Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 74

PROGRAM NASIONAL

(PROGNAS)
PROGRAM NASIONAL/ PROGNAS
Jumlah
No Fokus Standar
EP
1 Peningkatan Kesehatan Ibu Prognas 1; 1.1 8
dan Anak
2 Penurunan Angka Kesakitan Prognas 2; 2.1; 2.2 11
Tuberkulosis / TB
3 Penurunan Angka Kesakitan Prognas 3 6
HIV/AIDS
4 Penurunan Prevalensi Prognas 4; 4.1 5
Stunting dan Wasting
5 Pelayanan Keluarga Prognas 5; 5.1 7
Berencana Rumah Sakit
10 37
GAMBARAN UMUM
 Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang Kesehatan telah
ditentukan prioritas pelayanan kesehatan dengan target yang harus dicapai
 Salah satu fungsi RS melaksanakan program pemerintah dan mendukung tercapainya target
target pembangunan nasional.
 Pada Standar akreditasi Program Nasional meliputi :
1. Peningkatan Kesehatan ibu dan bayi
2. Penurunan angka kesakitan Tuberkulosis/ TB
3. Penurunan angka kesakitan HIV/AIDS
4. Penurunan prevalensi stunting dan wasting
5. Keluarga Berencana Rumah Sakit
 Pelaksanaan program nasional oleh RS diharapkan mampu meningkatkan akselerasi pencapaian
target RPJMN bidang kesehatan sehingga upaya meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat segera
terwujud
PROGNAS 1
PENINGKATAN KESEHATAN
IBU DAN
BAYI

PEDOMAN RS
PONEK
RS MAMPU PONEK

PROGRAM RS PONEK
STANDAR PROGNAS 1
Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24 jam dan 7 hari
seminggu.

MAKSUD DAN TUJUAN :


• Rumah sakit melaksanakan program PONEK sesuai dengan
pedoman PONEK yang berlaku dengan langkah langkah sebagai berikut:
• Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan
bayi secara terpadu.
• Mengembangkan kebijakan dan standar pelayanan ibu dan bayi.
• Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatanibu dan bayi.
• Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan
fungsi
pelayanan obstetric dan neonates termasuk pelayanan kegawatdaruratan
(PONEK 24 jam).
• Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan Pembina teknis dalam
pelaksanaan IMD dan ASI Eksklusif serta Perawatan Metode Kanguru (PMK)
pada BBLR
• Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan
pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya.
• Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program
RSSIB 10 langkah menyusui dan peningkatan kesehatan ibu
• Melakukan pemantauan dan analisis yang meliputi:
• Angka keterlambatan operasi section caesaria
• Angka kematian ibu dan anak
• Kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi
baru lahir
Program Ponek Sesuai Dengan Pedoman Ponek
1) Melaksanakan dan menerapkan standar
pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara
terpadu. 6) Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat
2) Mengembangkan kebijakan dan standar rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi
pelayanan ibu dan bayi. sarana pelayanan kesehatan lainnya.
7) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi
3) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu pelaksanaan program RSSIB 10 langkah
dan bayi.
menyusui dan peningkatan kesehatan ibu
4) Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam 8) Melakukan pemantauan dan analisis yang
melaksanakan fungsi pelayanan obstetric dan meliputi:
neonates termasuk pelayanan a) Angka keterlambatan operasi section
kegawatdaruratan (PONEK 24 jam).
caesaria
5) Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai b) Angka kematian ibu dan anak
model dan Pembina teknis dalam c) Kejadian tidak dilakukannya inisiasi
pelaksanaan IMD dan ASI Eksklusif serta menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir
Perawatan Metode Kanguru (PMK) pada
BBLR
ELEMEN PENILAIAN :
1) RS menetapkan regulasi tentang pelaksanaan PONEK 24 jam.
2) Terdapat Tim PONEK yang ditetapkan oleh rumah sakit dengan
rincian tugas dan tanggung jawabnya.
3) Terdapat program kerja yang menjadi acuan dalam pelaksanaan
program PONEK Rumah Sakit sesuai maksud dan tujuan
4) Terdapat bukti pelaksanaan program PONEK Rumah Sakit
5) Progran PONEK Rumah Sakit dipantau dan dievaluasi secara rutin

