Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 117

.

HIDROSFER DAN
ATMOSFER
ALAM SEMESTA
(TATA SURYA BIMA SAKTI)

MATAHARI BUMI PLANET LAIN

LITHOSFER HIDROSFER ATMOSFER BIOSFER


SKEMA SISTEM IKLIM GLOBAL

Schematic view of the components of the global climate system (bold), their processes and
interactions (thin arrows) and some aspects that may change (bold arrows).
ATMOSFER
LAPISAN ATMOSFER
STRUKTUR
VERTIKAL
ATMOSFER

1. Ketebalan lapisan
atmosfer bervariasi.
2. Proses meteorologis
terutama terjadi di
lapisan Troposphere.
3. Suhu udara
mengalami perubahan
pada tiap lapisan.
4. Pada Troposphere
suhu udara makin
menurun sebesar 0,6 0C
tiap kenaikan elevasi
100 meter.
KANDUNGAN
GAS DI
ATMOSFER

Kandungan gas di
atmosfer ada yang
bersifat konstan
dan ada yang
berubah-ubah
1. Lapisan Troposfer memiliki
peran yang sangat vital bagi
kehidupan di muka bumi
2. Hampir seluruh proses
meteorologis terjadi di lapisan
troposfer, seperti : pembentukan
awan dan hujan, konversi energi
radiasi (suhu udara), evaporasi,
sirkulasi angin, dan proses
perubahan tekanan,
kelembaban dan suhu udara.
3. Kandungan gas N2 dan O2 relatif
konstan, sedangkan kandungan
H2O, CO2 dan O3 cenderung
berubah-ubah.
4. Semakin tinggi elevasi
troposfer : suhu udara,
kerapatan/tekanan udara dan
kelembaban udara makin
rendah, sedangkan kecepatan
angin cenderung makin
bertambah.
KONDISI ATMOSFER

CUACA MUSIM IKLIM


Akibat Rotasi Bumi Akibat Revolusi Bumi Akibat Posisi Lintang
Periode Waktu Pendek Periode Waktu < Setahun Periode Waktu Panjang
Nilai Multak Nilai Mutlak Nilai Rata-rata
Selalu Berubah-ubah Berubah Secara Periodik Tidak Berubah
Pengaruh Langsung Pengaruh Langsung Pengaruh Tak Langsung

METEOROLOGI KLIMATOLOGI
KARAKTERISTIK CUACA - IKLIM TROPIS

⮚ The weather in the tropics is basically hot and humid.


⮚ This is primarily due to the earth receiving more solar radiation than it re-radiates back to space.
⮚ This excessive heating generates weather that can impact any other location on the globe.
⮚ This energy imbalance drives the circulation of the atmosphere.
Inter-Tropical Convergence Zone (ITCZ)
❖ ITCZ appears as a band of clouds
consisting of showers, with occasional
thunderstorms, that encircles the globe
near the equator. The solid band of
clouds may extend for many hundreds of
miles and is sometimes broken into
smaller line segments.
❖ The ITCZ follows the sun in that the
position varies seasonally. It moves north
in the northern summer and south in the
northern winter.

❖ It exists because of the convergence of the trade winds. In the northern


hemisphere the trade winds move in a southwesterly direction, while in the
southern hemisphere they move northwesterly. The point at which the trade
winds converge forces the air up into the atmosphere, forming the ITCZ.
❖ The tendency for convective storms in the tropics is to be short in their
duration, usually on a small scale but can produce intense rainfall. It is
estimated that 40 percent of all tropical rainfall rates exceed one inch per
hour. On the equator this occurs twice a year, and consequently there are two
wet and two dry seasons.
KONSEPSI SIRKULASI UDARA (ANGIN)

