m
maka daya hantar listriknya tidak lipat dua tetapi hanya nail sekitar 97 %, begitu pula
dari 0,05 m menjadi 0,1 m hanya naik sekitar 96 %.
• Makin pekat larutan makin berkurang kenaikan daya hantar listrik permol NaCl.
• Penjelasan serupa dapat digunakan untuk menerangkan tentang penurunan titik
bekunya. Di dalam larutan NaCl yang pekat, ion-ion agak kurang bebas untuk
menurunkan uap air.
SOAL
PENERAPAN PENGERTIAN KONSENTRASI

Berapa gram NaOH yang terlarut dalam 250 ml larutan NaOH 0,4 M?
(BM. NaOH = 40).

Campuran dari 150 ml larutan H2SO4 0,2 M dg 100 ml larutan H2SO4 0,3 M.
Berapa konsentrasi akhir larutan campuran asam tersebut?

 Hitunglah normalitas HCl dari asam pekat dengan kadar 40 % dan kerapatan HCl
1,1980 gr/mL! tentukan juga kadar dalam molalitas, ppm dan fraksi mol HCl
30 gram asam asetat (BM=60) dilarutkan dalam 45 gram air
(BM=18). Hitunglah : Konsentrasi larutan dalam % dan fraksi mol
masing-masing zat.

0,02 gram NaOH (BM=40) dilarutkan dalam air sehingga volume


larutan 250 ml. Hitung konsentrasi dalam satuan Molar, molalitas dan
ppm?
• Pada suatu zat nonelektrolit (Mr = 40) seberat 30 gram dilarutkan
dalam 900 gram air. Penurunan pada titik beku larutan ini yaitu
1,550°C. Berapa gram pada zat yang harus dilarutkan didalam 1,2 kg
air agar mendapatkan larutan dari penurunan titik beku yang
setengahnya pada penurunan titik beku diatasnya:

You might also like