Regulasi Program Pelaksanaan Monev


Tim Ponek
Ponek Kerja program Progra
m
STANDAR PROGNAS 1.1
Untuk meningkatkan efektifitas sistem rujukan maka Rumah sakit melakukan
pembinaan kepada jejaring fasilitas Kesehatan rujukan yang ada

MAKSUD DAN TUJUAN :


• Pembinaan kepada jejaring rujukan FKTP
• Pembinaan jejaring rujukan dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan,
berbagi pengalaman dalam pelayanan ibu dan anak serta peningkatanan
kompetensi jejaring rujukan secara berkala.
• Rumah sakit memetakan jejaring rujukan yang ada dan membuat program
pembinaan setiap tahun.
ELEMEN PENILAIAN :
1) Rumah sakit menetapkan program pembinaan jejaring rujukan
rumah sakit.
2) Rumah sakit melakukan pembinaan terhadap jejaring secara
berkala.
3) Telah dilakukan evaluasi program pembinaan jejaring rujukan.

• Pembinaan Rujukan
RS • Pelatihan
• Peningkatan Kompetensi
• Secara Berkala
• Terdapat Dalam Program Kerja

FKTP FKTP Program


Pelaksanaan
Evaluasi
Pembinaan
PROGNAS 2
PENURUNAN ANGKA
KESAKITAN
TUBERKULOSIS
PELAYANA
SARANA N TBC
KEBIJAKAN PRASARANA • TATA KELOLA
• REGULASI KLINIS TB
• FASILITAS RAJAL
• OBAT
• TIM & PROGRAM • FASILITAS PERAWATAN
• MDR
KERJA • FASILITAS PENUNJANG
• PENCATATAN
& PELAPORAN

PROGNAS 2 PROGNAS 2.1 PROGNAS 2.2


STANDAR PROGNAS 2:
• Rumah sakit melaksanakan program penanggulangan tuberkulosis

STANDAR PROGNAS 2.1:


• Rumah sakit menyediakan sarana dan prasarana pelayanan tuberkulosis
sesuai peraturan perundang-undangan.

STANDAR PROGNAS 2.2:


• Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan tuberkulosis dan upaya
pengendalian faktor risiko tuberkulosis sesuai peraturan perundang-
undangan.
MAKSUD DAN TUJUAN PROGNAS 2 :
• Pemerintah mengeluarkan kebijakan penanggulangan tuberkolosis
berupa upaya aspek promotif, preventif, aspek kuratif dan rehabilitatif
• Menurunkan angka kesakitan, kecatatan atau kematian,
• Memutuskan penularan
• Mencegah resistensi obat dan
• Mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan akibat TBC
Kegiatan
Penurunan Angka Kesakitan Tuberkulosis
1) Promosi Kesehatan pencegahan penularan, pengobatan, pola hidup bersih
dan sehat (PHBS)
2) Surveilans tuberkulosis seperti pencatatan dan pelaporan tuberkulosis
sensitif obat, dan resistensi obat.
3) Pengendalian faktor risiko tuberkulosis, sesuai pedoman PPI
4) Penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis.
5) Pemberian kekebalan, imunisasi BCG
6) Pemberian obat pencegahan
ELEMEN PENILAIAN PROGNAS 2

1 Rumah sakit menerapkan regulasi


pelaksanaan
tentang penanggulangan tuberkulosis di RS

2 RS menetapkan tim TB paru dan program


kerjany
a

3 Ada bukti pelaksanaan promosi kesehatan,


surveilans dan upaya pencegahan tuberkulosis

4 Tersedianya laporan pelaksanaan promosi


Kesehatan
MAKSUD DAN TUJUAN PROGNAS 2.1:
• Dalam melaksanakan pelayanan kepada penderita TB Paru dan program TB
Paru di rumah sakit, maka harus tersedia sarana dan prasarana yang memenuhi
syarat pelayanan TB Paru sesuai dengan Pedoman Pelayanan TB Paru.
ELEMEN PENILAIAN PROGNAS 2.1

1 Tersedia ruang rawat jalan


standar PPI
sesuai

2 Tersedia ruang rawat inap


standar PPI
sesuai

3 Tersedia ruang untuk pengambilan


sputum sesuai standar PPI
ELEMEN PENILAIAN PROGNAS 2.2

1 Rumah s akit telah menerapkan kepatuhan staf medis


terhadap panduan praktik klinis tuberkulosis .

