Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

WEEK 2

PEMBAHASAN RUMAH ADAT,MELIPUTI:


1. RUMAH ADAT ACEH DAN GAYO.
2. RUMAH ADAT BATAK DAN NIAS.
3. RUMAH ADAT MINANGKABAU DAN MENTAWAI.

NAMA : DINI ESTAVIYANI


NIM : 05023041
RUMAH ADAT ACEH DAN GAYO - Filosofi dari Rumah Adat Aceh
Arsitektur rumah berbentuk panggung
- Asal Usul Rumah Adat Aceh dengan menggunakan kayu sebagai
Rumah Aceh bukan sekadar tempat hunian, tetapi bahan dasarnya merupakan bentuk
merupakan ekspresi keyakinan terhadap Tuhan dan adaptasi masyarakat Aceh terhadap
adaptasi terhadap alam. Oleh karena itu, melalui Rumah kondisi lingkungannya. Secara kolektif
Aceh kita dapat melihat budaya, pola hidup, dan nilai-nilai pula, struktur rumah tradisi yang
yang diyakini oleh masyarakat Aceh. Rumah Pengaruh berbentuk panggung memberikan
keyakinan masyarakat Aceh terhadap arsitektur bangunan kenyamanan tersendiri kepada
rumahnya dapat dilihat pada orientasi rumah yang selalu penghuninya. Selain itu, struktur rumah
berbentuk memanjang dari timur ke barat, yaitu bagian seperti itu memberikan nilai positif
depan menghadap ke timur dan sisi dalam atau belakang terhadap sistem kawalan sosial untuk
yang sakral berada di barat. Arah Barat mencerminkan menjamin keamanan, ketertiban, dan
upaya masyarakat Aceh untuk membangun garis imajiner keselamatan warga gampong
dengan Ka‘bah yang berada di Mekkah. (kampung). Sebagai contoh, struktur
• Rumah Aceh secara garis besar terdiri dari 3
-Arsitektur dalam Rumah adat Aceh bagian yaitu :
rumah berbentuk panggung membuat
Arsitektur rumah adat ini unik, pandangan tidak terhalang dan
karena jendela, rumah, yang juga a. Bagian Bawah,bagian bawah Rumah memudahkan sesama warga saling
berfungsi sebagai ventilasi, adalah aceh atau yup moh merupakkan menjaga rumah serta ketertiban
lubang-lubang sela ukiran yang ruang antara tanah dengan lantai ruumah. gampong. Tata ruang rumah dengan
terdapat di seluruh dinding. Dalam b. Bagian Tengah,bagian Tengah Rumah beragam jenis fungsinya merupakan
Rumah Aceh, ada beberapa motif Aceh merupakan tempat segala aktivitas yang simbol agar semua orang taat pada
hiasan yang dipakai, yaitu motif bersififat public. aturan.
Motif Flora keagamaan, motif flora, motif c. Ruang Belakang,disebut Seuramo
fauna, motif alam
Likot.ruangan ini dipergunakan untuk dapur
dan tempat makan,dan biasanya
terletak dibagian timur ruangan.
d. Bagian Atas,bagian ini terletak
dibagian atas serambi
Tengah.Adakalnya,pada bagian ini diberi para
Motif Daun Motif Alam (loteng) yang berfungsi unutk
menyimpan barang-barang keluarga
RUMAH ADAT GAYO / PITU RUANG
Arsitektur rumah tradisional adat Gayo. adalah salah satu rumah yang ada di
Aceh. Rumah tradisonal adat Gayo menjadi salah satu karya seni yang
mencerminkan kehidupan masyarakat Gayo. Rumah adat Gayo merupakan
rumah adat peninggalan raja-raja yang pernah memerintah di wilayah
Gayo.Sebelum berkembang menjadi kawasan modern dengan
kepemimpinan pemerintah daerah. Rumah adat Gayo yang bila diartikan ke
dalam Bahasa Indonesia disebut umah pitu ruang, rumah dengan tujuh
ruangan. Disebut umah pitu ruang karena memiliki 7 (tujuh) ruangan.
Umah pitu ruang ini merupakan rumah panggung yang berkolong
sekitar 2 meter sampai 2,5 meter di atas tanah. Rumah tersebut
memiliki luas sekitar 10,4 meter x 25,5 meter. Jarak antara tiang ke tiang
adalah 3 meter.
Rumah adat Gayo memiliki arsitektur yang khas dengan dinding kayu yang
kuat dan atap berbentuk limas. Rumah adat Gayo memiliki arsitektur yang
khas dengan dinding kayu yang kuat dan atap berbentuk limas.
Material dan Struktur Bangunan
Struktur bangunan Rumah Gayo memiliki sistem kontruksi dengan sistem lobang
dan pasak pada tiang dan baloknya. Struktur bangunannya kokoh, saling mengunci dan tahan
goyangan sehingga tahan terhadap gempa. Pondasi pada bangunan menggunakan tapak yang
berasal dari batu yang dipilih sebagai pondasi bangunan.
Material bangunan Rumah Gayo merupakan material yang adaptif dan mudah di temukan
disekitar lingkungan. Untuk atap Rumah Gayo menggunakan daun serule atau asam kecombrang
yang dikeringkan lalu dijalin pada sebilah bambu dan digunakan sebagai penutup
atap. Untuk tiang dan dinding bangunan menggunakan kayu keras seperti kayu grupel ,
kayu jempa kayu pinus sumatera dan jenis kayu lainnya.

