Menelaah Konsep Patofisiologi, Farmakologi Dan Terapi Diet Gangguan Sistem Endokrin Apendisitis, Kanker Koloteral

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

MENELAAH KONSEP PATOFISIOLOGI ,

FARMAKOLOGI DAN TERAPI DIET GANGGUAN SISTEM


ENDOKRIN
APENDISITIS, KANKER KOLOTERAL

KELOMPOK 1
1. ABDUL AZIS
2. ALIN INDRA SIWI
3. AULIA DINA RAHMAN
4.DENI ZAINUDIN
5.DEVI YUNI PUTRI RIYANTI
APENDISITIS
DEFINISI APENDISITIS

Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis dan merupakan penyebab


abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini mengenai semua umur baik laki-laki maupun
perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia 10 sampai 30 tahun
Apendisitis terdiri dari lima bagian antara lain :
1. Apendisitis akut
2. Apendisitis infiltrat (Masa periapendikuler)
3. Apendisitis perforate
4. Apendisitis rekuren
5. Apendisitis kronis
PATOFISIOLOGI APENDISITIS

Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hiperplasia


folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan
sebelumnya, atau neoplasma. Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi
mukosa mengalami bendungan. Semakin lama mukus tersebut semakin banyak, namun
elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan
tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe
yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah
terjadi apendisitis akut lokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium. Bila sekresi mukus terus
berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan menyebkan obstruksi vena,
edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. Peradangan yang timbul meluas
dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah.
Keadaan ini disebut apendisitis supuratif akut.
FARMAKOLOGI APENDISITIS

Hasil penelitian menunjukkan obat yang digunakan pada kasus apendisitis adalah antibiotika,
analgetika, terapi cairan, antiulser dan antiemetika. Jenis antibiotika sefalosporin generasi III
(sefotaksim dan seftriakson), sefalosporin generasi IV (sefpirom), metronidazol, aminoglikosida
(gentamisin), penisilin (ampisilin), dan karbapenem (meropenem). Pada saat KRS antibiotika yang
paling banyak digunakan adalah siprofloksasin. Jenis analgetika yang digunakan adalah ketorolak
trometamin, metamizol Na, dan tramadol HCl. Dosis obat yang digunakan semuanya sesuai dengan
pustaka dengan rute pemberian iv dan per oral pada saat KRS. Efektivitas obat pada kasus
apendsitis akut ditunjukkan dengan penurunan leukosit, LED, dan intensitas nyeri serta tidak
didapatkan infeksi luka operasi (ILO). Problem obat pada kasus apendisitis akut hanya ditemukan
pada satu pasien yaitu reaksi alergi (hipersensitifitas) terhadap sefotaksim.
KONSEP TERAPI DIET APENDISITIS

Penatalaksanaan diet bedah apendisitis diantaranya yaitu: penatalaksanaan diet pra bedah dan penatalaksanaan diet pasca
bedah. Tujuan diet pasca bedah adalah untuk mengupayakan status gizi pasien agar kembali normal untuk mempercepat proses
penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien dengan cara memberikan kebutuhan dasar (cairan energy, protein).
Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi dan gizi lain, serta cara berikutnya adalah memperbaiki ketidak seeimbangan
elektrolit dan cairan.
Syarat diet pasca bedah makanan diberikan secara berhati hati disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk menerimanya.
1.Pemberian energy: 30-40 kkal/kg/BB/ hari
2.Pemberian protein : 1-1,8 g/kgBB/hari
3.Pemberian lemak cuku, yaitu 20-25% dari kebutuhan energy total.
4.Kebutuhan karbohidrat dihitung dari sisa kebutuhan energy total
5.Serat :10-15 gram
6.Vitamin cukup
KANKER KOLOTERAL
DEFINISI KANKER KOLOTERAL

Kanker kolorektal adalah suatu tumor malingnan yang muncul dari jaringan epitel dari
kolon atau rectum (Harahap, 2004). Kanker kolorektal ditunjukan pada tumor ganas yang
ditemukan di kolon dan rectum. Kolon dan rectum adalah bagian dari usus besar pada
sistem pencernaan yang di sebut juga traktus gastrointestinal. Lebih jelasnya kolon berada
di bagian poksimal usus besar dan rectum di bagian distal sekitar 5-7 cm diatas anus. Kolon
dan rectum berfungsi untuk menghasilkan energy bagi tubuh dan membuang zat zat yang
tidak berguna. Rectum adalah bagian 15 cm terakhir dari usus besar dan terletak di dalam
rongga panggull di tengah tulang pinggul. Ini merupakan daerah yang sangat kecilsehingga
jarak diantara kanker dan organ normal sekitarnya sangat pendek. Oleh karena itu
kemungkinan kanker menyebar ke organ sekitarnya dalam di panggul signifikan.
PATOFISIOLOGI KANKER KOLOTERAL

Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti,


namun makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian
kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan factor makanan yang
mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang
rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar
dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga
dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.
FARMAKOLOGI KANKER KOLOTERAL

Kemoterapi adalah salah satu cara mengobati kanker usus besar dan rektum dengan terapi obat-obatan
penghancur sel kanker. Obat kemoterapi bekerja untuk menyerang sel yang membelah dengan cepat
sehingga cukup ampuh melawan sel kanker. Dilansir American Cancer Society, beberapa jenis obat
yang umumnya digunakan dalam kemoterapi untuk kanker usus besar dan rektum, meliputi:
1. Fluorouracil adalah obat kemoterapi yang bekerja sebagai antimetabolit yang mirip dengan molekul
tubuh normal, tapi memiliki struktur yang sedikit berbeda. Perbedaan tersebut dapat menghentikan kerja
sel kanker dan memperbaiki DNA.
2. Irinotecan merupakan obat yang digunakan untuk kemoterapi kanker usus besar dan rektum, yang
cara kerjanya mengganggu pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.
3. Capecitabine yang dikenal juga dengan Xeloda bekerja seperti Fluorourasil, yakni menghentikan sel
kanker dan memperbaiki DNA.
KONSEP TERAPI DIET KANKER KOLOTERAL

a. cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur sayuran dan buah buahan serat dapat melancarkan pencernaan dan buang
air besar sehingga berfungsi menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu
lama mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel kanker.
b. kacang kacangan
c. menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolestrol tinggi terutama yang dapat pada daging hewan
d. menghindari makanan yang di awetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat memicu sel karsinogen/ sel
kanker.
e. menghindari minuman berarkohol dan rokok yang berlebihan
f. melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
TERIMAKASIH

You might also like