Professional Documents
Culture Documents
Abdominal Wound Closure
Abdominal Wound Closure
ABDOMINAL CLOSURE
ABDOMINAL WALL CLOSURE
• Pembukaan dan penutupan dinding perut telah menjadi suatu bagian tata cara
untuk pelatihan tindakan bedah
• Penutupan perut yang ideal harus efisien, memberikan kekuatan, dan berfungsi
sebagai pencegah infeksi.
Referensi:
1. de Beaux AC. Abdominal wall closure. Br J Surg. 2019 Feb 6;106(3):163–4.
2. Hope W, Williams Z. Abdominal wound closure: current perspectives. Open Access Surg. 2015 Dec;89.
Guideline European Hernia Society
(EHS)- 2015
Dalam mengurangi insidensi hernia insisional, sangat direkomendasikan untuk
melakukan tindakan laparatomi dengan insisi non-midline (transversal/paramedian)
Penutupan fasia dilakukan dengan teknik SSSB (small stitch small bites) dengan rasio
panjang jahitan (SL)/panjang luka (WL) minimal 4:1 serta penggunaan benang
monofilamen yang diserap dengan lambat
Referensi:
1. Muysoms FE, Antoniou SA, Bury K, Campanelli G, Conze J, Cuccurullo D, et al. European Hernia Society guidelines on the closure of abdominal wall incisions. Hernia. 2015 Feb;19(1):1–24
Guideline European Hernia Society
(EHS)- 2015
• Penambahan mesh profilaksis dinyatakan aman dan dapat disarankan pada pasien
dengan risiko tinggi; seperti pasien obesitas dan pembedahan aneurisma aorta
Referensi:
1. Kurmann A, Beldi G. Laparoscopic Incisional Hernia Repair. In: Problems in General Surgery. 2011
TEKNIK PENUTUPAN DINDING
ABDOMEN
PRINSIP
“If it looks all right, it’s too tight—if it looks too loose, it’s all right”
Matt Oliver
TEKNIK PENUTUPAN DINDING ABDOMEN
MASS CLOSURE DIREKOMENDASIKAN
• Sayatan ditutup dengan satu jahitan, termasuk semua lapisan dinding perut kecuali
kulit (continuous)
• Teknik ini termasuk jahitan selubung rektus dengan peritoneum dan otot
dalam satu lapisan, secara terus menerus.
• Keluar masuknya benang berjarak 2 cm dari tepi luka dan 1 cm dari tepi
linea alba di kedua sisi.
Referensi:
1. Sringeri R, Vasudeviah T. Comparison of conventional closure versus “re-modified Smead Jones” technique of single layer mass closure with Polypropylene (prolene) loop suture
after midline laparotomy in emergency cases.
LAYERED CLOSURE
• Penutupan sayatan setiap lapis fasia secara terpisah dan bertahap
• Keuntungan Jika salah satu jahitan terputus, jahitan insisi masih dapat intak
dengan sisa jahitan lainnya
• Merupakan defek dinding perut yang terjadi di tempat sayatan sebelumnya setelah
kerusakan kontinuitas penutupan fasia
• Hasil dari kegagalan jaringan fasia untuk sembuh dan menutup setelah laparotomi
• Hernia insisional dapat terjadi setelah semua jenis sayatan dinding perut, meskipun
insiden tertinggi terlihat pada insisi midline dan transversal
Referensi:
1. Malik DA, ZahidahAkhter D, Yatoo DTA. INCISIONAL HERNIA FOLLOWING OBSTETRICS AND GYNAECOLOGICAL SURGERIES: A HOSPITAL BASED PROSPECTIVE OBSERVATIONAL STUDY.
2022 Apr 30;(2022-4–30):3
2. Gbakwuru E, Olabanji J, Alatise O, Okwerekwu R, Esimai O. Incisional Hernia in Women: Predisposing Factors and Management Where Mesh is not Readily Available. Libyan J Med. 2009 Jun 1;4(2):66–9.
3. Dasgupta S. Incisional Hernia in Pregnancy: Int J User-Driven Healthc. 2012 Oct 1;2(4):60–2. .
HERNIA INSISIONAL
(postoperative ventralis hernia)
• Insisi Pfannenstiel terkait dengan insidensi hernia insisional yang
lebih rendah (0–2%) daripada insisi midline
Referensi:
1. Dasgupta S. Incisional Hernia in Pregnancy: Int J User-Driven Healthc. 2012 Oct 1;2(4):60–2.
2. Bewö K, Ö sterberg J, Lö fgren M, Sandblom G. Incisional hernias following open gynecological surgery: a population-based study. Arch Gynecol Obstet. 2019;299(5):1313–9.