Unsur-unsur budaya rumah adat Gayo tercermin dalam ukiran dan ornament yang penuh makna.Berikut
beberapa contoh gambar dari ornament yang terdapat pada rumah adat Gayo
RUMAH ADAT BATAK
Rumah bolon merupakan rumah adat suku Batak yang berasal dari daerah di Provinsi Sumatera Utara.
Rumah adat suku Batak Toba disebut juga "Rumah Bolon". Rumah ini berbentuk panggung dengan bahan utama
bangunan berupa kayu. Hal yang paling menarik perhatian adalah bentuk atapnya yang melengkung dan runcing di tiap
ujungnya. Di balik bentuknya yang unik, ternyata rumah adat suku Batak ini memiliki makna dan arti tersendiri.
Ciri khas rumah adat batak diantaranya pada rumah bolon yang persegi empat dengan gaya rumah panggung. Rumah ini
biasanya memiliki tinggi 1,75 meter dari dataran atau tanah. Tinggi pintunya sekitar 1,5 meter dan lebar 80 cm dengan
bentuk menjorok ke area dalam.

Unsur Pembangun Rumah Adat Batak


• Tiang Kayu, Digunakan untuk membuat tiang-tiang rumah.
• Pondasi,Pondasi Rumah Bolon dibuat berbentuk segi empat dengan
beberapa tiang penopang.
• Padingdingan (Dinding),Dinding rumah dibangun dengan bobot
yang cukup berat.
• Bungkulan, Yaitu rangka rumah bagian atas.
• Arop-arop, Letaknya ada di bawah atap bagian depan. Arop-arop
merupakan simbol pengharapan agar kelak akan mendapat hidup
yang layak serta berkat dari Tuhan Yang Maha Esa.
• Songsong boltok, Terletak di sebelah depan bagian atas, songsong
boltok berfungsi untuk menahan atap agar tetap kokoh.
• Ombis-ombis, Berfungsi sebagai alat pemersatu urur yang terbuat
dari ijuk.
Tampak Dan Penjelasan
Tamak Depan
Atap rumah Bolon mengabil ide Tampak Belakang
dasar dari punggung kerbau, Lantai rumah Bolon terbuat dari
bentuknya yang melengkung papan kayu yang dipasang
menambah sejajar dengan arah pintu
Nilai kedinamisan dalam masuk rumah .pada tangga
melawan angin danau yang yang berjumlah
kencang. ganjil,berdasarkan kepercayaan
suku batak bahwa angka ganjil
adalah angka keberuntungan.

