Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 27

PRAKTIKUM

PERKERASAN
JALAN
KELOMPOK 5
KELOMPOK 5
01 ALMAS NABILA 2103020030

02 RIADUL ULUM 2103020032

03 RADEN RIFDA AULIA 2103020033

04 ASEP IMAM NURSEHA 2103020034

05 RIDWAN FIRMANSYAH 2103020038

06 EKA FERDIANSYAH 2103020036

07 GUNAWAN 2103020039

08 DICKRY MUHAMMAD DZULFIKAR 2103020041

09 NOVI TRIANI 2103020042


Jalan adalah prasarana transportasi darat yang

LATAR BELAKANG
meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan
bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah,
di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
atau air, seta di atas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, dan jalan kabel (UU RI No 38 Tahun
2004).

Perkerasan jalan merupakan bagian dari jalan raya


yang diperkeras dengan lapis konstruksi tertentu
yang memiliki ketebalan, kekuatan, kekakuan serta
kestabilan tertentu agar mampu menyalurkan beban
lalu-lintas diatasnya ke tanah dasar.
WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
TUJUAN
PRAKTIKUM

Pelaksanaan kegiatan Praktikum Perkerasan Jalan


dilaksankan pada tanggal 13 Juni 2022, pukul 9:30
WIB. Pelaksanaan praktikum di Laboratorium
Teknik Sipil Universitas Perjuangan Tasikmalaya
APA ITU PERKERASAN
JALAN

Perkerasan jalan adalah bagian jalan raya


yang diperkeras dengan agregat dan aspal
atau semen (Portland Cement) sebagai bahan
ikatnya sehingga lapis konstruksi tertentu,
yang memiliki ketebalan, kekuatan, dan
kekakuan, serta kestabilan tertentu agar
mampu menyalurkan beban lalulintas
diatasnya ke tanah dasar secara aman
MATERIAL PENYUSUN PERKERASAN JALAN

ASPAL AGREGAT

ASPAL KERAS

AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS


ASPAL CAIR ASPAL EMULSI
RUANG LINGKUP PRAKTIKUM
UJI PENETRASI BITUMEN

NO NAMA NO NAMA BAHAN


PERALATAN
1 ASPAL CAIR
1 ALAT UJI
PENETRASI 2 AIR
2 CAWAN

3 BEJANA

4 PENGUKUR Pengujian penetrasi bitumen bertujuan untuk


WAKTU mengetahui tingkat kekerasan aspal yang dinyatakan
dalam masuknya jarum dengan beban tertentu pada
suatu selang waktu tertentu dalam suhu kamar.
PROSEDUR PERCOBAAN
STAGE 1
Proses Peletakan Benda Uji
Ke Dalam Benjana

STAGE 2
Mengatur Jarum
Penetrasi

STAGE 3

Proses Penetrasi
HASIL UJI PENETRASI BITUMEN
HASIL ANALISA UJI
COBA
PENETRASI BENDA PENETRASI BEDA
TITIK ASPAL
UJI 1 (33,7˚C) UJI 2 (26,4˚C)
1 180 99 60%
2 170 70
3 163 61
4 161 55
5 159 46
RATA-RATA
166,6 66,2 KESALAHAN UJI COBA PENETRASI
(mm)

penetrasi aspal yang didapat sebagaimana yang diuraikan diatas sangat jauh dari
ketentuan dan hasil pengolahan data tidak bisa digunakan dan harus dilakukan
pengujian ulang terhadap aspal/benda uji.
UJI BERAT JENIS BITUMEN

NO NAMA PERALATAN
1 PIKNOMETER

2 TIMBANGAN

3 WADAH AIR SULING

NO NAMA BAHAN

1 ASPAL DINGIN

2 AIR SULING

Berat jenis bitumen atau ter adalah perbandingan antara berat bitumen
terhadap air suling pada suhu tertentu dengan volume yang sama
Proses Penimbangan
Berat Piknometer

Timbangan Berat
Piknometer Yang Berisi
Air dan Juga Aspal

PROSEDUR
Proses Penimbangan
Piknometer Setelah Diisi
Air
HASIL PERCOBAAN

Berat Piknometer A 30 gr
Berat Piknometer + Air B 57 gr
Berat Piknometer + C 32 gr
Bitumen
Berat Piknometer + Air + D 58 gr HASIL ANALISA BERAT JENIS BITUMEN
Bitumen
Berat Jenis Bitumen 2 gr

