This document discusses Bung Karno's views on women in Indonesia. It provides context that Sarinah was Bung Karno's caregiver as a child and taught him about compassion. It summarizes that Bung Karno saw women as equal partners in the national revolution and wanted women to fight for Indonesia's independence alongside men. He hoped women would not feel weak or inferior to men, as both sexes have equal rights and shared goals for the country. Bung Karno believed that for Indonesia to achieve its full potential, both men and women must work together as equally strong partners, like the two wings of a bird.
This document discusses Bung Karno's views on women in Indonesia. It provides context that Sarinah was Bung Karno's caregiver as a child and taught him about compassion. It summarizes that Bung Karno saw women as equal partners in the national revolution and wanted women to fight for Indonesia's independence alongside men. He hoped women would not feel weak or inferior to men, as both sexes have equal rights and shared goals for the country. Bung Karno believed that for Indonesia to achieve its full potential, both men and women must work together as equally strong partners, like the two wings of a bird.
This document discusses Bung Karno's views on women in Indonesia. It provides context that Sarinah was Bung Karno's caregiver as a child and taught him about compassion. It summarizes that Bung Karno saw women as equal partners in the national revolution and wanted women to fight for Indonesia's independence alongside men. He hoped women would not feel weak or inferior to men, as both sexes have equal rights and shared goals for the country. Bung Karno believed that for Indonesia to achieve its full potential, both men and women must work together as equally strong partners, like the two wings of a bird.
Karno sejak kecil yang mengajarkan arti kasih saying
2. Sarinah merupakan masyarkat kecil yang berjiwa
besar .
3. Simbol Perempuan di mata Bung Karno
• Berbicara tentang perempuan secara khusus, Menulis Buku • Kehidupan dan nasib perempuan Sarinah • Gerakan perempuan di dunia, feminisme • Harapan Bung karno terhadap perempuan Indonesia • Bagaimana semetinya di perlakukan dan bagaimana semestinya melakukan sesuatu. Buku yang sejatinya diperuntukan perempuan Indonesia ini di tulis agar supaya perempuan Indonesia mampu memperjuangkan kemerdekaan bersama dengan kaum lelaki. Sejarah peradaban kedhidupan manusia timbulnya Matriarchat Patriarchat Budaya Pingitan terhadap perempuan di Indonesia
Tahap tahap pergerakan perempuan Perempuan dalam perjuangan Republik
Indonesia keresahannya mengenai budaya pingitan terhadap kaum perempuan di Indonesia. perempuan harus dijaga, dan dicintai di dalam rumahnya,bak sebuah mutiara yang begitu berharga tak di perbolehkan orang lain untuk melihat kecuali pemiliknya. (Prof Havelock) perempuan itu blasteran antara si Dewi dan si Tolol. Perempuan di anggapnya lemah dan di lindungi sehingga perlakukan bak seorang dewi namun juga tolol karena dianggap tidak penuh seperti si tolol. menjadi pemegang peran ekonomi dan sosial dan bahkan garis keturunan pertama umat manusia juga di tentukan oleh garis ibu. Menciptakan pertanian dan kesenian, pemeran ekonomi dan sosial dipegang perempuan. Sehingga dinamakan zaman matriarchat. Namun karena perkembangan dan perubahan zaman menjadikan perempuan kemudian bergeser menjadi manusia nomor dua karena pemegang peran ekonomi dan sosial adalah kaum laki laki hinga saat ini atau bisa di katakan dengan patriarchat. dijelaskan bahwasanya ada tiga tingkatan pergerakan perempuan. 1. Tingkatan kesatu yakni sebelum adanya Revolusi Amerika dan Revolu Perancis sekitar abad 18an. Dimana dalam tingkatan kesatu perempuan membuat perkumpulan yang di dominasi oleh kalangan atas dan hal ini belum bisa di katakan pergerakan secara sempurna karena yang di lakuka hanya sebatas kegiatan untuk menyempurnakan diri mereka agar supaya menyenangkan hati yang dicintai 2. tingkatan kedua muncul ketika industrialisme muncul dan berkembang biak, proses produksi mulai bercorak lain. Industrialisme melahirkan barang barang kebutuhan sehari hari yang dulu di buat oleh perempuan k mudah di dapatkan di toko dengan harga terjangkau. 3. Kemudian pada tingkatan ketiga, dimana dalam pergerakan perempuan yang ketiga ini dinamakan gerakan sosialis yang di dalam aksinya akan mendatangkan dunia baru, Harapan Bung Karno terhadap perempuan Indonesia untuk tidak merasa lemah maupun rendah daripada laki laki. Karena kita setara dan memiliki hak yang sama dan memiliki cita cita Bersama untuk menyelesaikan Revolusi Nasional yang kemudia menciptakan revolusi Sosial. Ketika perempuan itu bergerak Bersama laki laki bukan berarti meninggi melebihi laki laki dan bergerak Bersama laki laki Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya
seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka
terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-
tingginya jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka