Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 58

Psikologi Abnormal:

PENGANTAR

Margaretha, S.Psi., G.Dip.Psych., M.Sc.


Universitas Airlangga, Surabaya
Learning objectives
 Memahami definisi konsep2 abnormalitas
dalam psikologi
 Memahami perbedaan klasifikasi dan
kategori gangguan kesehatan mental
 Memahami penyusunan diagnosis klinis
OUTLINE
 TERMINOLOGI DAN DEFINISI
 Gangguan jiwa, Psikopatologi
 Sejarah
 KLASIFIKASI
 ICD, DSM IV - V, PPDGJ
 DIAGNOSIS
 MULTIAXIAL DIAGNOSIS
 DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
 COMORBIDITY DIAGNOSIS
 EVALUASI KLASIFIKASI & DIAGNOSIS
1. TERMINOLOGI DAN DEFINISI
Mental disorder/gangguan jiwa
 Mental disorder:
 clinically significant behavioral or psychological syndrome or
pattern that occurs in an individual and that is associated with
present distress or disability or with significant increased risk of
death, pain, disability, or an important loss of freedom (DSM IV).
 Gangguan jiwa:
 Sindrom atau pola perilaku atau psikologik seseorang yang secara
klinik cukup bermakna dan yang secara khas berkaitan dengan
suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya
(impairment/disability) di dalam satu atau lebih fungsi yang
penting dari manusia (PPDGJ III)
 Psychopathology (pathos; logos)
 deviation from a normal condition, but with a negative
connotation study of the origins and manifestations of
disease
 Disorders (American Psychiatric Association)
 clinically significant behavioral or psychological
syndrome or pattern that occurs in an individual and that
is associated with present distress or disability or with
significant increased risk of death, pain, disability, or an
important loss of freedom.
What is psychopathology
 Pathos : quality of something that arouses
pity or sympathy
• Patho : disease
 Pathology : deviation from a normal
condition, study of the origins and
manifestations of disease
 Psychopathology : deviation from normal,
but with a negative connotation
So….
 Jadi gangguan mental adalah
 Gangguan psikologis dan atau perilaku
(Psychological
• or behavioral) yang terjadi pada
individu
 Serangkaian gejala/sindrom yang khas (Syndrome or
pattern)
 Mengakibatkan stress, hendaya atau peningkatan
resiko (Distress, impairment, or increased risk)
 Bukan sekedar hasil respon individu atas situasi
spesifik (Not a normal response to a specific event)
 Bukan sekedar perilaku melanggar budaya/norma
(Not simply “taboo”)
ABNORMALITAS
Have u ever seen these…
 J baru dikeluarkan dari TKnya. Karena sering
berteriak2, tp jarang berbicara dan menunjukkan
emosi di kelas. Ia jg sering membenturkan
kepalanya ke dinding, lalu menggoyang2kan
badannya maju mundur selama beberpa waktu.
Hal2 ini jg terjadi di rumah.
 K, anak perempuan yang menurut ibunya selalu
berperilaku manis dan penurut. Tapi sudah dua
tahun ini mengulang kelas 1 SDnya. Ia gagal di
hampir semua mata pelajaran.
Abnormalitas/Psikopatologi/Gangguan
 DEFINISI  INDIKATOR