2 Rumah sakit merencanakan dan mengadakan


penyediaan Obat Anti Tuberkulosis .

3 Rumah sakit melaksanakan pelayanan TB MDR


(bagi rumah sakit rujukan TB MDR)

4 Rumah sakit melaksanakan pencatatan dan


pelaporan kasus TB Paru sesuai ketentuan.
PROGNAS 3
PENURUNAN ANGKA KESAKITAN
HIV/AIDS

PELAYANA
PELAYANAN N
VCT ART REGULASI PELAYANAN IO
IO RUJUKAN
KASUS HIV
PELAYANAN PENYEDIAAN
ODHA - IDU PITC PMTCT
PENUNJANG ART

PROGRAM HIV/AIDS EP PROGNAS 3


STANDAR PROGNAS 3
• Rumah sakit melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

MAKSUD DAN TUJUAN:


Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai standar pelayanan bagi
rujukan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan satelitnya dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Meningkatkan fungsi pelayanan Voluntary Counseling and
Testing (VCT).
2) Meningkatkan fungsi pelayanan Antiretroviral Therapy (ART)
atau bekerja sama dengan rumah sakit yang ditunjuk.
3) Meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi Oportunistik (IO).
4) Meningkatkan fungsi pelayanan pada ODHA dengan factor
risiko Injection Drug Use (IDU).
5) Meningkatkan fungsi pelayanan penunjang yang meliputi
pelayanan gizi, laboratorium dan radiologi, pencatatan dan
pelaporan.
ELEMEN PENILAIAN

1) Rumah sakit telah 4) Rumah sakit memberikan


melaksanakan kebijakan pelayanan ODHA dengan factor
program HIV/AIDS seuai risiko IO.
ketentuan perundangan.
5) Rumah sakit merencanakan dan
2) Rumah sakit telah menerapkan mengadakan penyediaan Anti
fungsi rujukan HIV/AIDS pada Retro Viral (ART).
rumah sakit sesuai dengan 6) Rumah sakit melakukan
kebijakan yang berlaku. pemantauan dan evaluasi
3) Rumah sakit melaksanakan program penanggulangan
pelayanan PITC dan PMTC. HIV/AIDS.
PROGNAS 4
PENURUNAN PREVALENSI
STUNTING DAN WASTING

TIM & PELAYANA


PROGRAM N KASUS PENGUATAN
REGULASI EVALUASI
KERJA RUJUKAN JEJARING

EP PROGNAS 4
Pengasuhan yang salah
STANDAR PROGNAS 4
Rumah Sakit melaksanakan program penurunan prevalensi stunting dan
wasting.

STANDAR PROGNAS 4.1


Rumah Sakit melakukan edukasi, pendampingan intervensi dan pengelolaan gizi serta
penguatan jejaring rujukan kepada rumah sakit kelas di bawahnya dan FKTP di
wilayahnya serta rujukan masalah gizi.

