Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 31

Hak atas Kekayaan

Intelektual (HaKI)

Fathan Mubarok - 0120103016

Raihan Maulana S. D. D - 0120103022

Citra Dwi Safitri - 40122110015

Yunita Rizka Septiyani - 40122110016 Reguler B1


Hukum Bisnis
Ira Yuliani Afina S - 40122110033
Materi Haki

01 Hak Cipta

02 Hak Milik Industrial (Paten, Merk, Rahasia Dagang)

03 Hak Moral dan Ekonomi

04 Pendaftaran dan lamanya perlindungan


Hak Cipta 01
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2002 Hak Cipta adalah hak
khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemegang Hak Cipta, adalah pencipta
sebagai Pemilik Hak Cipta, atau orang yang menerima hak tersebut dari pencipta, atau orang
lain yang menerima hak tersebut dari pencipta, atau orang lain yang menerima lebih lanjut hak
dari orang tersebut.
Obyek Perlindungan
1. Obyek perlindungan menurut Undang-undang Hak Cipta adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan
sastra yang meliputi karya :
● Buku, program komputer, pamplet dan semua hasil karya tulis lainnya
● Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang diwujudkan dengan cara diucapkan
● Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan
● Karya pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tari, pewayangan, pantomim dan karya siaran antara lain
untuk media radio, televisi, film, dan karya rekaman video
● Ciptaan tari (koreografi), ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa teks, dan karya rekaman suara atau bunyi
● Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis dan seni pahat, seni patung dan kaligrafi; • Seni batik; • Karya
arsitektur
● Peta
Obyek Perlindungan
● Sinematografi
● Fotografi
● Terjemahan, tafsir dan penyusunan bunga rampai.

2. Perlindungan Hak Cipta diberikan kepada pengungkapan atau cara gagasan itu diungkapkan.
3. Perlindungan bagi karya asing : Negara peserta TRIP’s harus memberikan perlindungan kepada warga negara
peserta lainnya, tidak boleh kurang dari perlakuan negara tersebut kepada warga negaranya sendiri.
Jangka Waktu Perlindungan
1. Sepanjang hayat pencipta ditambah 50 tahun setelah meninggal dunia untuk ciptaan yang asli dan bukan
turunan (derevatif).
2. Selama 50 tahun sejak pertama kali ciptaan itu diumumkan. Jenis-jenis ciptaan yang dimaksud meliputi
program komputer, dan karya deveratif seperti karya sinematografi, rekaman suara, karya pertunjukan
dan karya siaran.
3. Selama 25 tahun. Perlindungan yang terpendek ini diberikan untuk karya fotografi dan karya susunan
perwajahan, karya tulis yang diterbitkan.
4. Ciptaan yang dimiliki atau dipegang oleh Badan Hukum, berlaku selama 50 tahun dan 25 tahun sejak
pertama kali diumumkan.
5. Ciptaan yang dipegang atau dilaksanakan oleh negara berdasarkan Pasal 10 ayat (2) huruf b, berlaku
tanpa batas.
Status Pendaftaran

Hak Cipta tidak memerlukan pendaftaran, sifatnya otomatis. Namun demikian, dianjurkan kepada Pencipta
maupun Pemegang Hak Cipta untuk mendaftarkan ciptaannya, karena Surat Pendaftaran Ciptaan tersebut dapat
dijadikan sebagai alat bukti awal di Pengadilan apabila timbul sengketa dikemudian hari terhadap ciptaan
tersebut.
Yang tidak dapat didaftarkan sebagai Ciptaan adalah :
● Ciptaan diluar bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra
● Ciptaan yang tidak orisinil
● Ciptaan yang tidak diwujudkan dalam suatu bentuk yang nyata
● Ciptaan yang sudah merupakan milik umum
● Ketentuan yang diatur dalam pasal 12 UU Hak Cipta
Hal yang bukan pelanggaran Hak Cipta
1. Penggunaan ciptaan pihak lain untuk keperluan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan
kritik dan tinjauan suatu masalah dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi pencipta.
2. Pengambilan ciptaan pihak lain baik seluruhnya maupun sebagian guna keperluan pembelaan didalam dan diluar pengadilan
3. Pengambilan ciptaan pihak lain baik seluruhnya maupun sebagian guna keperluan :
- Ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan
- Pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi pencipta
1. Huruf braile guna keperluan para tunanetra, kecuali jika perbanyakan itu bersifat komersial
2. Perbanyakan suatu ciptaan selain program komputer, secara terbatas dengan cara atau alat apapaun atau proses yang serupa dengan
perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan dan pusat dokumentasi yang non komersial, semata-mata untuk
keperluan aktivitasnya.
3. Perubahan yang dilakukan atas karya arsitektur seperti ciptaan bangunan berdasarkan pertimbangan pelaksanaan teknis
Pelanggaran Hak Cipta
Suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai suatu pelanggaran Hak Cipta apabila perbuatan tersebut melanggar Hak khusus
dari Pencipta atau Pemegang Hak Cipta. Sanksi pidana terhadap pelanggaran Hak Cipta sebagaimana tercantum dalam UU Hak
Cipta, yaitu :

● Dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan. Ancaman hukuman pidana penjara
paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah).
● Dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mendengarkan atau menjual kepada umum ciptaan hasil pelanggaran hak
cipta, ancaman penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta
Rupiah).
● Melanggar ketentuan pasal 16, ancaman pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
25.000.000,- (Dua Puluh Lima Juta).
● Melanggar ketentuan pasal 18, ancaman pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
15.000.000,- (Lima Belas Juta Rupiah).
02

Hak Milik Insdutrial (Paten, Merek,


dan Rahasia Dagang)
PATEN
● Pengertian

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2016 Tentang Paten, menjelaskan bahwa “Paten adalah hak
eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu
tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.”

Menurut Erlina dan Safitri (2020) terdapat 2 jenis paten yaitu paten biasa dan paten sederhana. Paten biasa adalah paten
yang melalui penelitian atau pengembangan yang mendalam dengan lebih dari satu klaim. Paten sederhana adalah paten yang
tidak membutuhkan penelitian atau pengembangan yang mendalam dan hanya memuat satu klaim. Pemegang Paten adalah
Inventor sebagai pemilik Paten atau orang yang menerima hak tersebut dari Pemilik Paten atau orang lain yang menerima lebih
lanjut hak dari orang tersebut diatas, yang terdaftar dalam Daftar Umum Paten.
Obyek Perlindungan
Novellty
Suatu Invensi dianggap “baru”, jika pada saat pengajuan permintaan paten Invensi tersebut
tidak sama dengan pengungkapan teknologi sebelumnya.

Invensi
Suatu Invensi mengandung langkah inventif, jika Invensi tersebut bagi seorang yang
mempunyai keahlian biasa dibidang teknologi merupakan hal yang tidak dapat diduga
sebelumnya.

Dapat diterapkan dalam industri.


Jangka Waktu Perlindungan

Menurut Pasal 22 Undang-Undang Menurut Pasal 23 Undang-Undang


Republik Indonesia No. 13 Tahun Republik Indonesia No. 13 Tahun
2016 menyebutkan bahwa Paten 2016 menyebutkan bahwa Paten
diberikan untuk jangka waktu selama sedehana diberikan untuk jangka
20 (dua puluh) tahun terhitung sejak waktu selama 10 (sepuluh) tahun
tanggal penerimaan dan jangka waktu terhitung sejak tanggal penerimaan
itu tidak dapat diperpanjang. Tanggal dan jangka waktu itu tidak dapat
mulai dan berakhirnya jangka waktu diperpanjang. Tanggal mulai dan
paten dicatat dan diumumkan melalui berakhirnya jangka waktu paten
media elektronik dan/ atau media non- dicatat dan diumumkan melalui media
elektronik. elektronik dan/ atau media non-
elektronik.
Hak dan Kewajiban Pemegang Paten

● Pemegang Paten memiliki hak khusus untuk melaksanakan Paten yang dimilikinya, dan
melarang orang lain yang tanpa persetujuannya.
● Dalam hal Paten proses, larangan terhadap orang lain yang tanpa persetujuannya melakukan
impor sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hanya berlaku terhadap impor produk yang semata-
mata dihasilkan dari penggunaan paten proses yang dimilikinya.
● Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan 2 apabila pemakaian
paten tersebut untuk kepentingan pemilikan dan pendidikan sepanjang tidak merugikan
kepentingan yang wajar dari pemegang paten.
● Kewajiban pemegang paten wajib membayar biaya pemeliharaan yang disebut biaya tahunan.
MEREK

Menurut Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis, merek adalah
tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama,
kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi
dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua)
atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang
diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan
barang dan/atau jasa.
Obyek Perlindungan
Menurut Sugiarti (2016) objek atas merek adalah karya- karya seseorang yang berupa tanda,
baik tulisan, gambar, kombinasi tulisan dan gambar yang diciptakan dengan tujuan untuk
membedakan barang yang satu dengan yang lain tetapi yang sejenis.