⮚ Sistem fluida terbesar di atmosfer yaitu perpindahan energi dan


transport massa.
⮚ Rangkaian ini bekerja di dalam atmosfer dan samudera yang
digerakkan oleh energi matahari.
⮚ Pola sirkulasi secara umum di atmosfer dan lautan
memperlihatkan sifat mesin kalor sebagai akibat perbedaan
intensitas panas yang dihasilkan serta perbedaan radiasi dari
satu daerah ke daerah lainnya.
⮚ Ketika lapisan atmosfer mendapat panas, atmosfer cenderung
memuai. Pemuaian ini mengubah kerapatan udara.
⮚ Penyebab perbedaan tekanan udara adalah gaya luar yang
bergerak dari arah tekanan lebih tinggi lebih ke rendah.
⮚ Akibatnya, udara bergerak mengambil energi kinetik dan
selanjutnya dibuang sebagai panas melalui gesekan.
KONSEPSI SIRKULASI UDARA (ANGIN)
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke
daerah bertekanan udara rendah.
Pusat tekanan rendah disebut siklon (cyclone) dan Pusat tekanan tinggi
disebut antisiklon (anticyclone)
Angin dapat bergerak secara horisontal ataupun secara vertikal.
Gerakan udara mencakup arah dan kecepatan, dimana keduanya selalu
berubah-ubah.
Kecepatan angin berbanding lurus dengan gradien barometriknya (Hukum
Stevenson).
Gradien Barometrik, yaitu angka yang menunjukkan perbedaan tekanan
udara dua garis isobar pada garis lurus di equator {atau berjarak 111 km
(1/360 x 40.000 km)}.
Arah sirkulasi udara (global) merupakan reflektansi dari gaya coriolis, gaya
sentrifugal, gaya gradien tekanan dan angin geotropis.
Energi angin berbanding lurus dengan kecepatannya; makin tinggi kecepatan
angin, semakin besar energi kinetik yang ditimbulkan.
Nama angin biasanya diberi nama dari nama sumbernya (A. Barat, A. Haluan,
A. Kumbang, dll).
TURBULENSI UDARA
⦿ Angin dalam pergerakannya tidak selalu mengikuti garis lurus tetapi
berkelok-kelok sesuai dengan medan yang dilewatinya.
⦿ Angin akan menghindar (berbelok ke arah lain) jika kekuatan dorongnya
lebih rendah dari hambatan yang dimiliki oleh struktur fisik benda yang
diterpanya.
⦿ Kecepatan angin juga tidak stabil, pergerakan angin akan lebih cepat jika
hambatan/resistensi media yang dilaluinya rendah.
⦿ Fenomena arah dan kecepatan angin yang berubah-ubah disebut
TURBULENSI
⦿ Turbulansi mekanik disebabkan oleh kekasaran dari permukaan bumi.
⦿ Jauh dari permukaan, turbulensi konvektif (pemanasan udara yang naik dan
pendinginan udara yang turun) menjadi sangat penting.
⦿ Banyaknya turbulensi dan ketinggian yang beroperasi tergantung pada
kekasaran permukaan, kecepatan angin dan stabilitas atmosfir.
GAYA CORIOLIS
❑ Jika bumi tidak berotasi, maka panas pada
permukaan mengelilingi bidang equator.
❑ Perputaran bumi pada sumbunya
memperkenalkan modifikasi mendalam
pada aliran udara kepada respon tekanan
gaya gradien yang dikenal sebagai Efek
Coriolis.
❑ Akan tetapi gerak partikel di permukaan
bumi oleh gravitasi mengikuti kurva
paralel terhadap garis edar.
❑ Gaya Coriolis, gaya tarik sudut sebelah
kanan terhadap gerakan melalui garis edar
dan gaya pada massa biasanya mempunyai
laju intensitas yang konstan.
❑ Gaya Corolis menarik ke sebelah sehingga
menyebabkan berputar ke kanan pada
garis edar.
❑ Begitu parsil udara bergerak lebih cepat
maka gaya Coriolis bertambah.