 Atipikal  Hambatan perkembangan


 Berbahaya bagi diri
dan orang lain
 Regresi
 Menyimpang dari  Ekstrim secara statistik
standar perkembangan  Gangguan yang menetap
pada umumnya  Perilaku yang tidak sesuai
 Menyimpang dari dengan situasi
norma budaya dan
etnis yang berlaku  Perubahan perilaku
atipikal secara kuantitatif
dan kualitatif
Rangkaian sejarah penjelasan
gangguan jiwa
 Demonologi
 Somatogenesis
 Awal abad 20:
 Psikoanalisa
 Behaviorism
 Mental hygiene – institutional
Contoh: cerita Hans kecil…
 Seorang anak laki2 usia 5 tahun sangat dekat
dengan ibunya. Sang ibu senang memeluk
manja si anak. Satu hari anak pulang dari
jalan2 sore dengan pengasuhnya sambil
menangis ketakutan, lalu minta dipeluk dan
tidak mau lepas dari ibunya.
 Keesokan harinya ketika akan diajak keluar,
anak menangis keras dan mengatakan bahwa
ia sangat takut pada kuda. Seekor kuda besar
akan menggigitnya…
Penjelasan HANS dalam sejarah
 Demonologi – ada roh jahat
 Somatogenesis – cairan tubuh anak tidak seimbang
(Hippocrates)
 Awal abad 20:
 Psikoanalisa: mekanisme seksual, memperebutkan kasih ibu,
ayah=kuda
 Behaviorism: proses belajar
 Mental hygiene – institutional: pendekatan multidisipliner,
konseling
Current psychology
 Perspektif2 besar dalam psikologi
 Eastern psychology
 Eclectic
 Pendekatan Interdisipliner
 Psikoanalisa
 C: ego weakness, repressed sexual impulses
 T: ego strength
 Behaviorism
 C: learned behavior/pattern
 T: learning process
 Humanistik
 C: hambatan aktualisasi diri
 T: kebermaknaan untuk menjadi aktual
 Cognitive
 C: erroneous thinking, cognitive distortion
 T: challenging and correcting cog error
Changing view of abnormality
 1800  Now
 Masturbasi  Eating disorders
 Perempuan+intelek  Gangguan terkait
 Homoseksual budaya

So, abnormalitas tidak hanya


dinilai dari within the person, tapi
juga bagaimana pengaruh
lingkungan sosial budaya dalam
membentuk pandangan ttg apa
dan bagaimana terbentuknya
abnormalitas itu sendiri
Insidensi dan Prevalensi
 Incidence – percentage of new cases that develop during
a certain period – perkembangan kasus
 Ex: 47% of schizophrenia cases develop between the ages of
18-30
 Prevalence – percentage of the population who have the
disorder during a certain period – prosentasi kasus dari
populasi
 Ex: 5% of American meet criteria for Major Depression during
any 6 month period
 2 dari 3 perempuan mengalami depresi pasca melahirkan
 Lifetime and point prevalence are special cases
Gangguan, perkembangan dan gender
 Khas pada masa  Khas pada gender
perkembangan ttt ttt
 Kanak: Enuresis  L: Autis, Perilaku
 Remaja: Drug abuse oposisional, ADHD
 Dewasa: Depresi  P: depresi, anxiety,
 Manula: Delirium eating disorders
Some terminologies…
 Symptom: Gejala
 Indikasi akan adanya sesuatu gangguan yang dikeluhkan
 patterns of cognition and behavior that can be subjectively reported
 Syndrome: Sindrom
 Sekumpulan gejala yang menjadi karakteristik gangguan
 Impairment: Gangguan
 Melemahnya kemampuan dalam suatu bidang (sekolah, kerja)
 Disability: Hendaya/cacat
 gangguan kinerja dalam peran sosial dan pekerjaan (ICD 10)
 Impairment in one or more important areas of functioning (DSM IV)
 Mengakibatkan keterbatasan/kekurangan melakukan aktivitas pada tingkat
personal
 Ex: Self care: mandi, makan, kebersihan diri
 Tidak digunakan sebagai komponen esensial diagnosis gangguan jiwa,
karena berkaitan dengan variasi sosial budaya yang sangat luas
 Differential diagnosis – determining which of two or
more diagnoses is most appropriate
 Comorbidity – the occurrence of two or more diagnoses
in the same individual OR the cooccurrence of two or
more diagnoses at rates greater than expected by chance
 Age of onset – age at which a disorder first begins
 Ex: The average age of onset for schizophrenia is 24 years old
 Prognosis - a prediction of the track of a disease; the
progression of a disorder over time
 Dubious ad malam  memburuk
 Dubious ad bonam  membaik
 Ex: Hallucinations and delusions develop during late
adolescence and become prominent in adulthood
Diagnosis and Classification
In order to get a diagnosis for any disorder, the
person must meet certain criteria