Perlindungan atas Merek


Hak atas Merek adalah Hak Eksklusif yang diberikan negara kepada “Pemilik Merek Yang
Terdaftar” dalam daftar umum Merek untuk jangka waktu tertentu menggunakan sendiri
Merek tersebut atau memberi izin kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama,
atau Badan Hukum untuk menggunakannya.

Perlindungan atas Merek Terdaftar yaitu adanya kepastian hukum atas merek terdaftar baik
untuk digunakan, diperpanjang, dialihkan dan dihapuskan sebagai alat bukti bila terjadi
sengketa pelanggaran atas merek terdaftar.
Jangka Waktu Perlindungan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016


jangka waktu perlindungan merek yaitu 10 tahun terhitung sejak
tanggal penerimaan pendaftaran (filing date). Setelah 10 tahun merek
tersebut dapat diperpanjang kembali.
RAHASIA DAGANG
● Pengertian

Menurut Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 “Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak
diketahui oleh umum dibidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam
kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang”

● Ruang Lingkup Perlindungan

Lingkup perlindungan Rahasia Dagang meliputi metode produksi,metode pengolahan, metode


penjualan, atau informasi lain di bidang teknolog idan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan
tidak diketahui oleh masyarakat umum.
Jangka Waktu Perlindungan

Dalam hal perlindungan rahasia dagang, tidak ada ketentuan yang


membatasi tentang jangka waktu berlakunya perlindungan rahasia
dagang, yaitu selama pemiliknya tetap merahasiakan dan melakukan
usaha-usaha untuk melindungi kerahasiannya maka selama itu pula
berlaku perlindungan hukum.
03
HAK MORAL DAN HAK EKONOMI
Sistem perlindungan Hak Cipta yang terdiri dari Hak Moral dan Hak
Ekonomi, karena kedua hak tersebut merupakan “nyawa” dari Hak Cipta
yang melindungi Pencipta dan Ciptaannya.
HAK MORAL
Menurut Samuel, Ni Made dan Diajeng (2022) Hak moral merupakan hak yang melekat pada diri pencipta secara langsung
setelah lahirnya sebuah karya, yang menegaskan keterkaitan antara karya dan penciptanya. Hak Cipta meliputi hak tunggal si Pencipta
untuk membuat, menerbitkan dan memberi kuasa untuk membuat dan menerbitkan terjemahan daripada karya yang dilindungi
Perjanjian ini.

Pengertian mengenai Hak Moral diatur dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta. Hak moral
merupakan hak yang melekat secara abadi pada diri Pencipta untuk:

a. Tetap mencantumkan atau tidak mencantumkan namanya pada salinan sehubungan dengan pemakaian Ciptaannya untuk umum
b. Menggunakan nama aliasnya atau samarannya
c. Mengubah Ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam masyarakat
d. Mengubah judul dan anak judul Ciptaan; dan
e. Mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi Ciptaan, mutilasi Ciptaan, modifikasi Ciptaan, atau hal yang bersifat
merugikan kehormatan diri atau reputasinya.
HAK EKONOMI
Mengenai Hak Ekonomi diatur dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta. Hak Ekonomi
merupakan hak ekslusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas Ciptaan. Pada Pasal 9 Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta disebutkan bahwa Pencipta atau Pemegang Hak Cipta memiliki hak ekonomi untuk
melakukan:

