Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 36

KOAGULASI DAN

FLOKULASI
JONO SUHARTONO
INSTALASI PENGOLAHAN AIR
INSTALASI PENGOLAHAN AIR
KOAGULASI - FLOKULASI
KOAGULASI - FLOKULASI
PARTIKEL TERSUSPENSI

• Partikel tersuspensi dalam air dapat berupa partikel bebas dan koloid dengan

ukuran yang sangat kecil, antara 0,001 mikron (10-6 mm) sampai 1 mikron (10-3

mm).

• Partikel bebas dan koloid meliputi

- Partikel anorganik, seperti serat asbes, tanah liat, dan lanau/silt

- Presipitat koagulan

- Partikel organik, seperti zat humat, virus, bakteri, dan plankton.


KOAGULASI - FLOKULASI
STABILISASI KOLOID
Partikel tersuspensi sangat sulit diendapkan secara alami karena adanya stabilisasi system koloid yang
disebabkan oleh:
1. Gaya van der Waals
Gaya ini merupakan gaya tarik-menarik antara dua massa, yang besarnya tergantung pada
jarak antar keduanya.
2. Gaya Elektrostatik
• Gaya elektrostatik adalah gaya utama yang menjaga suspensi koloid pada keadaan yang
stabil.
• Sebagian besar koloid mempunyai muatan listrik.
• Oksida metalik umumnya bermuatan positif, sedangkan oksida nonmetalik dan sulfida
metalik umumnya bermuatan negatif.
• Kestabilan koloid terjadi karena adanya gaya tolak antar koloid yang mempunyai muatan
yang sama. Gaya ini dikenal sebagai zeta potensial.
3. Gerak Brown
Gerak ini adalah gerak acak dari suatu partikel koloid yang disebabkan oleh kecilnya massa
partikel.
KOAGULASI - FLOKULASI
PENGENDAPAN PARTIKEL DALAM AIR