 Symptoms
 Signs – patterns of cognition and behavior that can be
objectively observed (sleep disturbances)
 Timing – symptoms and signs must be present at a
certain frequency (most of the day, more days than not)
for a certain duration (two consecutive weeks)
 Impairment
Statistical Data
 Incidence – percentage of new cases that develop during a
certain period – perkembangan kasus
 Ex: 47% of schizophrenia cases develop between the ages of
18-30
 Prevalence – percentage of the population who have the
disorder during a certain period – prosentasi kasus dari
populasi
 Ex: 5% of Americans meet criteria for Major Depression during
any 6 month period
 2 dari 3 perempuan mengalami depresi pasca melahirkan
 Lifetime and point prevalence are special cases
Diskusi
 Seorang psikolog ahli menyatakan sekitar
20% penduduk Indonesia mengalami
depresi dan kasus mental illness semakin
meningkat dengan peningkatan rata-rata 5
% per tahun dalam dasawarsa terakhir ini.
Diskusi
Tn W, seorang laki-laki umur 40 tahun, dibawa ke Rumah
Sakit oleh beberapa orang tetangganya karena mengamuk dan
merusak beberapa rumah warga.
Dikatakan oleh tetangganya dia sudah bertahun-tahun
menderita penyakit gila. Dia pernah dipondokkan ke rumah
sakit jiwa namun tidak dikontrolkan secara rutin. Apabila
kambuh sering mengamuk dan merusak.
Pada saat datang di rumah sakit pasien tampak gelisah dan
agitatif. Dokter segera memberikan obat penenang. Setelah
pasien tenang pemeriksaan dapat dilakukan dan ditemukan
adanya halusinasi dengar dan waham magik mistik.
2. KLASIFIKASI & DIAGNOSIS
Classification and Diagnosis
 Diagnosa adalah disusun
berdasarkan informasi individu
yag didapat dari Assessment
psikologis dengan acuan sistem
Klasifikasi
KLASIFIKASI
 Membedakan sindrom-sindrom perilaku yang
berkaitan dengan gejala gangguan mental tertentu
dari sindrom-sindrom perilaku gangguan mental
yang lain
 Sindrom halusinasi, delusi, dan problem arus berpikir 
gangguan Psikotik Schizophrenic
 Sindrom konsentrasi berkurang, harga diri dan
kepercayaan diri berkurang, menarik diri, tidur & makan
terganggu  gangguan depresi
CLASSIFICATION
systematic grouping based on shared or related traits

