Bahagia Bersama Al-Quran

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

BAHAGIA

BERSAMA AL-
QURAN
Hidup di bawah naungan al-
Quran merupakan suatu
kenikmatan. Kenikmatan yang
hanya dirasakan oleh orang
yang pernah mereguknya.
Kenikmatan yang mengangkat,
memberkati dan mensucikan
umur kehidupan.
Makna seputar rasa ridha, puas, senang, tenang dan nyaman.

Definisi: Keadaan jiwa yang menghimpun antara ketenangan jiwa dan kenyamanan
fisik.

Secara tegas al-Quran menyebutkan dua kali kata “bahagia”:

‫َيْو َم َيْأِت ال َتَك َّلُم َنْفٌس ِإال ِبِإْذ ِنِه َفِم ْنُهْم َش ِقٌّي َو َسِع يٌد‬

“Di kala datang hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan
izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia.” (Hud;
105)

APA ITU BAHAGIA?


‫َو َأَّم ا اَّلِذ يَن ُس ِع ُد وا َفِفي اْلَج َّنِة َخ اِلِد يَن ِفيَها َم ا َد اَم ِت الَّس َم اَو اُت َو األْر ُض ِإال َم ا َش اَء َر ُّبَك َع َطاًء َغْيَر َم ْج ُذ وٍذ‬

“Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga mereka kekal di
dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai
karunia yang tiada putus-putusnya.” (Hud: 108)

Bahagia di dunia harus berlanjut bahagia di akhirat, di surga. Jangan hanya bahagia
sebentar.
 1- al-Quran sumber kebahagiaan;
 ‫ُقْل ِبَفْض ِل ِهَّللا َو ِبَر ْح َم ِتِه َفِبَذ ِلَك َفْلَيْفَر ُحوا ُهَو َخ ْيٌر ِمَّم ا َيْج َم ُعوَن‬
 “Katakanlah: "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya,
hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah
dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan". (Yunus: 58)
 “Hidup di bawah naungan al-Quran merupakan suatu
kenikmatan. Kenikmatan yang hanya dirasakan oleh orang
yang pernah mereguknya. Kenikmatan yang mengangkat,
memberkati dan mensucikan umur kehidupan”.
 “Kemuliaan apakah yang dapat menandingi kemuliaan
yang dilimpahkan Tuhan yang Maha Tinggi lagi Maha
Mulia ini?”
 2- Al-Quran diturunkan agar manusia bahagia:
 ‫َم ا َأْنَز ْلَنا َع َلْيَك اْلُقْر آَن ِلَتْش َقى‬
 “Kami tidak menurunkan Al-Qur'an ini kepadamu agar
kamu menjadi susah”. (Thaha: 2)
 3- Bersama al-Quran terbebas dari stres dan depresi:
 ‫َيا َأُّيَها الَّناُس َقْد َج اَء ْتُك ْم َم ْو ِع َظٌة ِم ْن َر ِّبُك ْم َو ِش َفاٌء ِلَم ا ِفي الُّص ُد وِر َو ُهًد ى َو َر ْح َم ٌة‬
‫ِلْلُم ْؤ ِمِنيَن‬
 “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu
pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-
penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Yunus: 57)
 ‫َفاْص ِبْر َع َلى َم ا َيُقوُلوَن َو َس ِّبْح ِبَحْمِد َر ِّبَك َقْبَل ُطُلوِع الَّش ْم ِس َو َقْبَل ُغ ُروِبَها َو ِم ْن آَناِء‬
‫الَّلْيِل َفَس ِّبْح َو َأْطَر اَف الَّنَهاِر َلَع َّلَك َتْر َض ى‬
 “Maka bersabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit
matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah
pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu
di siang hari, supaya kamu merasa senang.” (Thaha: 130)
 Ridha pangkal bahagia.
 ‫َو َلَس ْو َف ُيْع ِط يَك َر ُّبَك َفَتْر َض ى‬
 “Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya
kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.” (adh-Dhuha: 5)

CARA AL-QURAN MENGUSIR


STRES DAN DEPRESI
 ‫ُخ ِذ اْلَع ْفَو َو ْأُم ْر ِباْلُع ْر ِف َو َأْع ِر ْض َع ِن اْلَج اِهِليَن‬
 “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan
yang makruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang
bodoh.” (7:199)
 Memaafkan orang meningkatkan rasa cinta dan
keakraban. Amar ma’ruf membuatmu merasakan
“urgensimu” dalam kehidupan ini dan bahwa kamu
punya peran di dalamnya lalu jiwamu merasa senang dan
bahagia. Berpaling dari orang-orang bodoh menghindarkan
jiwa dari segala hal yang bisa mengeruhkannya.