Kekuatan gaya Coriolis makin bertambah


ke arah kutub
GAYA CORIOLIS
Schematic representation of flow around a
low-pressure area in the Northern
hemisphere.
The pressure gradient force is represented
by blue arrows, the Coriolis acceleration
(always perpendicular to the velocity) by
red arrows

Schematic representation of inertial circles of


air masses in the absence of other forces,
calculated for a wind speed of approximately 50
to 70 m/s.
Note that the rotation is exactly opposite that
normally experienced with air masses in
weather systems around depressions
SIRKULASI UDARA GLOBAL
❑ Secara global di dunia terdapat
tiga macam sirkulasi angin tetap
▪ Angin pasat (timur laut dan tenggara) di daerah tropik,
▪ Angin barat pada 40° - 60° dan 40° - 60° LS
▪ Angin timur di sekitar kedua kutub bumi.
❑ Di daerah perbatasan antara
angin barat dan angin timur massa
udara panas (angin barat) bertabrakan
dengan udara dingin (angin timur).
Itulah yang menyebabkan terjadi
siklon dan anti siklon di suatu daerah.
❑ Dari zona tekanan maks subtropik
di sekitar 30° - 40° LU dan LS
angin bertiup ke arah zona
tekanan minimum ekuator.
❑ Dari zona tekanan maksimum
sub tropik utara juga bertiup angin
ke arah utara. Karena pengaruh rotasi
angin ini kemudian membelok ke arah timur menjadi angin barat
SIRKULASI UDARA GLOBAL
Sel Hardley
Model Sirkulasi Udara Global (NASA)
Triseluler Model Konvektif Sel Udara

PFJS = Polar Front Jet Stream


STJS = Sub ropical Jet Stream
ITCZ = Inter Tropical Convergence Zone
Global Tropical Cyclone Tracks (1985 – 2005)
FREKUENSI SIKLON TROPIS
Monsoon Musim Panas /
ANGIN MONSOON Muson Timur

Terjadi akibat revolusi bumi (gerak


semu matahari).
Monsoon Musim Dingin (MMD)
terjadi ketika matahari berada di
sebelah selatan equator, sebalik nya
Monsoon Musim Panas (MMP)
ketika matahari di sebelah utara
equator.

Angin MMD bersifat lembab (uap


air banyak) 🡪 di Indonesia (barat)
curah hujan besar (musim hujan).
Angin MMP bersifat kering (uap air
sedikit) 🡪 di Indonesia (barat) curah
Monsoon Musim Dingin hujan kecil (musim kemarau)
/ Muson Barat
ANGIN
LOKAL
Terjadi akibat beda
pemanasan/pendingin
an udara (air pressu
re) pd siang & malam
hari.
Dimanfaatkan oleh
nelayan dengan
perahu layar untuk
Angin Darat Angin Laut melaut pada malam
hari.
Pengaruh angin laut ke
darat sejauh 10 – 30 Km
(tergantung morfologi/
bentuk medan).
Udara di daerah perali-
han jadi kurang stabil,
pada saat-saat tertentu
banyak penduduk
(balita) terserang flu,
batuk, dll.
Angin Lokal selalu
berubah arah antara siang
dan malam hari.
PROSES GENESIS ANGIN DARAT/LAUT

Angin
Laut

Massa udara di atas laut lebih lambat mengalami pemanasan dibanding udara di
atas daratan, sehingga tekanan udara di atas laut lebih tinggi tekanannya.