Tampak Samping
Pondasi rumah bolon
menggunakan pondasi Rumah Adat Batak Memiliki Beberapa Bagian,
umpak.Dimana batu sebagai Yakni:
tumpuan dari kolom kayu yang Bagian depan baggian Tengah dan bagian belakang.
berdiri diatasnya.Tinggi pondasi
berdiameter 50-60 cm.atau
tiangnya berjarak antara 90-100
cm ,bentuknay bulat
berdiameter sekitar 40 cm.
Bahan pembuatan rumah Gadang
Rumah Gadang merupakan rumah milik bersama sebuah kaum (keluarga besar). Dalam pembangunan rumah di atas tanah kaum
dilakukan secara gotong royong, tapi yang bertanggung jawab dalam proses pembangunannya adalah tukang kayu. Tukang yang
dikatakan sebagai tukang ahli adalah tukang yang dapat memanfaatkan setiap bahan yang tersedia menurut kondisi atau biasanya disebut
indak tukang mambuang kayu (tidak tukang membuang kayu). Karena setiap kayu ada manfaatnya dan dapat digunakan secara tepat jika
tukangnya adalah tukang ahli.
Berikut bahan-bahan dalam membuat rumah Gadang:
 Kayu merupakan unsur terpenting dalam membangun rumah Gadang, khususnya untuk tonggak tuo.
 Ijuk digunakan untuk membuat atap rumah. Jerami Selain ijuk , jerami juga digunakan untuk membuat atap rumah.
 Bambu digunakan untuk membuat dinding pada bagian belakang rumah.
 Papan merupakan kayu yang dibelah tipis sekitar 3-5 centimeter (cm) dan digunakan untuk membuat dinding.
RUMAH MINANGKABAU
Rumah adat khas Minangkabau ini lebih dikenal dengan sebutan 'rumah
bagonjong’ (gadang). Karakteristik bangunan berarsitektur khas Minangkabau
memang mudah dikenali. Hal ini membuatnya menjadi identitas masyarakat
Sumatra Barat. Menurut sejarah aslinya, tidak semua wilayah di Sumatera Barat
dapat dibangun rumah adat seperti ini. Rumah bagonjong hanya didirikan di
kawasan tertentu yang berstatus nagari.
Rumah bagonjong menurut aturan aslinya memiliki beberapa karakteristik atau
ketentuan khusus. Karakteristik tersebut antara lain jumlah ruangan yang
ditentukan dari jumlah perempuan yang menghuni rumah tersebut. Rumah
bagonjong biasa didirikan di atas tanah milik keluarga induk dalam suatu suku
atau kaum. Rumah ini diwariskan antar generasi berdasarkan garis keturunan
perempuan, sesuai asas matrilineal yang dianut masyarakat Minangkabau.

Menurut Habibi, rumah gadang dibagi dalam dua jenis yaitu :