AL-QURAN MENGAJARKAN
SEMUA SEBAB KEBAHAGIAAN
 ‫ُخ ْذ ِم ْن َأْم َو اِلِهْم َص َد َقًة ُتَطِّهُر ُهْم َو ُتَز ِّك يِهْم ِبَها َو َص ِّل َع َلْيِهْم ِإَّن َص الَتَك َس َكٌن َلُهْم‬
‫َو ُهَّللا َسِم يٌع َع ِليٌم‬
 “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (at-Taubah:
103)
 Penelitian di Amerika: Orang yang paling bahagia adalah
orang yang paling banyak memberi, bukan orang yang
paling banyak memiliki.

AL-QURAN MENGAJARKAN
SEMUA SEBAB KEBAHAGIAAN
 4-Bahagia dengan pertolongan Allah:
 ‫الم ُغ ِلَبِت الُّر وُم ِفي َأْد َنى األْر ِض َو ُهْم ِم ْن َبْع ِد َغ َلِبِهْم َسَيْغ ِلُبوَن ِفي ِبْض ِع ِس ِنيَن‬
‫ِهَّلِل األْم ُر ِم ْن َقْبُل َو ِم ْن َبْعُد َو َيْو َم ِئٍذ َيْفَر ُح اْلُم ْؤ ِم ُنوَن‬
 “Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di
negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu
akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah
urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di
hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah
orang-orang yang beriman.” (ar-Rum: 1-4)
 ‫اياك نعبد و اياك نستعين‬
 5- Bersama al-Quran hidup menjadi seimbang dan stabil;
tidak putus asa karena musibah dan tidak lupa diri karena
mendapat karunia:
‫ْأ‬

‫ِلَك ْيال َت َس ْو ا َع َلى َم ا َفاَتُك ْم َو ال َتْفَر ُحوا ِبَم ا آَتاُك ْم َو ُهَّللا ال ُيِح ُّب ُك َّل ُم ْخ َتاٍل َفُخ وٍر‬
 “(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan
berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan
supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang
diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap
orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (al-Hadid:
23)
 Bandingkan dengan sikap orang kafir yang labil:
 ‫َو ِإَذ ا َأَذ ْقَنا الَّناَس َر ْح َم ًة َفِر ُحوا ِبَها َو ِإْن ُتِص ْبُهْم َس ِّيَئٌة ِبَم ا َقَّد َم ْت َأْيِد يِهْم ِإَذ ا ُهْم‬
‫َيْقَنُطوَن‬
 “Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada
manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan
apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya)
disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan
mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.” (ar-
Rum: 36)
 6- Bersama al-Quran mencapai puncak kebahagiaan:
Meninggal di jalan Allah.
 ‫َو ال َتْح َسَبَّن اَّلِذ يَن ُقِتُلوا ِفي َس ِبيِل ِهَّللا َأْم َو اًتا َبْل َأْح َياٌء ِع ْنَد َر ِّبِهْم ُيْر َز ُقوَن َفِرِح يَن‬
‫ِبَم ا آَتاُهُم ُهَّللا ِم ْن َفْض ِلِه َو َيْس َتْبِش ُر وَن ِباَّلِذ يَن َلْم َيْلَح ُقوا ِبِهْم ِم ْن َخ ْلِفِهْم أاَّل َخ ْو ٌف‬
‫َع َلْيِهْم َو ال ُهْم َيْح َز ُنوَن َيْس َتْبِش ُر وَن ِبِنْع َم ٍة ِم َن ِهَّللا َو َفْض ٍل َو َأَّن َهَّللا ال ُيِض يُع َأْج َر‬
‫اْلُم ْؤ ِمِنيَن‬
 “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur
di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi
Tuhannya dengan mendapat rezki.

PUNCAK KEBAHAGIAAN
 mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah
yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang
hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang
yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan
karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak
menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.” (3:
169-171)

You might also like