Ukuran Partikel Waktu Pengendapan pada


Tipe Partikel
(mm) Kedalaman 1 Meter
10 Kerikil 1 detik
1 Pasir Pasir 10 detik
10 -1 Halus 2 menit
10 -2 Lempung 2 jam
10 -3 Bakteri 8 hari
10 -4 Koloid 2 tahun
10 -5 Koloid 20 tahun
10 -6 Koloid 200 tahun
KOAGULASI - FLOKULASI
• merupakan dua proses yang terangkai menjadi kesatuan proses tak terpisahkan.
• Pada proses koagulasi terjadi destabilisasi koloid dan partikel dalam air sebagai
akibat dari pengadukan cepat dan penambahan bahan kimia (koagulan).
• Akibat pengadukan cepat, koloid dan partikel yang stabil berubah menjadi tidak stabil
karena terurai menjadi partikel yang bermuatan positif dan negatif. Pembentukan ion
positif dan negatif juga dihasilkan dari proses penguraian koagulan.
• Proses ini berlanjut dengan pembentukan ikatan antara ion positif dari koagulan (misal
Al3+) dengan ion negatif dari partikel (misal OH-) dan antara ion positif dari partikel
(misal Ca2+) dengan ion negatif dari koagulan (misal SO42-) menyebabkan
pembentukan inti flok (presipitat).
• setelah terbentuk inti flok, diikuti oleh proses flokulasi, yaitu penggabungan inti flok
menjadi flok berukuran lebih besar yang memungkinkan partikel dapat mengendap.
Penggabungan flok kecil menjadi flok besar terjadi karena adanya tumbukan
antar flok yang terjadi akibat adanya pengadukan lambat.
KOAGULASI - FLOKULASI
KOAGULASI - FLOKULASI
JENIS KOAGULAN
Densitas Kelarutan
Nama Berat Specific Kadar Kimia Kadar Air pH
Nama Lain Rumus Kimia Wujud bulk, dalam Air,
Kimia Molekul Gravity %w/w % w/w larutan
kg/m 3 kg/m 3
Putih terang, Sekitar
Alum Al2(SO4)3.14,3H2O 599,77 1000-1096 1,25-1,36 Sekitar 872 Al: 9,0-9,3
padat 3,5
Aluminium
Putih atau
sulfat
Alum cair Al2(SO4)3.49,6H2O 1235,71 terang- abu abu 1,30-1,34 Sangat larut Al: 4,0-4,5 71,2-74,5
kekuningan, cair
Besi (III)
Hijau-hitam,
klorida, Besi FeCl3 162,21 721-962 Sekitar 719 Fe: kira2 34
bubuk
triklorida
Ferri
Kuning-coklat,
klorida FeCl3.6H2O 270,30 962-1026 Sekitar 814 Fe: 20,3-21,0
Ferri klorin bongkahan
cair Coklat
FeCl3.13,1H2O 398,21 1,20-1,48 Sangat larut Fe: 12,7-14,5 56,5-62,0 0,1-1,5
kemerahan, cair
Besi (III)
Merah-coklat,
sulfat, Besi Fe2(SO4)3.9H2O 562,02 1122-1154 Fe: 17,9-18,7
Ferri bubuk
persulfat
sulfat
Ferri sulfat Coklat
Fe (SO ) .36,9H O 1064,64 1,40-1,57 Sangat larut Fe: 10,1-12,0 56,5-64,0 0,1-1,5
cair kemerahan, cair
Ferro Hijau, bongkahan Fe: Sekitar
Copperas FeSO4.7H2O 278,02 1010-1058
sulfat kristal 20
KOAGULASI - FLOKULASI
JENIS KOAGULAN
5. Polyelectrolyte
• Larutan polyelectrolyte bersifat sangat viscous dan sering kali dibutuhkan hanya dalam dosis yang sangat kecil.
• Memerlukan turnulensi yang cukup pada titik pengumpanan untuk memastikan pencampuran yang cepat dan
menyeluruh.
• Larutan polyelectrolyte yang encer lebih mudah terdispersi ke dalam aliran dibandingkan larutan terkonsentrasi.
• Polyelectrolyte organik alami seperti sodium alginate dan sebagian produk pati
yang larut dalam air telah lama digunakan dalam pengolahan air.
• Saat ini tersedia secara luas polyelectrolyte sintetis garam-garam logam di
pasaran.
6. Polyaluminium Chloride (PAC)
• PAC (AlnCl(3n-m)(OH)m) banyak digunakan karena memiliki rentang pH yang lebar sesuai nilai n dan m
• PAC yang paling umum dalam pengolahan air adalah Al12Cl12(OH)24
• Senyawa – senyawa modifikasi PAC di antaranya polyaluminium hydroxidechloride silicate (PACS) dan polyaluminium
hydroxidechloride silicate sulfate (PASS).
• PAC digunakan untuk mengurangi kebutuhan akan penyesuaian pH untuk pengolahan, dan digunakan jika pH badan air
penerima lebih tinggi dari 7,5.
• PAC mengalami hidrolisis lebih mudah dibandingkan alum, mengeluarkan polihidroksida yang memiliki rantai molekul panjang
dan muatan listrik besar dari larutan sehingga membantu memaksimalkan gaya fisis dalam proses flokulasi.
• Pada air yang memiliki kekeruhan sedang sampai tinggi, PAC memberikan hasil koagulasi yang lebih baik dibandingkan alum.
• Pembentukan flok dengan PAC termasuk cepat dan lumpur yang muncul lebih padat dengan volume yang lebih kecil
dibandingkan dengan alum.
• PAC merupakan pengganti alum padat yang efektif dan berguna karena dapat menghasilkan koagulasi air dengan kekeruhan
yang berbeda dengan cepat, menggenerasi lumpur lebih sedikit, dan meninggalkan lebih sedikit residu aluminium pada air yang
diolah.
KOAGULASI - FLOKULASI
REAKSI KIMIA UNTUK MENGHASILKAN FLOK
• KOAGULAN ALUM (PH OPTIMUM 4,5 – 8)

Al2(SO4)3.14H2O + 3Ca(HCO3)2  2Al(OH)3 + 3CaSO4 + 14H2O + 6CO2


Air dengan alkalinitas rendah, perlu ditambahkan kalsium hidroksida dalam
pembentukan floknya
Al2(SO4)3.14H2O + 3Ca(OH)2  2Al(OH)3 + 3CaSO4 + 14H2O
• Koagulan Ferri Sulfat (pH Optimum 9,5 ; Rentang pH 4 -12)
Fe2(SO4)3 + 3Ca(HCO3)2  2Fe(OH)3 + 3CaSO4 + 6CO2
2FeSO4.7H2O + 2Ca(OH)2 + 1/2 O2  2Fe(OH)3 + 2CaSO4 + 13H2O
• Koagulan Ferri Chloride (Rentang pH 4 -12)
2FeCl3 + 3Ca(HCO3)2  2Fe(OH)3 + 3CaCl2 + 6CO2
2FeCl3 + 3Ca(OH)2  2Fe(OH)3 + 3CaCl2
KOAGULASI - FLOKULASI
FAKTOR – FACTOR YANG BERPENGARUH
• Kekeruhan
• Jenis padatan tersuspensi
• Temperatur
• pH
• Komposisi dan konsentrasi
kation dan anion
• Durasi dan tingkat agitasi
selama koagulasi dan
flokulasi
• Dosis koagulan
• Koagulan-pembantu Pemilihan koagulan dan konsentrasinya dapat
ditentukan berdasarkan studi laboratorium
menggunakan jar test apparatus
KOAGULASI - FLOKULASI
PENGADUKAN