MAKSUD DAN TUJUAN PROGNAS 4 & PROGNAS 4.1:


 Tersedia regulasi penyelenggaraan program penurunan prevalensi stunting dan prevalensi
wasting di rumah sakit yang meliputi:
Regulasi
Penurunan Prevalensi Stunting dan Wasting

a. Program
b. Panduan tata laksana.
c. Organisasi pelaksana t.d : • Organisasi Program Penurunan
• Staf Medis. Prevalensi Stunting Dan Wasting
• Staf Keperawatan. Dipimpin Oleh Staf Medis Atau
• Staf Instalasi Farmasi. Dokter Spesialis Anak
• Staf Instalasi Gizi.
• Tim Tumbuh Kembang.
• Tim Humas Rumah Sakit.
Program
Penurunan Prevalensi Stunting Dan Wasting

1) Peningkatan pemahaman dan kesadaran seluruh staf, pasien dan


keluarga tentang masalah stunting dan wasting;
2) Intervensi spesifik di rumah sakit;
3) Penerapan Rumah Sakit Sayang Ibu Bayi;
4) Rumah sakit sebagai pusat rujukan kasus stunting dan wasting;
5) RS sebagai pendamping klinis dan manajemen serta merupakan
jejaring rujukan
6) Program pemantauan dan evaluasi.
Pelaksanaan Kegiatan Penurunan
Prevalensi Stunting dan
Wasting
1. Kegiatan Sosialisasi Dan f) Pemantauan Pertumbuhan (Pelayanan
Pelatihan Staf Tenaga Kesehatan Tumbuh Kembang bayi dan balita).
2. Peningkatan Efektifitas g) Pemberian Imunisasi.
Intervensi Spesifik. h) Pemberian Makanan Tambahan
a) Program 1000 HPK. Balita Gizi Kurang.
b) Suplementasi Tablet Besi Folat i) Pemberian Vitamin A.
pada ibu hamil.
c) Pemberian Makanan Tambahan j) Pemberian taburia pada Baduta (0-
(PMT) pada ibu hamil. 23 bulan).
d) Promosi dan konseling IMD dan k) Pemberian obat cacing pada ibu
ASI Eksklusif. hamil.
e) Pemberian Makanan Bayi dan
Anak (PMBA).
3. Penguatan Sistem Surveilans Gizi
a) Tata laksana tim asuhan gizi meliputi Tata laksana Gizi Stunting, Tata
Laksana Gizi Kurang, Tata Laksana Gizi Buruk (Pedoman Pencegahan dan
Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita).
b) Pencatatan dan Pelaporan kasus masalah gizi melalui aplikasi
ePPGBM (Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis
Masyarakat).
c) Melakukan evaluasi pelayanan, audit kesakitan dan kematian,
pencatatan dan pelaporan gizi buruk dan stunting dalam Sistem
Informasi Rumah sakit (SIRS).
Pusat Rujukan
Kasus Stunting Dan Wasting
1) Rumah sakit sebagai pusat rujukan kasus stunting untuk memastikan
kasus, penyebab dan tata laksana lanjut oleh dokter spesialis
anak.
2) Rumah sakit sebagai pusat rujukan balita gizi buruk dengan komplikasi
medis.
3) Rumah sakit dapat melaksanakan pendampingan klinis dan manajemen serta
penguatan jejaring rujukan kepada rumah sakit dengan kelas di bawahnya dan
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di wilayahnya dalam tata laksana
stunting dan gizi buruk.
ELEMEN PENILAIAN PROGNAS 4

1 Rumah Sakit membuat kebijaka terkait pelaksanaan


program
n gizi

2 Terdapat tim untuk program penurunan


prevalensi stunting dan wasting

3 Rumah sakit telah menetapkan sistem rujukan


kasus gangguan gizi yang perlu penanganan lanjut
untuk
Elemen Penilaian Prognas 4.1

RS membuktikan telah melakukan


pendampingan intervensi dan pengelolaan
1 gizi serta penguatan jejaring rujukan kepada
rumah sakit kelas di bawahnya dan FKTP di
wilayahnya serta rujukan masalah gizi.

Rumah sakit telah menerapkan sistem


2 pemantauan dan evaluasi, bukti
pelaporan , dan analisis.
APLIKASI ePPGBM
PROGNAS 5
PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
RUMAH SAKIT (PKBRS)

RUANG
REGULASI PKBRS
TIM & PROGRAM ALAT & OBAT PELAYANA
KERJA KONTRASEPS N KB
I
KB PASCA
PERSALINAN DAN EVALUASI PELAYANA
PASCA PROGRAM N
KEGUGURAN
KONSELING
EP PROGNAS 5 EP PROGNAS 5.1
STANDAR PROGNAS 5
Rumah sakit melaksanakan program pelayanan keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi di rumah sakit beserta pemantauan dan evaluasinya.