Angi
n
Massa udara di atas daratan lebih cepat mengalami pendinginan dibanding udara di Darat
atas laut, sehingga udara di atas daratan lebih tinggi tekanannya.
STABILITAS
ATMOSFER DAN
PEMBENTUKAN
AWAN

Dinamika Awan
Tropis tiap jam,
10-14 Des. 2004
KONDISI STABILITAS ATMOSFER
A. KEADAAN TIDAK STABIL MUTLAK
BILA LAJU PENURUNAN SUHU LINGKUNGAN (ELR) > DARI LAJU
PENURUNAN SUHU MASSA UDARA (DALR), 🡪 ATMOSFER DALAM
KEADAAN TIDAK STABIL MUTLAK .
SUHU MASSA UDARA LEBIH HANGAT DARI SUHU LINGKUNGAN,
HINGGA MASSA UDARA AKAN TERUS MEMBUMBUNG NAIK. PROSES
KONDENSA-SI MENGHSILKAN AWAN YG BERKEMBANG VERTIKAL
(BENTUK KUMULI)
B. KEADAAN STABIL MUTLAK
TERJADI JIKA LAJU PENURUNAN SUHU LINGKUNGAN < DARI LAJU
PENU-RUNAN SUHU MASSA UDARA (ELR < DALR)
C. KEADAAN TDK STABIL BERSYARAT
TERJADI JIKA PENURUNAN SUHU LINGKUNGAN < DARI LAJU
PENURUNAN ADIABATIK KERING TETAPI > DARI LAJU PENURUNAN
ADIABATIK JENUH (SALR < ELR < DALR)
D. KEADAAN NETRAL
TERJADI KETIKA TIDAK ADA MEKANISME PENGANGKATAN MASSA
UDARA, MAKA MASSA UDARA TIDAK AKAN NAIK ATAU TURUN,
KARENA SUHU MASSA UDARA SAMA DENGAN SUHU LINGKUNGAN
(ELR = DALR)
KONDENSASI DAN PEMBENTUKAN AWAN

❑ Proses kondensasi dan pembentukan awan di daerah tropis dan di


daerah lintang menengah dan tinggi mempunyai perbedaan yang
menyolok.
❑ Di daerah tropis umumnya proses kondensasi dan pembentukan awan
dapat terjadi pada suhu tinggi (> 0 0C) melalui pengangkatan udara
atau konveksi yang diakibatkan oleh pemanasan yang kuat.
❑ Sedang di daerah lintang menengah dan tinggi proses yang terjadi
umumnya karena adanya front yaitu pertemuan massa udara panas
dan massa udara dingin.
❑ Dalam atmosfer tetes awan terbentuk pada aerosol yang berfungsi
sebagai inti kondensasi atau inti pengembunan, dimana kecepatan
pembentukannya ditentukan oleh banyaknya inti kondensasi.
PROSES KONDENSASI
⮚ Udara yang bergerak ke atas akan mengalami pendinginan secara adiabatik
sehingga RH-nya bertambah, sebelum sampai jenuh (RH 100 %), yaitu sekitar
RH 78 %, kondensasi telah dimulai pada inti kondensasi yang lebih besar dan
aktif (inti kondensasi yang lebih kecil, kurang aktif dan kurang berperan).
⮚ Tetes air lalu mulai tumbuh menjadi tetes awan pada saat RH mendekati 100 %.
⮚ Tetes awan yang terbentuk umumnya mempunyai jari-jari 5 – 20 μm. Tetes
dengan ukuran ini akan jatuh dengan kecepatan 0,01 – 5 cm/dtk. Karena
kecepatan aliran udara ke atas jauh lebih besar, maka tetes awan tersebut tidak
akan jatuh ke bumi, bahkan jika RH < 90 % maka tetes tersebut akan menguap.
⮚ Untuk dapat jatuh ke bumi tanpa menguap maka diperlukan suatu tetes yang
lebih besar yaitu sekitar 1 mm (1000 μm), agar dapat mengalahkan gerakan
udara ke atas.
⮚ Jadi perbedaan antara tetes awan dan tetes hujan adalah pada ukurannya.
Jika sebuah awan tumbuh secara kontinu, maka puncak awan akan melewati
isoterm 0 0C. Tetapi sebagian tetes-tetes awan masih berbentuk cair dan
sebagian lagi berbentuk padat (kristal es) jika terdapat inti pembekuan. Jika
tidak terdapat inti pembekuan, maka tetes-tetes awan tetap berbentuk cair
hingga mencapai suhu -40 0C bahkan lebih rendah lagi.
KLASIFIKASI AWAN
PROSES TERJADINYA HUJAN
BAHAN BAKU
AWAN
(UAP AIR) 1. Collision &
RH > 50 % Coalescence
2. Bergeron