01 Penerbitan Ciptaan

02 Pengandaan Ciptaan dalam segala bentuknya

03 Penerjemahan Ciptaan

04 Pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian Ciptaan

05 Pendistribusian Ciptaan atau salinannya


HAK EKONOMI
06 Pertunjukan Ciptaan

07 Pengumuman Ciptaan

08 Komunikasi Ciptaan

09 Penyewaan Ciptaan

Menurut Santi Nur, Abdul dan M. Muhibbin (2022) Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi
atas sebuah karya yang telah dihasilkan oleh pendesain yang biasanya disebut dengan royalti. Nilai estetika dari suatu produk
inilah yang memberikan nilai jual. Hak ekonomi termasuk juga sebagai hak untuk memproduksi dengan jumlah banyak.
Pendaftaran Hak Cipta
Permohonan pendaftaran ciptaan, merupakan form resmi dari Direktur jenderal HKI yang didalamnya memuat identitas pencipta, pemegang hak cipta,
kuasa, jenis dari judul ciptaan yang dimohonkan (buku/ alat peraga/ program komputer/ lagu/ seni gambar maupun lukis), tanggal dan tempat diumumkan
pertama kali di Indonesia dan uraian ciptaan secara singkat. Lembar permohonan pendaftaran ciptaan tidak boleh lebih dari satu halaman.
1. Surat pengalihan hak cipta, merupakan form yang didalamnya memuat nama terang dan alamat pencipta, nama terang dan alamat pemegang hak
cipta, dan pernyataan berupa pengalihan atas ciptaannya yang akan didaftarkan. Lembar pengalihan hak cipta tidak boleh lebih dari satu halaman
dan semua pencipta wajib tandatangan pada lembar tersebut.
2. Surat pernyataan, merupakan form yang didalamnya memuat nama terang dan alamat pemegang hak cipta, jenis ciptaan dan judul, dan
pernyataan berupa karya yang didaftarkan tidak pernah/ tidak sedang dalam sengketa pidana dan atau perdata di peradilan.
3. Lampiran, merupakan dokumen pelengkap yang terdiri atas fotokopi KTP semua pencipta (jika lebih dari satu pencipta), uraian penjelas dari
produk ciptaan, dan ciptaan yang akan didaftarkan berupa :
a. Buku, karya tulis, naskah: dilampirkan sebanyak 3 rangkap cetakan dan dalam bentuk CD sebanyak 2 keping.
b. Lagu: dilampirkan sebanyak 14 rangkap cetakan (lirik + partitur)
c. Program Komputer: dilampirkan sebanyak 3 rangkap dalam bentuk CD + manual book sebanyak 3 rangkap cetakan.
d. Seni (gambar, lukis, karakter): dilampirkan sebanyak 14 rangkap cetakan minimal ukuran 3R/Postcard
e. Alat Peraga untuk pendidikan: dilampirkan sebanyak 3 rangkap alat/6 rangkap foto minimal ukuran 3R (Postcard) + petunjuk cara
penggunaannya
Pendaftaran Paten
1. Mengisi formulir permintaan paten dengan melampirkan :
● bukti kewarganegaraan (KTP) untuk Inventor/pemegang hak individu.
● Melampirkan foto kopi NPWP untuk pemegang hak Badan Hukum.
● Melampirkan akte pendirian badan hukum yang dilegalisir oleh notaris.
● Menyertakan surat pernyataan kepemilikan hak atas Invensi (dengan materai Rp.
2. Menuliskan Deskripsi Invensi (Judul, bidang, latar belakang, ringkasan, uraian, dan abstrak invensi)
3.Pengumuman permintaan Paten
4.Permohonan pemeriksaan Substantif atas Paten Sederhana dapat dilakukan bersamaan dengan pengajuan
permohonan atau paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal penerimaan dengan dikenai biaya.
5. Pemeriksaan substantif meliputi kebaruan dan industrial application.
Pendaftaran Merek
1.Pengajuan permohonan sesuai dengan yang telah disediakan oleh Kantor Merek, dan melampirkan :
● Mengisi formulir pendaftaran Merek rangkap 4 (empat)
● Mengisi Surat Pernyataan kepemilikan merek, bermaterai Rp. 6000,-.
● Fotocopy KTP pemilik merek
● Fotocopy akte pendirian Badan Hukum yang dilegalisir notaris bagi pemohon atas nama Badan Hukum
● Fotocopy NPWP bagi pemohon atas nama Badan Hukum
● Etiket Merek sebanyak 26 (duapuluh enam) lembar, 4 (empat) lembar ditempel pada masing-masing lembaran form
dengan ukuran maksimal 9 x 9 cm dan minimal 2 x 2 cm
● Contoh fisik produk yang didaftarkan
● Mencantumkan nama negara dan tanggal permintaan pendaftaran Merek pertama kali bagi merek dengan Hak Prioritas
2.Pemeriksaan permintaan pendaftaran Merek.
● Pemeriksaan formal,Pemeriksaan formal adalah pemeriksaan atas kelengkapan persyaratan administratif yang ditetapkan.
● Pemeriksaan Substantif, Pemeriksaan Substantif adalah pemeriksaan terhadap merek yang diajukan apakah dapat
didaftarkan atau tidak, berdasarkan persamaan pada keseluruhan, persamaan pada pokoknya, atas merek sejenis milik
orang lain, sudah diajukan mereknya lebih dahulu oleh orang lain.
Pendaftaran Desain Industri
1. Mengisi formulir pendaftaran Desain Industri rangkap 4
2. Mengisi formulir Surat Pernyataan kebaruan dan kepemilikan produk, bermaterai Rp. 6000,-
3. Melampirkan gambar atau foto produk dengan perspektif tampak depan, belakang, samping kanan, samping kiri, atas dan bawah (rangkap 6)
