Professional Documents
Culture Documents
Desain Eksperimen
Desain Eksperimen
EKSPERIMENTAL
HARVINA SAWITRI, SKM, MKM
STUDI EKSPERIMEN
Desain Studi yang dapat memberikan jawaban tentang hubungan sebab akibat
dengan melakukan manipulasi (perlakuan) pada subjek penelitian untuk kemudian
dipelajari efek dari perlakuan tersebut. (Noor,Nur Nasry:2008).
Nama lain studi eksperimental adalah studi Intervensi yang hampir mirip dengan studi
kohort. Perbedaan studi kohort dengan studi intervensi terletak pada perlakuan
intervensi status “exposure” pada subjek-subjek yang diteliti.
Desain Dasar
▪ Uji klinis seringkali dilakukan untuk membandingkan efek satu jenis pengobatan
dengan pengobatan lainnya.
▪ Dalam arti kata luat tidak hanya berarti pengobatan medikamentosa, namun
termasuk tindakan pencegahan, tindakan bedah, terapi psikologis, diet, akupuntur,
pendidikan atau intervensi kesehatan masyarakat
▪ Randomized Controlled Trial (RCT) merupakan gold standar uji klinis
▪ RCT adalah prosedur yang umumnya digunakan pada uji coba obat atau prosedur
medis. RCT melibatkan proses pemberian perlakuan kepada subjek secara acak. RCT
dianggap sebagai bukti ilmiah paling terpercaya dalam perawatan kesehatan karena
menghilangkan kausalitas palsu dan bias. RCT terutama digunakan pada penelitian
klinis.
Tahapan Penemuan Obat Baru
▪ Tahapan 1
Pada tahapan ini dilakukan uji laboratorium yang disebut dengan uji pra-klinis, yang
dilaksanakan dengan hewan coba. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan
informasi tentang aspek farmakologi dan toksikologi obat guna menyiapkan
tahapan berikutnya yaitu studi menggunakan manusia.
Tahapan Penemuan Obat Baru
▪ Tahapan 2 terdiri dari 4 Fase
▪ Fase I Meneliti keamanan serta toleransi terhadap obat
▪ Fase II Menilai sistem atau dosis pengobatan yang paling efektif,
biasanya dilaksanakan dengan 100-200 peserta penelitian.
Subyek
terpilih
RANDOMISASI
Kelompok Kelompok
kontrol intervensi
P : O1 O2
E2 : O1 X O2
P : O1 O2
▪ One group pretest posttest design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu
kelompok saja tanpa kelompok pembanding.
▪ Posttest only control group design Penggunaan model ini didasari asumsi bahwa
kelompok eksperimen dan kelompok pembanding yang diambil melalui undian sudah
betul-betul ekuivalen.
CONTOH JUDUL non Medikamentosa
1. Pengaruh lamanya paparan pestisida terhadap dermatosis
2. Pengaruh pemakaian APD terhadap angka kejadian dermatosis
3. Pengaruh beban kerja terhadap vertigo yang dialami pekerja
4. Pengaruh paparan debu terhadap penyakit pneumoni pada pekerja
5. Pengaruh metode peredam mesin pada LBP
6. Pengaruh lingkungan kerja terhadap TBC
7. Pengaruh iklim kerja panas pada tenaga kerja terhadap tingkat heat
stress di perusahaan
8. Pengaruh pola makan terhadap PJK pada pekerja kantoran
9. Pengaruh konsentrasi toluena pada lem sepatu terhadap penyakit
erythema
10. Pengaruh konsumsi air minum terhadap heat stress pada pekerja
11. Pengaruh sanitasi makanan di perusahaan dengan penyakit diare
pada pekerja
PRINSIP
▪ Intervensi
▪ Local Kontrol
▪ Randomisasi
▪ Blinding
Intervensi
▪ Jenis Intervensi
▪ Lab Studi, Clinical trial, Field Intervention, Community Intervention
▪ Pemberian Intervensi/treatmen dapat dilakukan pada 2 kelompok atau
lebih
▪ Aplikasi :
▪ Untuk Menbandingkan Efektivitas Obat A dan B Terhadap Penyakit Tertentu
▪ Untuk Melihat Efektivitas pemberian intervensi/treatmen terhadap
penyakit/masalah kesehatan
Intervensi
▪ Lab Studi : untuk menilai responsi akut yang terjadi pada subjek akibat perlakuan,
baik secara biologis maupun perilaku, yang dapat dianggap sebagai faktor risiko
dalam proses kejadian penyakit atau gangguan kesehatan lainnya.
▪ Clinical trial :
untuk membandingkan efek serta besarnya pengaruh suatu
perlakuan pada sekelompok objek (kelompok studi) yang dibandingkan dengan
kelompok kontrol secara prospektif, manusia sebagai objek penelitian.
▪ Field Intervention: penelitian dilakukan di lapangan dan ditujukan pada orang-
orang yang mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit tertentu untuk dilakukan uji
coba pencegahannya. Contoh : uji coba vaksin di lapangan.
▪ Singel Blind Hanya subjek penelitian(responden) yang tidak tahu terapi apa
yang diberikan
▪ Doubel Blind Subjek penelitian dan pemeriksa tidak boleh tahu terapi apa
yang diberikan
▪ Tripel Blind Subjek penelitian, pemeriksa dan peneliti tidak boleh tahu terapi
apa yang diberikan
Blocking
▪ 4 Kriteri Bloking
▪ Proximiti (kedekatan)
▪ Karakteristik Fisik
▪ Waktu
▪ Manajemen Tugas-tugas
Contoh Bloking
Observasi Basline/Variabel yang dianggap penting : Tinggi Bandan
Observasi dari unit eksperimen :
43, 72, 46, 66, 49, 68, 50, 69 76, 42
Mean = 58, Varians = 17,5
Blok 1 : 43, 46, 49, 50, 42 Mean = 46, Varians = 12,5
Blok 2 : 72, 66,68, 76, 69 Mean = 70, Varians = 15,2
Analisis
1 2 * ( z / 2 z ) 2 * P * (1 P )
n *
1 f ( P0 P1 ) 2
Besar sampel untuk Clinical Trial
▪ Contoh: Seorang peneliti ingin melihat pengaruh dosis kontrasepsi oral terhadap angka kontinuitas
pemakaiannya selama 12 bulan. Dari penelitian terdahulu didapatkan informasi bahwa angka kontinuitas
pada pemakai dosis standar adalah 60%. Jika peneliti ingin mendeteksi perbedaan proporsi sebesar 10%
(kontinuitas pd pemakai dosis-rendah minimal 50% dan maksimal 70%), berapa besar sampel yang
dibutuhkan? Dengan derajat kemaknaan 5% dan kekuatan uji 90%. Semua yang dropout dianggap sebagai
diskontinu.
▪ Dari informasi di atas, P0=0,60 ; P1=0,50, P=0,55 z =1,96 ; z =1,28, f=0 maka besar sampel dapat
//2
dihitung:
▪ Sehingga dibutuhkan sebanyak 520 subjek dengan dosis standar dan 520 subjek dengan dosis-rendah
BIAS
Bias penarikan --- ulah peneliti (dikeluarkan dalam analisa karena tidak dapat di follow-up, misal sakit atau
mati)
Bias Penarikan
(Withdrawal Bias)