KONDENSASI HUJAN
1. Suhu Udara Tetap,
Uap Air Bertambah
2. Uap Air Tetap, Suhu
Udara Berubah
3. Kombinasi 1 dan 2
UKURAN BUTIRAN DRIZZLE & RAIN
TIPE HUJAN, INTENSITAS HUJAN DAN KECEPATAN AIR HUJAN
Types of Intensity Median Velocity of Drops per
Precipitation inc/h diameter fall s/foot2
(cm/h) (mm) feet/s (meter2)
(m/s)

0.005 0.01 6,264,000


Fog 0.01
(0.013) (0.003) (67,425,000)

.002 .7 2,510
Mist .1
(.005) (.21) (27,000)
.01 13.5
Drizzle .96 14(151)
(.025) (4.1)
.04 15.7 26
Light rain 1.24
(1.02) (4.8) (280)
.15 18.7 46
Moderate rain 1.60
(.38) (5.7) (495)
.60 22.0 46
Heavy rain 2.05
(1.52) (76.) (495)
1.60 24.0 76
Excessive rain 2.40
(4.06) (7.3) (818)
4.00 25.9 113
Cloudburst 2.85
(10.2) (7.9) (1,220)
Source: Lull, H.W., 1959, Soil Compaction on Forest and Range Lands, U.S. Dept.
of Agriculture, Forestry Service, Misc. Publication No.768
JENIS HUJAN

1. Hujan Orografis
2. Hujan Frontal
3. Hujan Konvektif
Turun HUJAN atau SALJU
Turun HUJAN atau SALJU
Gerakan Front Panas dan Hujan

Gerakan Front Dingin dan Hujan


Variasi Temporal & Spasial Curah Hujan Global

Pola pergerakan musiman angin permukaan dan tekanan udara (dimodifikasi dari Trewartha, Robinson,
Hammond & Horn, 1997)
HIDROSFER
SIKLUS
HIDROLOGI

Lutgens & Tarbuck, 1998

⮚ Volume air yang diuapkan ke atmosfer sebanding dengan air hujan


(presipitasi) yang turun ( ± 380.000 km 3 ).
⮚ Sumber air hujan (presipitasi) terutama berasal dari evaporasi air laut
(84,21 %).
⮚ Presipitasi yang turun di laut mencapai 284.000 km 3 (74,74 %),
sedangkan yang turun di daratan hanya sekitar 96.000 km 3 (25,26 %).
Soil moisture, in
the unsaturated
zone that contains
both air and films
of water in the
spaces between
soil particles. This
is the water used
by plant roots.

Groundwater is subsurface water that completely fills


(saturates) the pore spaces of soil or rock formations
below the water table, which is the upper surface of
the saturated zone.
Pengertian
Akuifer