• Jenis Pengadukan Gradien kecepatan pengadukan

• Berdasarkan kecepatannya
• pengadukan cepat
• pengadukan lambat.
• Berdasarkan metodanya
• pengadukan mekanis
• pengadukan hidrolis
• pengadukan pneumatis.
KOAGULASI - FLOKULASI
PENGADUKAN CEPAT
Tujuan pengadukan cepat dalam pengolahan air adalah untuk menghasilkan
turbulensi air sehingga dapat mendispersikan bahan kimia yang akan
dilarutkan dalam air.
• P engadukan cepat adalah pengadukan yang dilakukan pada gradien kecepatan
besar (300 – 1000 detik-1) selama 5 hingga 60 detik atau nilai GTd (bilangan
Champ) berkisar 300 - 1700.

Nilai G dan td bergantung pada maksud atau sasaran pengadukan cepat.


KOAGULASI - FLOKULASI
PENGADUKAN LAMBAT
Tujuan pengadukan lambat dalam pengolahan air adalah untuk menghasilkan
gerakan air secara perlahan sehingga terjadi kontak antar partikel untuk
membentuk gabungan partikel hingga berukuran besar.
• Pengadukan lambat adalah pengadukan yang dilakukan dengan gradien
kecepatan kecil (20 - 100 detik-1) selama 10 hingga 60 menit atau nilai GTd
(bilangan Champ) berkisar 48.000 – 210.000
• Untuk menghasilkan flok yang baik, gradien kecepatan diturunkan secara
bertahap agar flok yang telah terbentuk tidak pecah lagi dan berkesempatan
bergabung dengan yang lain membentuk gumpalan yang lebih besar.
KOAGULASI - FLOKULASI
PENGADUKAN LAMBAT
Nilai G dan waktu detensi untuk proses flokulasi
KOAGULASI - FLOKULASI
PENGADUKAN MEKANIS
• Pengadukan mekanis adalah metoda pengadukan menggunakan peralatan
mekanis yang terdiri atas motor, poros pengaduk (shaft), dan alat pengaduk
(impeller)
• Peralatan tersebut digerakkan dengan motor bertenaga listrik
• Berdasarkan bentuknya, ada tiga macam impeller, yaitu paddle (pedal),
turbine, dan propeller (baling-baling)

Tipe Kecepatan
Dimensi Keterangan
Impeller Putaran
Paddle 20 - 150 rpm diameter: 50-80% lebar bak
lebar: 1/6-1/10 diameter paddle
Turbine 10-150 rpm diameter:30-50% lebar bak
Propeller 400-1750 rpm diameter: max. 45 cm jumlah pitch 1-2 buah
KOAGULASI - FLOKULASI
PENGADUKAN MEKANIS

Tipe paddle
tampak atas dan tampak samping
Tipe turbine dan propeller. (a) turbine blade
lurus, (b) turbine blade dengan piringan, (c)
turbin dengan blade menyerong, (d) propeller
2 blade, (e) propeller 3 blade
KOAGULASI - FLOKULASI
PENGADUKAN MEKANIS
• Pengadukan cepat

Waktu Pengadukan, td (detik) Gradien Kecepatan (1/detik)