Approaches to Classification
 Categorical
– ada gejala atau tidak ada gejala
– sifat: Objective, discrete
 Dimensional
– ada level/intensitas gangguan, ringan-berat
– sifat: Objective, continuous
 Prototypical
– ada gejala yang menunjukkan sindrom klasik ada yang
khas/berbeda
– sifat: Subjective, usually discrete
Sistem klasifikasi categorical
gangguan mental yang paling
banyak digunakan
 ICD 10
 DSM IV
 PPDGJ
DSM
 Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders (DSM)
 Dipublikasi by the American
Psychiatric Association (APA)
 The “diagnostic bible”  paling sering
digunakan di dunia
SEJARAH
 Akhir abad 19
 Different illness required different treatments  maka diperlukan
prosedur diagnosis, klasifikasi gangguan, pencatatan metode treatment
yang tepat
 Diagnostic and Statistic manual of Mental Disorders
 I (1952) approved by APA
 II (1968) heavily influenced by Psychoanalytic theory
 diagnosticians had difficulties agreeing with each other
 III (1980) more objective description of behavior, rather than inferred
traits
 number of categories increased (<100  >200)
 Continuing reliability problems
 IV (1994) based on empirical efforts and expert opinion
 Put cultural consideration in the diagnosis process
 Tahun 2000  DSM IV-TR (text revision)
 DSM V – Mei 2013 – masih kontroversial
1 Disorders usually first diagnosed in infancy, childhood, or adolescence
2 Delirium, Dementia, and Amnestic and Other Cognitive Disorders
3 Mental Disorders Due to a General Medical Condition Not Elsewhere
Classified
4 Substane-Related Disorders
5 Schizophrenia and Other Psychotic Disorders
6 Mood Disorders
7 Anxiety Disorders
8 Somatoform Disorders
9 Factitious Disorders
10 Dissociative Disorders
11 Sexual and Gender Identity Disorder
12 Eating Disorders
13 Sleep Disorders
14 Impulse-Control Disorders Not Elsewhere Classified
15 Adjustment Disorders
16 Personality Disorders
DSM V
1. Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder
2. Autism Spectrum Disorder
3. Bereavement Exclusion
4. Conduct Disorder
5. Disruptive Mood Dysregulation Disorder
6. Eating Disorders
7. Gender Dysphoria
8. Intellectual Disability
9. Internet Gaming Disorder (Section III)
10. Mild Neurocognitive Disorder
11. Mixed Features Specifier
12. Obsessive Compulsive Disorder
13. Paraphilic Disorders
14. Personality Disorders
15. Posttraumatic Stress Disorder
16. Schizophrenia
17. Sleep-Wake Disorders
18. Social Anxiety Disorder
19. Social (Pragmatic) Communication Disorder
20. Somatic Symptom Disorder
21. Specific Learning Disorder
22. Substance Use Disorder
4. PPDGJ III
 Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III
di Indonesia
 Diterbitkan tahun 1993 oleh Direktorat Kesehatan Jiwa,
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, dan Departemen
Kesehatan RI
 Mengacu dari DSM IV,
 Bukan teoritik lebih berupa gambaran klinis
 Tujuan:
1. Bidang pelayanan kesehatan: keseragaman diagnosis
2. Bidang pendidikan: komunikasi akademik
3. Bidang penelitian: batasan kriteria operasional diagnosis gg. jiwa
5. ICD - 10
 The International Statistical
Classification of Diseases and Related
Health Problems
 provides codes to classify diseases and a
wide variety of signs, symptoms,
abnormal findings, complaints, social
circumstances and external causes of
injury or disease.
 published by the World Health
Organization (WHO)
Chapter Blocks Title
I A00-B99 Certain infectious and parasitic diseases
II C00-D48 Neoplasms
III D50-D89 Diseases of the blood and blood-forming organs and disorders involving immune-
mechanism
IV E00-E90 Endocrine, nutritional and metabolic diseases
V F00-F99 Mental and behavioral disorders
VI G00-G99 Diseases of the nervous system
VII H00-H59 Diseases of the eye and adnexa
VIII H60-H95 Diseases of the ear and mastoid process
IX I00-I99 Diseases of the circulatory system
X J00-J99 Diseases of the respiratory system
XI K00-K93 Diseases of the digestive system
XII L00-L99 Diseases of the skin and subcutaneous tissue
XIII M00-M99 Diseases of the musculoskeletal system and connective tissue
XIV N00-N99 Diseases of the genitourinary system
XV O00-O99 Pregnancy, childbirth and the puerperium
XVI P00-P96 Certain conditions originating in the perinatal period
XVII Q00-Q99 Congenital malformations, deformations and chromosomal abnormalities
XVIII R00-R99 Symptoms, signs and abnormal clinical and laboratory findings, not elsewhere classified
XIX S00-T98 Injury, poisoning and certain other consequences of external causes
XX V01-Y98 External causes of morbidity and mortality
XXI Z00-Z99 Factors influencing health status and contact with health services
XXII U00-U99 Codes for special purposes
Mental and behavioral disorders
 F00-F09 Organic, including symptomatic, mental disorders
 F10-F19 Mental and behavioural disorders due to
psychoactive substance use
 F20-F29 Schizophrenia, schizotypal and delusional disorders
 F30-F39 Mood [affective] disorders
 F40-F48 Neurotic, stress-related and somatoform disorders
 F50-F59 Behavioural syndromes associated with
physiological disturbances and physical factors
 F60-F69 Disorders of adult personality and behaviour
 F70-F79 Mental retardation
 F80-F89 Disorders of psychological development
 F90-F98 Behavioural and emotional disorders with onset
usually occurring in childhood and
adolescence
 F99 Unspecified mental disorder
Dimensional approach
the use of rating scales
 Beck Depression Inventory
DIAGNOSIS
 Menyusun suatu dugaan sindrom
gangguan berdasarkan informasi
yang didapatkan dari pengamatan
gejala dan psychological
assessment.
Diagnosis disusun berdasarkan informasi yang berasal dari