STANDAR PROGNAS 5.1


Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan keluarga dan
kesehatan reproduksi.
MAKSUD DAN TUJUAN PROGNAS 5 & PROGNAS 5.1
Pelayanan Keluarga Berencana di Rumah Sakit (PKBRS) merupakan bagian dari
program keluarga berencana (KB), yang sangat berperan dalam menurunkan
angka kematian ibu dan percepatan penurunan stunting. Kunci
PKBRS keberhasilanketersediaan
adalah alat dan obat kontrasepsi, sarana penunjang
pelayanan kontrasepsi dan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi serta
manjemen yang handal. Rumah sakit dalam melaksanakan PKBRS sesuai dengan pedoman
pelayanan KB yang berlaku, dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut:
2. Mengembangkan
3. Meningkatkan kesiapan
1. Melaksanakan dan kebijakan dan Standar
rumah sakit dalam
menerapkan Prosedur Operasional (SPO)
melaksanakan PKBRS termasuk
standar pelayanan KB dan
pelayanan KB Pasca Persalinan
pelayanaan KB secara terpadu meningkatkan kualitas
dan Pasca Keguguran.
dan paripurna. pelayanan KB.

5. Meningkatkan fungsi
4. Meningkatkan fungsi rumah
rumah sakit sebagai pusat 6. Melaksanakan sistem
sakit sebagai model dan
rujukan pelayanan KB bagi pemantauan dan evaluasi
pembinaan teknis dalam
sarana pelayanan kesehatan pelaksanaan PKBRS
melaksanakan PKBRS.
lainnya.

7. Ada regulasi rumah sakit yang 8. Upaya peningkatan 9. Tersedia ruang pelayanan
menjamin pelaksanaan PKBRS, PKBRS masuk dalam yang memenuhi persyaratan
meliputi SPO pelayanan KB per rencana strategis (Renstra) untuk PKBRS antara lain ruang
metode kontrasepsi termasuk dan rencana kerja konseling dan ruang pelayanan
pelayanan KB Pasca Persalinan anggaran (RKA) rumah KB.
dan Pasca Keguguran. sakit.
10. Pembentukan tim PKBR
serta program kerja dan bukti
pelaksanaanya.

11.Terselenggara kegiatan
peningkatan kapasitas untuk
meningkatkan kemampuan
pelayanan PKBRS, termasuk KB
Pasca Persalinan dan Pasca
Keguguran.

12. P
e
l
a
k
s
a
n
13. Pelaporan dan Analisis
a) Ketersediaan semua jenis alat dan obat kontrasepsi sesuai dengan
kapasitas rumah sakit dan kebutuhan pelayanan KB.
b) Ketersediaan sarana penunjang pelayanan KB

c) Ketersediaan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan KB.

d) Angka capaian pelayanan KB per metode kontrasepsi, baik Metode


Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan Non MKJP.

e) Angka capaian pelayanan KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran.

f)Kejadian tidak dilakukannya KB Pasca Persalinan pada ibu baru bersalin dan
KB Pasca Keguguran pada Ibu pasca keguguran
ELEMEN PENILAIAN PROGNAS 5

1) Rumah sakit telah menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan PKBRS.


2) Terdapat tim PKBRS yang ditetapkan oleh direktur disertai program
kerjanya.
3) Rumah sakit telah melaksanakan program
Pasca KB
Persalinan dan Pasca Keguguran.

4) Rumah sakit telah melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan


PKBRS
ELEMEN PENILAIAN PROGNAS 5.1

1) Rumah sakit telah menyediakan alat dan obat kontrasepsi dan sarana
penunjang pelayanan KB.
2) Rumah sakit menyediakan layanan konseling bagi peserta dan calon
peserta program KB.
3) Rumah sakit telah merancang dan menyediakan KBruang
yangpelayanan
memadai.

You might also like