Professional Documents
Culture Documents
Hukum Onani Dan Pacaran Didalam Islam
Hukum Onani Dan Pacaran Didalam Islam
Ramadan
Activities
Here is where your presentation begins
Hukum onani,masturbasi dan pacarana
dalam islam
—Someone Famous
Selain ketiga kelompok di atas, terdapat pendapat independen
Kelompok ketiga adalah kalangan ulama dari beberapa sahabat, tabi’in dan ulama lainnya di antaranya:
mazhab Hambali yang mengatakan bahwa Abdulah bin Umar ra., Abdulah bin Abbas ra., Atha’, al-Hasan,
onani hukumnya haram, kecuali jika dia dan Ibnu Hazm. Ibnu Abbas ra. dan al-Hassan
takut terjebak dalam perzinaan atau takut membolehkannya. Sedang Abdulah bin Umar ra. dan Atha’
atas kesehatannya, sementara dia belum memakruhkannya. Ibnu Hazm berpendapat bahwa onani
mempunyai istri atau budak wanita. Dia hukumnya makruh dan tidak berdosa, sebab seseorang
juga tidak mampu untuk menikah. Maka menyentuh kemaluan sendiri dengan tangan kirinya hukumnya
dalam kondisi seperti ini dia dibolehkan mubah sesuai dengan ijmak (kesepakatan para ulama). Jika
beronani. memang mubah, maka hukum tidak akan berubah dari sifat
mubah, kecuali sengaja mengeluarkan mani. (Fiqh as-Sunnah,
vol. 3, h.424-426).
Oleh sebab itu hukum asalnya tetap tidak haram, sebagaimana firman Allah:
Artinya: “… sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu
…” [QS. al-An’âm (6): 119]
Ayat ini tidak menunjukkan keharamannya. Dengan demikian, onani hukumnya halal, sebagaimana
firman Allah:
Artinya:“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu …” [QS. al-Baqarah (2):
29]
Dari berbagai macam pendapat di atas, hemat kami bahwa onani hukumnya adalah makruh karena
cenderung tidak etis dan tidak pantas dilakukan. Dan dalam kondisi tertentu dibolehkan, namun tidak
boleh dilakukan secara rutin atau terus menerus. Kondisi tertentu itu antara lain seperti untuk kasus
sepasang suami-istri yang terpisahkan tempat tinggalnya. Para sahabat pun dalam sebuah riwayat pernah
melakukan onani ketika sedang bepergian melakukan perang. Juga dibolehkannya seorang istri yang
sedang dalam keadaan haid membantu keluarnya mani sang suami (maaf, dengan tangan istri tersebut)
di mana dalam keadaan tersebut sang istri sedang terhalang secara syar’i (agama) untuk melakukan
hubungan suami istri. Sebagaimana merujuk pada sebuah riwayat dalam Shahih Muslim kitab al-
Haidh (646):
: [رواه. اْص َنُعوا ُك َّل َش ْي ٍء ِإَّال الِّنَك اَح: ) َفَقاَل َر ُسوُل ِهّللا222 : (البقرة اآلية. َو َيْس َأُلوَنَك َع ِن اْلَم ِح يِض ُقْل ُهَو َأذًى َفاْعَتِز ُلوا الِّنَس اَء ِفي اْلَم ِح يِض … ِإَلى آِخ ِر اآلَيِة
]مسلم
Artinya: “Telah menceritakan pada kami Tsabit dari Anas ra. bahwa (suatu kebiasaan) orang-orang
Yahudi apabila wanita-wanita mereka sedang haid, mereka tidak mau makan bersama-sama, bahkan
tidak untuk tinggal serumah. Maka para sahabat bertanya perihal itu, lalu turun ayat: “Mereka
bertanya tentang haid. Katakanlah: Haid itu kotor. Karena itu jauhilah wanita-wanita itu selama masa
haid.” [QS. al-Baqarah (2): 222]. Lalu Rasulullah saw. bersabda: “Kamu boleh melakukan segala-
galanya selain bersenggama.” [HR. Muslim]
Selain itu, artinya bagi mereka yang membiasakan beronani dan tidak dalam kondisi tertentu, maka ia
telah bermaksiat dan melakukan perbuatan yang terkategori pengantar menuju zina. Dari segi
kesehatan, jika onani atau masturbasi itu sering dilakukan dan menjadi kebiasaan, demikian
dapat menggangu kesehatan jasmani (susunan syaraf) dan rohaninya (mental-pikiran). Juga
dapat melemahkan potensi kelamin serta kemampuan ejakulasinya, sehingga sel sperma
lelaki cenderung gagal bertemu dengan sel telur wanita (ovum) (al-Jurjawi, 1931:198-199)
Beberapa langkah yang dianjurkan agar setiap muslim menjauhi dan terhindar dari perbuatan
onani ini di antaranya sebagai berikut:
//muslim.or.id/20116-menyoal-pacaran-islami.html
Ramadan goals
Zina atau mendekatinya
Zina sudah jelas terlarang dalam Islam, Allah Ta’ala berfirman:
َو اَل َت ْق َر ُبوا الِّز َن ا ِإَّنُه َك اَن َف اِح َش ًة َو َس اَء َس ِبياًل
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji.
Dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al Isra’: 32)
As Sa’di menyatakan: “larangan mendekati zina lebih keras dari pada sekedar larangan berbuat
zina, karena larangan mendekati zina juga mencakup seluruh hal yang menjadi pembuka peluang
dan pemicu terjadinya zina” (Tafsir As Sa’di, 457). Maka ayat ini mencakup jima’ (hubungan seks),
dan juga semua kegiatan percumbuan, bermesraan dan kegiatan seksual selain hubungan intim
(jima’) yang dilakukan pasangan yang tidak halal.
© 2023 muslim.or.id
A picture is worth a thousand words
Dan zina itu merupakan dosa besar, pezina yang muhshan dijatuhi hukuman rajam hingga
mati. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
والمفارق، والثيب الزاني، النفس بالنفس: إال بإحدى ثالث، يشهد أن ال إله إال هللا وأني رسول هللا، ال يحل دم امرئ مسلم
لدينه التارك للجماعة
“Seorang muslim yang bersyahadat tidak halal dibunuh, kecuali tiga jenis orang: ‘Pembunuh,
orang yang sudah menikah lalu berzina, dan orang yang keluar dari Islam‘” (HR. Bukhari
no. 6378, Muslim no. 1676).
Memang tidak semua yang berpacaran itu pasti berzina, namun tidak berlebihan jika kita
katakan bahwa pacaran itu termasuk mendekati zina, karena dua orang sedang yang
berkencan atau berpacaran untuk menuju ke zina hanya tinggal selangkah saja.
Ramadan vocabulary
Match the words with their actual meaning
Ramadan The meal eaten after sunset during Ramadan