1. Aquifers are rocks or sediment that act as storage reservoirs for


groundwater and are typically characterized by high porosity and
permeability
2. An aquifer is any soil or rock formation that supplies an
acceptable quantity and quality of groundwater
3. Aquifer is a geologic unit that can store and transmit water at
resources development rates
Istilah dalam Hidrogeologi
⦿Akuifer (aquifer): lapisan batuan yang dapat
menyimpan dan mengantarkan air dalam
jumlah yang dapat dikembangkan (memadai)
⦿Akuifug (aquifuge): lapisan batuan yang
tidak dapat menyimpan dan mengantarkan
air
⦿Akuiklud (aquiclude): Lapisan batuan yang
hanya dapat menyimpan namun tidak dapat
memindahkan.
⦿Akuitard (aquitard): lapisan batuan yang
dapat menyimpan dan mengantarkan air
namun tidak memadai untuk dikembangkan
Pada zone tidak jenuh (unsaturated), air (soil moisture) ada pada
pori/rekahan batuan karena ada daya tarik molekul disekeliling
permukaan partikel batuan
Pada zone jenuh (berada di bawah muka air) semua pori terisi oleh air
tanah.
Keberadaan lapisan akuifer tertekan (confined aquifer) berada di bawah
lapisan kedap (confining layer)
Dimana air tanah dapat ditemukan? Pada ruang antar pori, ruang
antar rekahan batuan atau ruang-ruang kosong pada batuan kapur
Klasifikasi batuan meneruskan sampai tidak meneruskan
(dari Richter & Lilich, 1975).
Sedikit Tidak
BATUAN / BADAN BATUAN Meneruskan
meneruskan meneruskan
Batuan lepas/tidak terkompaksi
Kerikil
Campuran pasir dan kerikil
Pasir kasar
Pasir dengan butiran sedang
Pasir halus
Pasir sangat halus
Campuran pasir dan lempung
Lempung pasiran
Lempung yang tidak lapuk

Tinggi Sedang Tidak meneruskan


Klasifikasi batuan meneruskan sampai tidak meneruskan
(dari Richter & Lilich, 1975).
Sedikit Tidak
Batuan padat/terkompaksi Meneruskan
meneruskan meneruskan
Kapur Sebagai batuan
Dalam batuan tersambung
Sebgian besar bercelah
Batu pasir Sebagai batuan
Dalam batuan tersambung
Sbgian besar bercelah
Basal Sebagai batuan
Sebagai batuan ekstrusiv
Gips Sebagai batuan
Dalam batuan tersambung
Batu Lempung Sbgai batuan
Dalam batuan tersambung
Peta Geologi Jakarta

Sumber : Dinas Pertambangan DKI Jakarta & Geologi Usakti,2002


Peta Geologi DKI Jakarta dan Sekitarnya
(Sumber : Effendi.,A.C.,1974 &
Sudjatmiko,C.,1972)
Dataran aluvial
Batuan Vulkanik
(Quarter)

Batuan Sedimen
(Tersier)
Batuan Aluvial
(Holosen)
SISTEM AKIFER DI KOTA DEPOK di bedakan menjadi 2 bagian; air
tanah dangkal (air tanah bebas) dan air tanah dalam dengan 2 atau 3
lapisan pembawa air .

KOTA DEPOK BERFUNGSI SEBAGAI DAERAH


RESAPAN AIR (RECHARGE AREA)
Peta Cekungan Airtanah DKI Jakarta

Sumber : Dep. Energi & Sumberdaya Mineral, 2004


Sketsa Contoh Cekungan Airtanah
TABEL POROSITAS DAN PERMEABILITAS DARI SEDIMEN SERTA BATUAN

Sedimen Porositas Permeabilitas (cm/detik)


Gravel 25 – 40 > 10 -2
Sand (clean) 30 – 50 > 10 -4 - 10 -2
Silt 35 – 50 > 10 -5 - 10 -4
Clay 35 – 80 > 10 -6 - 10 -5
Glacial Till 10 – 20 > 10 -6 - 10 -4

ROCK
Conglomerate 10 – 30 > 10 -4 - > 10 -2
Sandstone > 10 -5 - 10 -3

∙ Well sorted, little cement 20 – 30 > 10 -6 - 10 -4


∙ Average 10 – 20 > 10 -6 - 10 -5

∙ Poorly Sorted, Well cemented 0 – 10 > 10 -6 - 10 -5

Shale 0 – 30
Limestone, dolomite 0 – 20 > 10 -6 - 10 -4

∙ Caverneous Limestone Up to 50
Crystalin Rock
∙ Unfracture 0–5 > 10 -6
∙ Fracture 5 – 10 > 10 -6 - 10 -5