Fungsi rumah Gadang
 Rumah gadang tipe koto piliang (aristokrat) memiliki tiga gonjong di kiri dan Rumah Gadang yang dibangun memiliki beberapa ketentuan atau fungsi yang
bisa digunakan yaitu :
kanan, satu gonjong di depan, dan satu gonjong di belakang. Tipe ini juga
memiliki anjungan atau tempat para pimpinan yang terletak di bagian kiri dan  Sebagai monumen Minangkabau
kanan rumah gadang. Posisinya biasanya agak ditinggikan sebagai lambang  Sebagai lembaga adat dan lambang suatu kaum, lambang kehidupan dan
bahwa pemimpin tidak sejajar dengan masyarakat dan lebih tinggi derajatnya. kerukunan suatu kaum
Fungsi rumah sebagai lembaga adat dan lambang suatu kaum, lambang
 Rumah gadang tipe budi caniago (demokrat) yang memiliki dua gonjong kanan kehidupan dan kerukunan suatu kaum meliputi sebagai berikuta :
dan kiri. Beberapa rumah dapat memiliki satu gonjong depan dan gonjong  Tempat tinggal sebuah keluarga besar dengan beberapa keluarga inti.
belakang, namun tidak memiliki anjungan. Rumah gadang budi caniago
menggambarkan seluruh posisi duduk setiap penghuni sama. Tidak ada yang  Tempat bermusyarawarah atau bermufakat bagi kaum atau keluarga.
ditinggikan posisinya. Rumah gadang tipe ini menegaskan bahwa seluruh  Tempat melaksanakan upacara, seperti upacara penobatan penghulu, atau
keputusan diambil dari hasil musyawarah dan mengutamakan kepentingan upacara perkawinan.
bersama.  Tempat merawat anggota keluarga.
Bahan pembuatan rumah Gadang
Rumah Gadang merupakan rumah milik bersama sebuah kaum (keluarga besar). Dalam pembangunan rumah di
atas tanah kaum dilakukan secara gotong royong, tapi yang bertanggung jawab dalam proses pembangunannya
adalah tukang kayu. Tukang yang dikatakan sebagai tukang ahli adalah tukang yang dapat memanfaatkan setiap
bahan yang tersedia menurut kondisi atau biasanya disebut indak tukang mambuang kayu (tidak tukang membuang
kayu). Karena setiap kayu ada manfaatnya dan dapat digunakan secara tepat jika tukangnya adalah tukang ahli.
Berikut bahan-bahan dalam membuat rumah Gadang:
 Kayu merupakan unsur terpenting dalam membangun rumah Gadang, khususnya untuk tonggak tuo.
 Ijuk digunakan untuk membuat atap rumah. Jerami Selain ijuk , jerami juga digunakan untuk membuat atap
rumah.
 Bambu digunakan untuk membuat dinding pada bagian belakang rumah.
 Papan merupakan kayu yang dibelah tipis sekitar 3-5 centimeter (cm) dan digunakan untuk membuat dinding.
RUMAH MENTAWAI
Uma (Rumah tradisional Mentawai). Umma atau rumah merupakan salah satu
unsur budaya dalam kategori teknologi (Koentjaraningrat, 2000). Umma
berdasarkan hasil penilaian tim survey memiliki nilai keunikan, kelangkaan dan
fungsi sosial yang tinggi karena hanya ada di Mentawai dan dalam
pembangunannya menggunakan upacara tradisional yang dipimpin oleh seorang
Sikerei. Bahan bangunan Umma sebagai rumah tradisional terbuat dari materi
yang berasal dari sumber daya alam. Konstruksi fisik sebuah umma melahirkan
makna konstruksi sosial yang unik dan terintegrasi dengan lingkungannya. Bagian
atap rumah terbuat dari pelepah pohon, tiang, dinding dan lantai juga terbuat
dari kayu yang merupakan hasil penebangan pohon. Aktifitas penebangan
merupakan sesuatu yang menyakitkan bagi pohon yang ditebang oleh
masyarakat tradisional Mentawai. Oleh karena itu upacara yang dilakukan untuk
membuat rumah bertujuan supaya alam sekitarnya tidak marah terhadap
tingkah laku manusia yang memotong pohon, eksploitasi hutan hanya dilakukan
secukupnya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia (papan). Nama-nama bagian di dalam uma :
Umma sebagai tempat tinggal berbentuk rumah panggung memiliki panjang  Gare di bagian depan berfungsi sebagai tempat mempersiapkan
sekitar 30 meter, dengan lebar 10 meter dan memiliki tinggi sekitar 7 meter.
keperluan punen seperti memotong babi dan tempat mencuci peralatan.
Bagian umma jika dilihat dari depan maka akan ada bagian tangga, teras depan,  Patitikat, yaitu ruangan depan yang terbuka (tanpa dinding) seperti beranda.
ruangan tamu, kamar dan dapur serta kamar mandi di bagian paling belakang. Di
Sebagai pengganti dinding, di sekeliling ruangan dibuat tempat duduk
bagian dekat dapur terdapat beberapa tengkorak hewan buruan yang dilakukan
(semacam bangku panjang) untuk tempat bersantai.
oleh penghuni rumah tersebut. Keunikan adanya tengkorak hewan buruan ini  Sau-sau, yaitu pintu uma yang memisahkan ruangan luar (gare dan patitikat)
adalah untuk menjaga komunikasi antara penghuni rumah dan (pemburu
dengan ruangan dalam uma. Selain berfungsi sebagai pintu, sau-sau juga
binatang tadi) dengan ruh hewan terebut. Relasi ini penting bagi suku Mentawai
bisa menjadi dinding bagian depan uma karena panjang dan lebarnya sama
karena adanya harapan masyarakat untuk tetap menjaga jumlah binatang
dengan ukuran depan uma.
buruan tersebut.
 Jairabba’, yaitu ruangan bagian dalam yang berfungsi sebagai ruang tidur bagi anggota uma ketika ada punen. Ruangan ini juga berfungsi sebagai tempat
berkumpul anggota uma untuk menonton sikerei maturuk (menari).
 Abut Kerei, yaitu perapian di tengah ruangan dalam (jairabba’) yang berfungsi sebagai penerangan pada malam hari, tempat memanaskan gajeumak pada
saat sikerei maturuk dan tempat memasak hasil buruan seperti monyet dan rusa.
 Batpuiligat, yaitu ruangan yang terletak di belakang abut kerei yang juga masih di sekitar jairabba’. Fungsinya sebagai tempat sikerei maturuk, tempat mengadakan
musyawarah, juga tempat pertemuan sikerei baru dengan para sikerei lama.
 Abakmanang, yaitu tempat untuk memajang tengkorak binatang hasil buruan (monyet, rusa, juga babi hutan). Abakmanang merupakan salah satu lambang
kebanggaan uma. Semakin banyak tengkorak binatang hasil buruan yang terpajang menandakan semakin ahli dan terampilnya anggota uma dalam berburu.
 Tubbuk, yaitu pembatas ruangan antara jairabba’ dan batsiulik yang dipasang dilantai.
 Batsiulik, yaitu ruangan yang bisa digunakan sebagai tempat tidur bagi para tamu atau anggota uma.
 Matat lalep, yaitu ruangan khusus bagi si pemilik uma atau anggota uma yang ikut menanggung biaya pembuatan uma. Ruangan tersebut digunakan sebagai
kamar tidur keluarga, kecuali pemuda.
Abut lalep, yaitu ruangan di sebelah matat lalep yang digunakan sebagai dapur keluarga. Masing-masing matat lalep memiliki abut lalep.
Abut uma, yaitu dapur umum yang biasa dipakai pada saat punen. Abut uma digunakan bagi kaum perempuan untuk memasak sagu dan keladi.

You might also like