20 1000
30 900
40 790
50 700
KOAGULASI - FLOKULASI
PENGADUKAN MEKANIS
• Pengadukan lambat
KOAGULASI - FLOKULASI
PENGADUKAN HIDROLIS
• Pengadukan hidrolis adalah pengadukan yang memanfaatkan aliran air sebagai
tenaga pengadukan
• Tenaga pengadukan ini dihasilkan dari energi hidrolik yang dihasilkan dari
suatu aliran hidrolik. Energi hidrolik dapat berupa energi gesek, energi
potensial (jatuhan) atau adanya lompatan hidrolik dalam suatu aliran.
• Jenis pengadukan hidrolis yang digunakan
pada pengadukan cepat adalah aliran air
yang menghasilkan energi hidrolik yang
besar.
• Dapat dilihat dari besarnya kehilangan
energi (headloss) atau perbedaan muka
air dengan tujuan menghasilkan
turbulensi yang besar
• Jenis aliran yang sering digunakan
sebagai pengadukan cepat adalah
terjunan, loncatan hidrolik, dan parshall
flume
KOAGULASI - FLOKULASI
PENGADUKAN HIDROLIS
• Jenis pengadukan hidrolis yang digunakan pada pengadukan lambat adalah
aliran air yang menghasilkan energi hidrolik yang lebih kecil.
• Aliran air dibuat relatif lebih tenang dan dihindari terjadinya turbulensi
agar flok yang terbentuk tidak pecah lagi.
• Beberapa contoh pengadukan hidrolis untuk pengadukan lambat adalah
kanal bersekat (baffled channel), perforated wall, gravel bed dan
sebagainya.
KOAGULASI - FLOKULASI
PENGADUKAN PNEUMATIS
• Pengadukan pneumatis adalah pengadukan yang menggunakan udara (gas)
berbentuk gelembung sebagai tenaga pengadukan.
• Gelembung dimasukkan ke dalam air dan akan menimbulkan gerakan pada air
• Injeksi udara bertekanan ke dalam air akan menimbulkan turbulensi, akibat
lepasnya gelembung udara ke permukaan air.
• Aliran udara yang digunakan untuk
pengadukan cepat harus mempunyai
tekanan yang cukup besar sehingga
mampu menekan dan menggerakkan air
• Makin besar tekanan udara, kecepatan
gelembung udara yang dihasilkan makin
besar dan diperoleh turbulensi yang
makin besar pula.
KOAGULASI - FLOKULASI
TENAGA PENGADUKAN

• Tenaga pengadukan adalah tenaga yang digunakan untuk melakukan


pengadukan.
• Tenaga ini dihasilkan oleh peralatan mekanis, aliran hidrolis, atau gelembung
udara
• Besarnya tenaga untuk operasi pengadukan mempengaruhi besarnya gradien
kecepatan.
• Bila suatu sistem pengadukan telah ditentukan nilai gradien kecepatannya,
maka tenaga pengadukan dapat dihitung.
• Perhitungan tenaga pengadukan berbeda-beda bergantung pada jenis
pengadukannya.
KOAGULASI - FLOKULASI
TENAGA PENGADUKAN MEKANIS
• bilangan Reynold (NRe) lebih
dari 10.000

• nilai NRe kurang dari 20


KOAGULASI - FLOKULASI
TENAGA PENGADUKAN MEKANIS
Nilai KT dan KL untuk tangki bersekat 4 buah pada dinding tangki, dengan lebar
sekat 10 % dari diameter tangki
Jenis Impeller KL KT
Propeller, pitch of 1, 3 blades 41,0 0,32
Propeller, pitch of 2, 3 blades 43,5 1,00
Turbine, 4 flat blades, vaned disc 60,0 5,31
Turbine, 6 flat blades, vaned disc 65,0 5,75
Turbine, 6 curved blades 70,0 4,80
Fan turbine, 6 blades at 45 Shroude 70,0 1,65
turbine, 6 curved blades Shrouded 97,5 1,08
turbine, with stator, no baflles 172,5 1,12
Flat paddles, 2 blades (single paddle), Di/Wi = 4 43,0 2,25
Flat paddles, 2 blades , Di/Wi = 6 36,5 1,70
Flat paddles, 2 blades , Di/Wi = 8 33,0 1,15
Flat paddles, 4 blades , Di/Wi = 6 49,0 2,75
Flat paddles, 6 blades , Di/Wi = 8 71,0 3,82
KOAGULASI - FLOKULASI
TENAGA PENGADUKAN MEKANIS: GAYA DRAG
Besarnya tenaga yang dihasilkan oleh putaran paddle wheel tergantung pada
gaya drag dan kecepatan relatif paddle wheel