KESIMPULAN
Dari hasil pengujian berat jenis didapat besar nilai berat jenis pada
praktikum telah memenuhi standar karna untuk nilai 2 gram sesuai dengan
standar AASTHO T228-79.
UJI DAKTILITAS BITUMEN

NO NAMA PERALATAN

1 KOMPOR
CETAKAN
2 DAKTILITAS
KUNINGAN
3 TERMOMETER
MESIN UJI
4
DAKTILITAS
NO NAMA BAHAN
Pengujian daktilitas aspal yaitu untuk
menentukan keplastisan suatu aspal, 1 AIR TAWAR

apabila digunakan nantinya aspal tidak 2 ASPAL PANAS


retak.
PROSEDUR UJI BITUMEN
Proses Pengolesan Glycerin Proses Penuangan aspal

Proses Pemanasan aspal Proses uji daktilitas


Pemeriksaan I Pemeriksaan II HASIL UJI PENETRASI
Proses
Waktu
Suhu
Waktu
Suhu
BITUMEN
Sele Seles
Mulai (˚C) Mulai (˚C)
sai ai Data Hasil Pengukuran Suhu Berkala.
Pemanasan 9:25 9:37 67,6 9:25 9:37 68,7
Pendingina 10:1
n 9:40 0 29,6 9:40 10:10 30,7
Peredaman 10:16 11:41 27,7 10:16 11:41 28
Pemeriksaa 12:0
n 12:00 7 25 12:00 12:07 25

UJI PENARIKAN ASPAL (DAKTILITAS)


Pemeriksaan I Pemeriksaan II
Hasil Uji Daktilitas Waktu Suhu Jarak Waktu Suhu Jara
(°C) (mm) (°C) (mm
3 menit 25 1315 3 menit 5 25 1250
27 detik detik
HASIL ANALISA DATA UJI DAKTILITAS BITUMEN

ANALISA KESALAHAN PRAKTIKUM

● Terjadi kesalahan pada saaat pengujian daktilitas bitumen yaitu pada sesi penyiapan benda
uji, dimana benda uji yang seharusnya dilapisi dengan campuran glyserin, pada saat
praktikum dilapisi oleh sabun colek saja. Hal ini menyebabkan pada saat pengujian
daktilitas oleh mesin penarik, benda uji tidak mencapai titik putus. Sehingga pembacaan
jaraknya juga tidak bisa dipastikan.

ANALISA KESALAHAN PERALATAN

pada mesin daktilitas terjadi kesalahan, dimana pergerakan mesin ketika menarik benda
uji tidak berjalan lancar segingga kecepatan standar penarikan sesuai SNI tidak terpenuhi

untuk jarak yang di dapat dari hasil pengujian masih sudah memenuhi standar yang berlaku
UJI TITIK LEMBEK ASPAL
NO NAMA PERALATAN
1 BEJANA GELAS
CINCIN KUNINGAN
2
DAN BOLA BAJA
DUDUKAN BENDA
3
UJI
TERMOMETER
4
KACA
5 SMARTPHONE
6 KOMPOR LISTRIK
NO NAMA BAHAN

1 AIR

2 ASPAL DINGIN

Titik lembek adalah suhu dimana bola baja dengan besar tertentu akan
menekan lapisan aspal atau ter yang tertahan dalam cincin dengan ukuran
tertentu.Biarkan aspal atau ter menyentuh pelat dasar yang berada di bawah
ring pada ketinggian tertentu dengan pemanasan tertentu juga
Pemasangan
Benda Uji

Proses Menentukan Titik


Lembek Bitumen

PROSEDUR
Memasukan Seluruh
Peralatan ke dalam
Bejana
HASIL UJI TITIK LEMBEK BITUMEN
Pemeriksaan I Pemeriksaan II
HASIL ANALISA UJI
No Suhu COBA
Waktu Suhu (˚C) Waktu
(˚C)
1 0.00 30 0.00 30
3 menit 18 3 menit 18 60%
2 35 35
detik detik
5 menit 32 5 menit 32
3 40 40
detik detik
7 menit 35 7 menit 35
4 45 45
detik detik
9 menit 40 9 menit 40
5 50 50
detik detik
9 menit 51
6 - - 52
detik

untuk besar suhu dari titik lembek aspal pada benda uji 1 dan benda uji 2 praktikum
sudah memenuhi standar yang berlaku.
UJI KEAUSAN AGREGAT DENGAN
MESIN LOS ANGELES