4. Melampirkan uraian dari desain industri meliputi arti, fungsi dan kegunaan produk yang akan di daftarkan
5. Melampirkan contoh fisik produk
6. Dalam hal Permohonan yang diajukan secara bersama lebih dari satu pemohon, permohonan tersebut ditandatangani oleh salah satu pemohon
dengan melampirkan persetujuan tertulis dari para pemohon yang lain
7. Dalam hal permohonan diajukan oleh bukan pendesain, permohonan harus disertai pernyataan yang dilengkapi surat pengalihan hak Desain
Industri.
8. Pihak yang pertama kali mengajukan permohonan dianggap sebagai pemegang hak desain industri
9. Setiap permohonan hanya dapat diajukan untuk :
a. Satu desain industri atau
b. Beberapa desain industri yang merupakan satu kesatuan desain industri atau memiliki kelas yang sama
1. Pemohon yang bertempat tinggal di luar negara RI harus mengajukan permohonan melalui kuasa yang berdomisili di wilayah Indonesia.
Kasus Sengketa Merek Dagang Compass dan Campess
Terjadi kasus antara merek Compass dengan Campess. Kedua merek tersebut sama-sama memproduksi
barang dengan desain yang hampir sama. Dengan logo yang hampir mirip, membuat masyarakat kebingungan
dengan munculnya kedua merek sepatu tersebut.
Dalam kasus ini menurut simon dan sri dalam artikel Perlindungan Hukum bagi Pemegang Merek Sepatu
Compass yang Dijiplak berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi
Geografis upaya hukum baik itu litigasi maupun non-litigasi sama-sama ditempuh oleh pemegang hak merek
Sepatu Compass.Karena merek-merek penjiplak sudah melanggar ketentuan Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis mengenai pelanggaran merek. Namun
dalam kasus ini sebaiknya menggunakan upaya hukum gugatan perdata yang secara mekanisme diatur dalam
pasal 83 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis.
Dalam kasus ini pihak dari Sepatu Compass lebih memilih jalur non-litigasi untuk penyelesaian penjiplakan
merek ini.
PSAK
PSAK 19 Tahun 2015 : Aset Tak Berwujud
PSAK 19 Paragraf 8 : Aset takberwujud adalah aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. Jumlah
tercatat aset adalah jumlah aset yang diakui dalam laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan
akumulasi amortisasi dan akuntansi rugi penurunan nilai. Umur manfaat adalah (a) peiode suatu aset yang
diperkirakan dapat digunakan oleh entitas: atau (b) jumlah produksi atau unit serupa yang diperkirakan akan
diperoleh dari suatu aset oleh entitas.
PSAK 19 Paragraf 9 : Entitas seringkali mengeluarkan sumber daya maupun menimbulkan liabilitas dalam
perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya tak berwujud, seperti ilmu
pengetahuan atau teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan
intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk dan judul publisitas).
PSAK 19 Paragraf 13 : Entitas mengendalikan aset jika entitas memiliki kemampuan untuk memperoleh
manfaat ekonomik masa depan yang timbul dari aset dan dapat membatasi pihak lain dalam memperoleh
manfaat ekonomik tersebut.
PSAK 19 Paragraf 17 : Manfaat ekonomik masa depan yang timbul dari aset tak berwujud dapat mencakup
pendapatan dan penjualan barang atau jasa, penghematan biaya, atai manfaat lain yang berasal dari
penggunaan aset oleh entitas.
OPINI KELOMPOK
Menurut kelompok kami hak cipta yaitu suatu seni, sastra hingga pengetahuan yang dihasilkan oleh pencipta yang dilindungi oleh negara berupa
undang-undang. Dalam undang-undang yang berlaku terdapat objek yang dilindungi, jangka waktu perlindung, hak dan kewajiban, serta pelanggaran dan
sanksi yang diberikan.
Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin
untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Paten adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya
tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa
gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2
(dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan
barang dan/atau jasa.
Hak moral merupakan hak yang melekat pada diri pencipta secara langsung setelah lahirnya sebuah karya, yang menegaskan keterkaitan antara
karya dan penciptanya. Hak Cipta meliputi hak tunggal si Pencipta untuk membuat, menerbitkan dan memberi kuasa untuk membuat dan menerbitkan
terjemahan daripada karya yang dilindungi Perjanjian ini. Adapun hak moral dan hak ekonomi atas hak milik yang melekat contoh diantaranya yaitu
pemberian lisensi dan royalti. Hal ini berlaku selama 70 (tujuh puluh) tahun setelah pencipta meninggal dunia, dan bagi Badan Hukum berlaku selama 50
(lima puluh) tahun sejak pertama kali dilakukan pengumuman. Perlu menjadi perhatian untuk para seniman atas karya orisinil yang telah dibuat agar tidak
ada pihak manapun yang dirugikan.
TERIMA
KASIH!

You might also like