Kasus wanita, 35 tahun dengan hernia insisional post laparatomi
(RSUD Ende, NTT, 2019)
Referensi:
1. Hermawan GN, Wibisono JJ, Nembo LF. Abdominal Wound Dehiscence: A Review of Risk Factors, Prevention and Management in Obstetrics and Gynecology Practice. Medicinus. 2021 Jun 2;8(3):102
Referensi:
1. Kurmann A, Beldi G. Laparoscopic Incisional Hernia Repair. In: Problems in General Surgery. 2011
KLASIFIKASI
HERNIA
INSISIONAL – EHS
Referensi:
1. Kurmann A, Beldi G. Laparoscopic Incisional Hernia Repair. In: Problems in General Surgery. 2011
FAKTOR RISIKO
(UMUM)
Referensi:
1. Kumar, A. , Paswan, S. S. . Incisional Hernia. In: Guttadauro, A. , editor. Techniques and Innovation in Hernia Surgery [Internet]. London: IntechOpen; 2019
FAKTOR RISIKO
(PEMBEDAHAN)
Referensi:
1. Jadhav GS, Adhikari GR, Purohit RS. A Prospective Observational Study of Ventral Hernia. Cureus [Internet]. 2022 Aug 21
[cited 2022 Sep 8];14(8).
GEJALA KLINIS
• Utama tonjolan atau pembengkakan yang terlihat di dekat lokasi sayatan.
Tonjolan ini mungkin paling terlihat saat meregangkan otot, seperti saat berdiri,
mengangkat beban atau mengangkat atau saat batuk
• Faktor yang terkait dengan inkarserasi dan strangusi usia kehamilan lanjut,
polihidramnion, dan kehamilan kembar
Referensi:
1. Aylia FA, Khirie S, Steinberg D. Incisional Hernia Repair During Cesarean Section. Cureus. 2022 Apr;14(04/2022):e24121.
2. Dasgupta S. Incisional Hernia in Pregnancy: Int J User-Driven Healthc. 2012 Oct 1;2(4):60–2.
3. A. Dietz U, Menzel S, Lock J, Wiegering A. The Treatment of Incisional Hernia. Dtsch Ä rztebl Int. 2018 Jan;115(3):31–7
4. Incisional Hernia - Risk Factors & Treatment | Mount Sinai - New York [Internet]. Mount Sinai Health System. [cited 2022 Sep 14].
Potongan transversal dinding perut supraumbilikal : menunjukkan struktur
anatomi yang relevan dan penempatan mesh untuk perbaikan hernia insisional
Referensi:
1. A. Dietz U, Menzel S, Lock J, Wiegering A. The Treatment of Incisional Hernia. Dtsch Ä rztebl Int. 2018 Jan;115(3):31–7
Dengan penempatan mesh
retromuskular dari hernia insisional
midline, sangat penting untuk
memastikan mesh yang terpasang
tumpang tindih di bawah xiphoid untuk
mencegah rekurensi
Referensi:
1. A. Dietz U, Menzel S, Lock J, Wiegering A. The Treatment of Incisional Hernia. Dtsch Ä rztebl Int. 2018 Jan;115(3):31–7
DEHISENSI LUKA ABDOMEN/
ABDOMINAL WOUND DEHISCENCE (AWD)
eferensi:
Hermawan GN, Wibisono JJ, Nembo LF. Abdominal Wound Dehiscence: A Review of Risk Factors, Prevention and Management in Obstetrics and Gynecology Practice. Medicinus. 2021 Jun 2;8(3):102
Seorang wanita, 32 tahun
dengan burst abdomen
post myomektomi
Referensi:
1. Akpo EE. Burst Abdomen Complicated By Ileo-Ileal Intussusception In A Post-Myomectomy Nigerian Woman – Report Of A Case. :4
BURST ABDOMEN
(TOTAL FASCIAL DEHISCENCE)
• Komplikasi paska operasi yang sudah jarang terjadi terkait penggunaan
benang non-absorbable dengan insidensi 3%
Referensi:
1. Soni P, Haripriya VB, Haripriya A, Dutt V. Burst Abdomen: A Post-operative Morbidity. 2015;3(6):4
2. Podder AR. Burst Abdomen: A Preventable Complication in Gynecological Oncology. 2016;9
GEJALA KLINIS
• Pada daerah luka tampak:
• Merah
• Nyeri
• Kadang demam
Referensi:
1. Soni P, Haripriya VB, Haripriya A, Dutt V. Burst Abdomen: A Post-operative Morbidity. 2015;3(6):4
FAKTOR RISIKO (2)
Referensi:
1. Soni P, Haripriya VB, Haripriya A, Dutt V. Burst Abdomen: A Post-operative Morbidity. 2015;3(6):4
SVD - Spontaneous Vaginal Delivery; NPWT - Negative Pressure Wound Therapy; CS - Caesarean Section; TOP - Termination of pregnancy
SM -Surgical management involves laparotomy and peritoneal lavage if required; BB - Bogota bag; EHR -Elective hernia repair
Referensi:
1. Okpala AM, Debrah SA, Mouhajer M. Burst abdomen in pregnancy: A proposed management algorithm. Ghana Med J. 2016 Jun;50(2):115–8
TAKE HOME MESSAGES
• Penutupan perut yang ideal harus efisien, memberikan kekuatan, dan berfungsi
sebagai pencegah infeksi
• Komplikasi utama yang paling umum dari penutupan dinding abdomen adalah burst
abdomen yang terjadi secara akut serta hernia insisional yang terjadi secara kronis
• Pada kasus ginekologi, komplikasi tersebut lebih sering terjadi pada insisi midline
sehingga diperlukan insisi non-midline setiap memungkinkan
• Pada operasi laparoskopi, disarankan menggunakan ukuran trocar terkecil yang memadai
untuk prosedur dan penggunaan trokar 10 mm untuk penutupan defek fasia