paddle wheel yang tersusun


lebih dari satu pasang

Nilai Koefisien Drag


KOAGULASI - FLOKULASI
PENGADUKAN HIDROLIS
KOAGULASI - FLOKULASI
PENGADUKAN HIDROLIS
• Menghitung nilai h
KOAGULASI - FLOKULASI
PENGADUKAN HIDROLIS
• Penentuan jumlah kanal
KOAGULASI - FLOKULASI
PNGADUKAN PNEUMATIS
KOAGULASI - FLOKULASI
CONTOH SOAL
1. Sebuah bak pengaduk berbentuk bujur sangkar digunakan untuk mengaduk
air dengan debit 7500 m3/hari. Kedalaman air sama dengan 1,2 kali lebar.
Diharapkan dalam bak tersebut terjadi pengadukan dengan nilai gradien
kecepatan 800 m/detik-m dengan waktu tinggal hidrolik td = 45 detik. Suhu
air adalah 25 °C dan kecepatan putaran poros alat pengaduk adalah 100
rpm. Tentukan:
a. Ukuran bak pengaduk
b. Tenaga yang dibutuhkan
c. Diameter impeller jika digunakan vane-disc impeller 6 flat blades dan
tangki memiliki 4 baffle tegak.
d. Diameter impeller jika tidak digunakan baffle tegak.
e. Tinggi jatuhan minimum jika dipergunakan sistim terjunan hidrolik
f. Udara yang dibutuhkan jika pengadukan pneumatis digunakan dan
lokasi diffuser 20 cm di atas dasar tangki.
KOAGULASI - FLOKULASI
CONTOH SOAL
2. Sebuah IPAM mengolah air dengan debit Q = 1,8 m3/detik dengan unit
koagulasi menggunakan pengaduk cepat mekanis. Gradien kecepatan
1000/detik dan waktu detensi td = 15 detik. Untuk pemilihan motor
pengaduk, tersedia spesifikasi motor sebagai berikut:
1. Model Mix-25 n = 30 - 45 rpm Power = 0,18 kW
2. Model Mix-50 n = 30 - 45 rpm Power = 0,37 kW
3. Model Mix-75 n = 45 - 70 rpm Power = 0,56 kW
4. Model Mix-100 n = 45 - 110 rpm Power = 0,75 kW
5. Model Mix-150 n = 45 - 110 rpm Power = 1,12 kW
Tentukan ukuran dan jumlah
6. Model Mix-200 n = 70 - 110 rpm Power = 1,5 kW
bak pengaduk cepat dengan
7. Model Mix-300 n = 110 - 175 rpm Power = 2,24 kW
ketentuan tiap bak terdapat
8. Model Mix-500 n = 110 - 175 rpm Power = 3,74 kW
satu alat pengaduk. Alat
9. Model Mix-750 n = 110 - 175 rpm Power = 5,59 kW
pengaduk dapat dipilih dari
10. Model Mix-1000 n = 110 - 175 rpm Power = 7,46 kW
spesifikasi disamping.
11. Model Mix-1500 n = 110 - 175 rpm Power = 11,19 kW
KOAGULASI - FLOKULASI
CONTOH SOAL
3. Rancanglah suatu flokulator kanal bersekat (baffled channel) aliran horizontal
untuk mengolah air dengan kapasitas 12.000 m3/hari. Bak flokulator dibagi
dalam tiga ruang dengan gradien kecepatan masing–masing 75/detik,
35/detik, dan 20/detik. Waktu flokulasi keseluruhan 24 menit dan suhu air
25 °C. Dinding kanal memiliki nilai koefisien kekasaran f = 0,3. Panjang
flokulator ditetapkan 12 m dan kedalaman kanal 1,2 m.
KOAGULASI - FLOKULASI
CONTOH SOAL
4. Sistem IPAM memiliki flokulator seperti gambar di bawah untuk mengolah air dengan
debit 12.000 m3/hari. Flokulator terdiri dari tiga kompartemen dengan ukuran yang
sama, panjang total 18 m dan tinggi 4,5 m dan lebar 4,5 m. Kompartemen pertama
memiliki 4 buah paddle dengan jarak dari poros sebesar 1,9 ; 1,7 ; 1,5; 1,3 m.
Kompartemen kedua memiliki 3 buah paddle dengan jarak dari poros 1,9 ; 1,7; 1,5 m,
sedangkan kompartemen ketiga memiliki 2 buah paddle dengan jarak dari poros sebesar
1,9 dan 1,5 m. Setiap paddle memiliki ukuran lebar 0,1 m dan Panjang 4,5 m. Pada
suhu 25 oC, hitung kecepatan putar poros agar nilai G rata-rata 25/detik.
KOAGULASI - FLOKULASI
P
• P

You might also like