Psychological Assessment
 Riset
 Survey
 Observasi
 Pengembangan teori
 Clinical case history
 Experiment
Tujuan diagnosis
1. Mengkomunikasikan gejala
2. Mengetahui etiologi
3. Menentukan treatment yang sesuai
4. Membantu mengarahkan proses
penelitian/investigasi
Multiaxial Diagnosis – DSM IV
 Gangguan mental manusia sangat kompleks
(Human disorders is multifaceted)
 Disorders dapat berasal dari gangguan psikologis,
sosial, kepribadian, fisik, organis
 Perlu diagnosis yang comprehensive mencakup
dimensi-dimensi gangguan mental manusia
 Dalam DSM V menjadi 2 Axis saja
 Keperluan belajar, anda akan mempelajari
diagnosa multiaxial dasar
Multiaxial Diagnosis
 Axis I: gangguan klinis (Clinical Disorder)
– focus of treatment
 Axis II: gangguan kepribadian (Personality Disorder) dan
Mental Retardation
– intractable psychological problems
 Axis III: Kondisi medis yang turut berpengaruh (General
medical condition)
– that may affect the disorder or treatment
 Axis IV: Problem psikososial & lingkungan (Psychosocial &
environment problems)
– that may affect the disorder or treatment
 Axis V: Penilaian fungsi global sehari-hari (Global Assessment
of Fungctioning)
The Global Assessment of Functioning
(GAF)
 A numeric scale (0 through 100)
 Used by mental health clinicians and doctors to
rate
 Social
 Occupational
 Psychological functioning of adults
 Children and adolescents under the age of 18 are
evaluated on the Children’s Global Assessment
Scale, or C-GAS.
 91-100 Superior functioning in a wide range of activities, life's problems never seem to get
out of hand, is sought out by others because of his or her many qualities. No symptoms.
 81-90 Absent or minimal symptoms, good functioning in all areas, interested and involved
in a wide range of activities, socially effective, generally satisfied with life, no more than
everyday problems or concerns.
 71-80 If symptoms are present they are transient and expectable reactions to psychosocial
stresses; no more than slight impairment in social, occupational, or school functioning.
 61-70 Some mild symptoms OR some difficulty in social, occupational, or school
functioning, but generally functioning pretty well, has some meaningful interpersonal
relationships.
 51-60 Moderate symptoms OR any moderate difficulty in social, occupational, or school
functioning.
 41-50 Serious symptoms OR any serious impairment in social, occupational, or school
functioning.
 31-40 Some impairment in reality testing or communication OR major impairment in
several areas, such as work or school, family relations, judgment, thinking, or mood.
 21-30 Behavior is considerably influenced by delusions or hallucinations OR serious
impairment in communications or judgment OR inability to function in all areas.
 11-20 Some danger of hurting self or others OR occasionally fails to maintain minimal
personal hygiene OR gross impairment in communication.
 1-10 Persistent danger of severely hurting self or others OR persistent inability to
maintain minimum personal hygiene OR serious suicidal act with clear expectation of
death.
 0 Not enough information available to provide GAF.
Differential diagnosis
 Diagnosis bandingan
 Gejala-gejala gangguan mental yang dimunculkan pasien
menggambarkan beberapa kriteria gangguan yang
berkaitan secara hirarkis (primer dan sekunder).
 Ex: X mengalami Dementia karena infeksi virus Creutzfeld-
Jacob 6 bulan lalu. Namun sejak 2 bulan terakhir ia juga
mengalami delusi paranoia akan dibunuh (waham) yang berat
D: gangguan mental organis (primary diagnosis)
DD: psikotik (secondary)
 Apa yang akan dilakukan: observasi berlanjut untuk
menetapkana apakah
 Gangguan yang dominan yang pasti, DD akan dihapus
 Comorbidity of diagnosis; jika memang terjadi 2 gangguan
 Berkaitan dengan treatment yang tepat
Comorbidity in diagnosis
 Gejala-gejala ganguan mental yang dimunculkan pasien
dapat diklasifikasi dalam beberapa kriteria gangguan,
sehingga seorang clinician menyusun lebih dari 1
diagnosa (2 diagnosa atau lebih)
 Ex: Autisme dan Retardasi mental
 Kedua gangguan akan ditangani sesuai dengan
karakternya masing-masing
 Akan sulit jika treatment tidak sikron/non harmonis
 Solusi: treat yang paling dominan, atau yang akan
mendukung perubahan gangguan yang lain
3. EVALUASI KLASIFIKASI &
DIAGNOSIS
Kelebihan KLASIFIKASI
1. Memudahkan penyusunan diagnosis
2. Membantu komunikasi gangguan
3. Mendapatkan informasi dari pengamatan
klinis terdahulu  untuk medis praktis
dan penelitian
4. Kesepakatan penggunaan sistem
klasifikasi secara internasional 
komunikasi klinis dan ilmiah
Kelemahan KLASIFIKASI
 Klasifikasi dapat menjadi stigma bagi individu yang
mengalaminya (Labeling)
 Ex: former mental patient