Volcanic Rock 0 - 50 > 10 -6 - 10 -2


AIR TANAH
Jenis
Sungai

Hubungan Air Sungai dengan Airtanah


A. Air Sungai Mengisi (Recharge) Airtanah
B. Airtanah Mengisi (Discharge) Air Sungai
INTRUSI AIR LAUT

Pengertian Instrusi Airlaut adalah berpindahnya atau masuknya air


laut/air asin ke dalam akifer air segar di bawah pengaruh
pengembangan air tanah (pemompaan).

Lapisan air segar di daerah kepulauan pada kondisi


alami
Morfologi Laut
Dasar Laut

Bumi:
• Benua / kontinen
• Samudera

Samudera – bagian yang tergenang:


• Tepi benua
• Cekungan samudera
TEPI BENUA

⦿Tepi benua:
• Tepi Benua Pasif (pasive margin)
• Tepi Benua Aktif (active margin)
Margin Pasif
Morfologi Margin Pasif
Margin Aktif

⦿Batas lempeng konvergen


Morfologi Margin Aktif

⦿Paparan benua
⦿Lereng benua
⦿Palung
CEKUNGAN SAMUDERA

⦿Definisi – lantai samudera dengan kedalaman > 2000


meter
Morfologi di Cekungan Samudera
Atol
Divisions (Parts) of the Marine
Environment (the space)

⮚ Pelagic Realm – water column from


high tide line to deepest parts of ocean

⮚ Benthic Realm – bottom; sea floor


from highest intertidal to deepest ocean
Pelagic Realm (water)
Horizontal Zones
▪ Neritic Province – water over continental
shelf (< 200 m)
▪ Oceanic Province – everything else

Vertical Zones
▪ Epipelagic – 0-200 m
▪ Mesopelagic – 200-1000 m
▪ Bathypelagic – 1000-4000 m
▪ Abyssopelagic - >4000 m
Benthic Realm (bottom)

⮚ Combined horizontal/vertical
Supralittoral – above high tide line; spray
zone
Littoral – intertidal zone
Sublittoral (subneritic) – low tide line to edge
of shelf (<200 m)
Bathyal – 200-4000 m; slope and rise
Abyssal – 4000-6000 m; abyssal plains
Hadal - >6000 m, trenches
Marine Environments
Light Zones
Euphotic – 0-100 m
enough light to support
photosinthetic actually probably at
least twice this depth

Disphotic – 100- > 400 m;


some measurable light;
photosynthesis severely Limited

Aphotic – no light
Sifat Umum Air Laut
Temperatur air laut

⦿Sumber panas:
• Radiasi sinar matahari (utama)
• Konduksi dari atmosfer
• Kondensasi uap air

⦿Laut menjadi dingin karena:


• Radiasi dari permukaan laut ke amtosfer
• Konduksi panas balik ke atmosfer
• Evaporasi
Radiasi Sinar matahari

⦿Radiasi sinar matahari:


• Dipantulkan kembali ke angkasa oleh atmosfer
• Diteruskan sampai ke bumi (insolasi):
• Dipantulkan kembali ke atmosfer
• Di serap molekul air.

⦿Insolasi tidak konstan, dipengaruhi oleh posisi lintang


dan waktu.
Variasi Temperatur

⦿Pengaruh variasi geografis


⦿Pengaruh rotasi – perubahan harian
⦿Pengaruh revolusi bumi dan sumbu orbit yang miring
23,5 derajad terhadap bidang orbit.
Distribusi vertikal
⦿ Lapisan campuran (mixed layer). Zona ini
adalah zona homogen. Temperatur dan
kedalaman zona ini dikontrol oleh insolasi
lokal dan pengadukan oleh angin. Zona ini
mencapai kedalaman 50 sampai 200 meter.
⦿ Termoklin (thermocline). Di dalam zona
transisi ini, temperatur air laut dengan cepat
turun seiring dengan bertambahnya
kedalaman. Zona ini berkisar dari kedalaman
200 sampai 1000 meter.
⦿ Zona dalam (deep zone). Zona ini temperatur
berubah sangat lambat atau relatif homogen.
Pola penyebaran vertikal
Salinitas

