Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

HAK TANGGUNGAN

UU NO. 4 TAHUN 1996


DASAR HUKUM
 UUPA NO. 5/1960

 Pasal 51: Hak tanggungan yang dapat dibebankan pada HM,


HGU dan HGB diatur dengan undang-undang
 Pasal 57: Selama UUHT belum terbentuk yang berlaku adalah
ketentuan-ketentuan mengenai hipotik dan kredit verband

 UNDANG-UNDANG NO.4/1996

 Dengan berlakunya UUHT NO.4/1996 maka ketentuan-


ketentuan mengenai hipotik&kredit verband dinyatakan
tidak berlaku.
PENGERTIAN
 Hak tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan
pada hak-hak atas tanah dalam UUPA, berikut atau tidak
berikut benda-benda lain yang merupakan satu
kesatuan dengan tanah itu untuk pelunasan utang yang
memberikan kedudukan yang diutamakan kepada
kreditur tertentu terhadap kreditur lain.
TAHAP PEMBEBANAN HAK
TANGGUNGAN
 Tahap Pemberian Hak Tanggungan:
 Adalah tahap pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan
(APHT) oleh PPAT, yang didahului dengan perjanjian utang
piutang dengan jaminan hak atas tanah.

 Tahap Pendaftaran Hak Tanggungan:


 Adalah Tahap Pendaftaran Di Kantor Pertanahan yang
merupakan saat lahirnya Hak Tanggungan.
TATA CARA PEMBEBANAN HAK
TANGGUNGAN
 Debitur dan Kreditur bersama-sama menghadap PPAT

 PPAT membuat APHT

 PPAT mengirimkan APHT & warkah lainnya ke kantor pertanahan


selambat-lambatnya 7 hari setelah penandatanganan APHT

 Kantor Pertahanan membuat Buku Tanah Hak Tanggungan (dan Sertifikat


Hak Tanggungan) dan mencatatnya pada Buku Tanah Hak Atas Tanah serta
menyalinnya pada Sertifikat Hak Atas Tanah tersebut

 Hak Tanggungan lahir pada hari tanggal Buku Tanah Hak Tanggungan (dan
Sertifikat Hak Tanggungan), yakni tanggal dan hari ke 7 setelah
penerimaan APHT & warkah-warkah lainnya.
 Bila hari ke 7 libur tanggal Buku Tanah Hak Tanggungan adalah hari kerja
berikutnya.
HAK-HAK ATAS TANAH YANG DAPAT
DIBEBANI HAK TANGGUNGAN
 Hak Milik
 Hak Guna Usaha

 Hak Guna Bangunan

 Hak Pakai
BERAKHIRNYA HAK TANGGUNGAN
 Hapusnya utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan

 Hak Tanggungan dilepaskan oleh Pemegang Hak


Tanggungan

 Pembersihan Hak Tanggungan berdasarkan penetapan


peringkat oleh Ketua Pengadilan

 Hapusnya Hak Atas Tanah yang dibebanin Hak


Tanggungan
ASAS-ASAS HAK TANGGUNGAN
 Memberikan kedudukan yang diutamakan kepada
Kreditur Pemegang Hak Tanggungan
 Hak Tanggungan tidak dapat dibagi-bagi

 Hanya dapat dibebankan pada Hak Atas tanah yang telah


ada
 Dapat dibebankan selain atas tanah juga berikut benda-
benda yang berkaitan dengan tanah tersebut
 Hak Tanggungan dapat dibebankan juga atas benda-
benda yang berkaitan dengan tanah yang baru akan ada
kemudian hari
 Merupakan perjanjian accessoir

 Dapat dijadikan jaminan untuk utang yang baru akan ada


ASAS-ASAS HAK TANGGUNGAN
(LANJUTAN)
 Dapat menjamin lebih dari satu utang
 Mengikuti objeknya ditangan siapapun objek Hak
Tanggungan itu berada ( Droit de Suite)
 Hanya dapat dibebankan atas tanah tertentu

 Wajib didaftarkan

 Dapat diberikan dengan janji-janji tertentu

 Tidak boleh diperjanjikan untuk dimiliki sendiri oleh


pemegang Hak Tanggungan bila Debitur cidera janji
 Pelaksanaan eksekusi mudah dan pasti
EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN
 PENGERTIAN EKSEKUSI
 Sudikno Mertokusumo:
 Pelaksanaan putusan Hakim atau eksekusi pada hakekatnya

tidak lain ialah realisasi dari pada kewajiban pihak yang


bersangkutan untuk memenuhi prestasi yang tercantum
dalam putusan tersebut
 R. Subekti:
 Perkataan eksekusi atau pelaksanaan sudah mengandung arti

bahwa pihak yang dikalahkan tidak mau menaati putusan itu


secara suka rela, sehingga putusan itu harus dipaksakan
kepadanya dengan bantuan kekuatan umum.
 Eksekusi adalah pelaksanaan putusan Hakim yang telah
memperoleh kekuatan hukum pasti (in kracht van
gewijsde) sebagai realisasi atas kewajiban pihak
tereksekusi untuk memenuhi prestasi yang tercantum
dalam putusan tersebut apabila yang bersangkutan tidak
mau menjalankan putusan tersebut secara sukarela
dengan bantuan kekuatan umum.
PASAL 20 AYAT (1) UUHT
Apabila Debitur cidera janji, maka berdasarkan:
 Hak Pemegang Hak Tanggungan Pertama menjual objek Hak
Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 atau
 Titel eksekutorial yang terdapat dalam sertifikat Hak
Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2)
Objek Hak Tanggungan dijual melalui pelelangan umum
menurut tata cara yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan untuk pelunasan piutang pemegang Hak
Tanggungan dengan hak mendahului dari pada kreditur-kreditur
lainnya
PASAL 6 UUHT
Apabila Debitur cidera janji, Pemegang Hak Tanggungan
Pertama mempunyai hak untuk menjual objek Hak
Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan
umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil
penjualan tersebut
PASAL 20 AYAT (2) UUHT
Atas kesepakatan Pemberi dan Pemegang Hak
Tanggungan, penjualan objek Hak Tanggungan dapat
dilaksanakan dibawah tangan jika dengan demikian itu
akan dapat diperoleh harga tertinggi yang
menguntungkan semua pihak.
PASAL 20 AYAT (3) UUHT
Pelaksanaan penjualan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah lewat waktu 1
(satu) bulan sejak diberitahukan secara tertulis oleh
Pemberi dan/atau Pemegang Hak Tanggungan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan dan diumumkan
sedikit-dikitnya dalam 2 (dua) surat kabar yang beredar
di daerah yang bersangkutan dan/atau media masa
setempat, serta tidak ada pihak yang menyatakan
keberatan
PASAL 20 AYAT (4) UUHT
Setiap janji untuk melaksanakan eksekusi Hak
Tanggungan dengan cara yang bertentangan dengan
ketentuan pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) batal demi
hukum.
PASAL 20 AYAT (5) UUHT
Sampai saat pengumuman untuk lelang dikeluarkan,
penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dihindarkan dengan pelunasan utang yang dijamin Hak
Tanggungan itu beserta biaya-biaya eksekusi telah
dikeluarkan.

You might also like