 Klasifikasi membuat ahli klinis dapat melakukan


kecenderungan untuk mengabaikan karakteristik
unik dari masing-masing individu yang mengalami
 ada perbedaan tidak semua sama
 Bisa dipengaruhi subjectivity masing-masing ahli klinis
(Lack of reliability)
Mengevaluasi diagnosis  dengan
mengukur validitas dan reliabilitas diagnosis

 Validity: apakah diagnosa telah disusun


sesuai dengan tujuan pembuatan
diagnosis
 Reliability: apakah diagnosa yang telah
disusun memiliki keajegan dalam
menjelaskan aspek ukur dalam
waktu/situasi yang berbeda
Validity
Content Inclusion kriteria yang Apakah seluruh aspek
representatif sebagai diagnosis telah
gejala gangguan dan mencakup aspek gejala
Exclusion kriteria depresi seperti yang
telah diketahui dalam
yang tidak berkaitan
riset mengenai depresi
Concurrent Diagnosis berkaitan Apakah gejala-gejala
dengan aspek yang dimunculkan saat
informasi lain individu ini
saat ini

Predictive Konsistensi penilaian Anak didiagnosis


sso pada saat yang memiliki salah satu
sama atas kriteria- gejala ADHD,
kriteria diagnostik bagaimana probabilitas
kita menetapkan gejala
dalam kategori
lain
diagnostik
Reliability
Inter-rater Konsitensi judgement Ahli klinis 1 menetapkan
antara rater diagnosis schizophernia,
bagaimana probabilitas
ahli klinis 2menetapkan
hal yang sama
Test-retest Konsistensi penilaian Saat ini diagnosis social
sso sepanjang rentang phobia, apakah evaluasi
bulan depan akan
waktu yang berbeda menetapkan diagnose
yang sama
Internal consistency Konsistensi penilaian Anak didiagnosis
sso pada saat yang memiliki salah satu gejala
ADHD, bagaimana
sama atas kriteria- probabilitas kita
kriteria diagnostik menetapkan gejala lain
dalam kategori
diagnostik
Terima kasih
References
 DSM IV TR
 DSM V
 PPDGJ III
 Abnormal Psychology by Nietzel
Critical Thinking

You might also like