⦿Salinitas – ukuran untuk mengukur kandungan


garam.
⦿Salinitas rata-rata 35 per mil atau 3,5%
⦿Faktor yang mempengaruhi:
• Evaporasi
• Presipitasi
Pola Penyebaran Salinitas Permukaan
Penyebaran Vertikal
⦿ Lapisan campuran (mixed layer). Ketebalannya 50 sampai
100 meter, dan mempunyai salinitas seragam. Daerah
tropis dan daerah berlintang tinggi dan menengah,
memiliki salinitas permukaan tinggi, sedang daerah
berlintang tinggi memiliki salinitas rendah.
⦿ Haloklin (halocline), adalah zona dimana salinitas
mengalami perubahan besar.
⦿ Zona dalam (deep zone) adalah zona di bawah haloklin
sampai dasar laut, dan memiliki salinitas relatif seragam.
⦿ Di daerah berlintang rendah dan menengah, terdapat
salinitas minimu pada kedalaman 600 sampai 1000
meter.
Penyebaran vertikal
Densitas Air Laut

⦿Dikontrol oleh tiga variabel:


• Salinitas
• Temperatur
• Tekanan (kedalaman)
⦿Secara umum densitas naik bila:
• Salinitas naik
• Tekanan naik (kedalaman meningkat)
• Temperatur turun
Penyebaran Vertikal

⦿ Lapisan atas, dengan ketebalan sekitar 100 meter,


mempunyai densitas hampir seragam.
⦿ Piknoklin (pycnocline), yaitu zona dimana densitas
bertambah dengan cepat seiring dengan
bertambahnya kedalaman.
⦿ Zona dalam, adalah zona di bawah piknoklin,
dengan densitas meningkat sangat pelan dengan
bertambahnya kedalaman.
Penyebaran vertikal
Sirkulasi Air Laut
Sirkulasi

⦿Sirkulasi permukaan – sirkulasi atmosferik atau angin

⦿Sirkulasi bawah permukaan – pergerakan massa air


karena perubahan densitas yang disebabkan oleh
perubahan salinitas dan temperatur
Sirkulasi Massa air permukaan

⦿Air laut dalam gerakan berputar yang konstan


melintasi samudera:
• di utara – searah gerak jarum jam
• di selatan – berlawanan arah gerak jarum jam

⦿Setiap putaran atau gyre, dapat terbagi menjadi


beberapa aliran kecil.
Pola sirkulasi global
Faktor yang berpengaruh

⦿Karena dipengaruhi oleh faktor yang sama:


• Efek Coriolis
• Spiral Ekman
Efek Coriolis
Spiral Ekman
Sirkulasi
Atmosfer
Wind drive
circulation
Sirkulasi Laut Dalam

⦿Sirkulasi thermohalin – terjadi Samudera Atlantik, Hindia


dan Pasifik.

⦿Sel-sel sirkulasi thermohalin tersebut – bergabung


membentuk sistem transportasi yang membawa massa air
keliling dunia – Global Ocean Conveyor System
Sirkulasi Thermohalin
Global Ocean Conveyor System
Upwelling dan Downwelling

⦿Femomena arus yang terjadi karena tiupan angin

⦿Ada dua jenis:


• Coastal Upwelling dan Downwelling
• Equatorial Upwelling
Pembentukan Coastal Upwelling dan Downwelling
Equatorial Upwelling
Sirkulasi
Thermohalin
SIRKULASI THERMOHALINE
TERIMA KASIH

You might also like