NO NAMA PERALATAN

1 MESIN LOS ANGELES

2 BOLA BAJA

3 SARINGAN

4 TIMBANGAN

keausan agregat adalah proses penghancuran atau pecahnya


agregat dalam hal ini agregat kasar akibat proses mekanis seperti NO NAMA BAHAN
gaya-gaya yang terjadi selama proses pelaksanaan pembuatan
jalan (penimbunan, penghamparan, pemadatan), pelayanan
1 AGREGAT
terhadap beban lalu lintas dan proses kimiawi, seperti pengarum
kelembaban, kepanasan, dan perubahan suhu sepanjang hari
PROSEDUR UJI
BITUMEN
Proses Penyaringan Benda Uji Proses Pengujian Dengan Mesin Los Angeles

Proses Penyaringan Proses Penimbangan Benda Uji


HASIL UJI COBA BERAT JENIS
BITUMEN

Grad. Pemeriksaan
Ukuran Saringan I II
Lewat Berat Berat Berat Berat
Tertahan (mm)
(mm) Sebelum (a) Sesudah (b) Sebelum (a) Sesudah (b)

76,2 63,5
63,5 50,8
50,8 38,1
38,1 25,4
25,4 19 2500 2500
19 12,7 2500 2500
12,7 9,5
9,5 6,3
6,3 4,75
4,75 2,36
Jumlah Berat 5000 5000
Berat tertahan saringan
863 863
no.10 dan 8
HASIL UJI COBA BERAT JENIS
(𝑎−𝑏 ) BITUMEN
𝑎𝑢𝑠𝑎𝑛 = × 100 %
𝑎

 Pngoalahan data persentase keausan agregat


a = 5000 (gram)
b = 863 (gram)
a - b = 4137 (gram)
sehingga, didapat persentasi keausan agregat sebagai berikut:

Dari pemeriksaan keausan agregat dengan mesin los angeles dan


perhitungan abrasi diatas didapatkan hasil 82,74% sangat jauh dari
persyaratan untuk pembuatan campuran beraspal.
HASIL ANALISA PERCOBAAN
Berdasarkan hal tersebut
bahwa untuk tinngkat keausan maka dapat disimpulkan
agregat dengan nilai > 40% maka bahwa tingkat keausan atau
agregat yang diuji tidak baik ,
besar persentasi keausan
digunakan dalam bahan perkerasan yang didapat dari
jalan, dan jika besar persentasi pengolahan data praktikum
keausan < 40% maka agregat yang adalah tidak baik digunakan
diuji baik digunakan dalam bahan dalam bahan perkerasan
perkerasan jalan. jalan karna tingkat keausan
agregat > 40%.

ANALISA KESALAHAN PRAKTIKUM


Terjadi kesalahan pada saat pengujian keausan agregat yaitu pada sesi penyaringan agregat, dimana agregat yang disaring pada saat sesudah dilakukan uji keausan pada
mesin Los Angeles menggunkan saringan no 8 dan 10, yang seharusnya dilakukan pada saringan no 12. Hal ini mengakibatkan perbandingan berat pada awal sebelum
pengujian dan sesudah pengujian mengalami perbandingan yang sangat jauh, sehingga persentasi keausan menjadi tinggi.

KESIMPULAN
Didapat keausan rata-rata dari agregat yang diuji adalah sebesar 82,74% maka dapat disimpulkan bahwa tingkat keausan atau besar persentasi
keausan yang didapat dari pengolahan data praktikum adalah tidak baik digunakan dalam bahan perkerasan jalan karna tingkat keausan agregat >
40%.
KESIMPULAN
REVENUE LAST YEAR

Dari beberapa hasil penelitian diatas, untuk penentuan kelayakan bahan-bahan penyusun
perkerasan jalan yang diuji, masih belum bisa menentukan layak atau tidaknya bahan-bahan
tersebut untuk di jadikan penyusun perkerasan jalan, dikarnakan data hasil pengujian masih belum
memenuhi standar yang berlaku yang disebabkan oleh keterbatasan alat dan adanya human eror.
Sebaiknya dilakukan pengujian ulang terhadap benda uji sebagaimana yang si uraikan pada bagian
analisis perhitungan.
THANKS YOU

You might also like