Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

BAB IV.

BAJA KARBON
(Pertemuan ke-4)
Umumnya baja karbon (Plain Carbon Steel) diklasifikasikan:
(1) Baja karbon rendah (Low Carbon Steel),
(2) Baja karbon menengah (Medium Carbon Steel), dan
(3) Baja Karbon Tinggi (High Carbon Steel)

Baja AISI-SAE 1020-1040, dengan kadar karbon 0,2%-0,4%,


diklasifikasikan sebagai baja karbon menengah. Baja jenis ini
digunakan secara luas sebagai bahan poros (shaft) dan roda
gigi (gear). Baja dengan kadar karbon di atas 0,60%.
Aplikasi dari baja karbon tinggi misalnya untuk pembuatan
cetakan-cetakan logam (dies, punch, block), kawat-kawat
baja (kawat pegas, kawat musik, kawat kekuatan tinggi), dan
alat-alat potong (cutter, shear blade).
 Logam Fe bersifat polymorphism yaitu
memiliki struktur kristal berbeda pada
temperatur berbeda.
 Pada Fe murni, misalnya, ferrite akan berubah
menjadi austenite saat dipanaskan melewati
temperatur 910oC. Pada temperatur yang lebih
tinggi, mendekati 1400oC austenite akan
kembali berubah menjadi ferrite.
 Ferrite dalam hal ini memiliki struktur kristal
BCC sedangkan austenite memiliki struktur
kristal FCC.
Grafik hubungan prosentase karbon dan kekuatan baja.
 Sifat cementite atau carbide yang keras dan getas
berperan penting di dalam meningkatkan sifat-sifat
mekanik baja. A mean ferrite path menunjukkan jarak
antar cementite, baik pada pearlite maupun sphreodite.
Jarak antar carbide di dalam pearlite secara khusus
dikenal sebagai interlamellar spacing atau spasi antar
lamel atau lembaran.
 Selain kadar karbon, sifat-sifat mekanik baja karbon
rendah dengan fase tunggal ferrite (ferritic low carbon
steel) ditentukan pula oleh dimensi atau ukuran butir-
butir ferrite. Secara umum diketahui bahwa baja dengan
ukuran butir lebih kecil akan memiliki kekuatan yang
lebih tinggi pada suhu kamar. Hubungan tersebut secara
kuantitatif dikenal sebagai Persamaan Hall-Petch:
 Persamaan Hall-Petch ini sangat penting dalam
menjelaskan hubungan antara struktur mikro dan sifat-sifat
baja. Hubungan ini dimanfaatkan di dalam pemrosesan
baja, yaitu dengan mengatur atau mengendalikan ukuran
butir untuk meningkatkan kekuatan baja. Penguatan baja
dengan cara ini dilakukan melalui proses thermomekanika
(thermomechanical process), proses perlakuan panas (heat
treatment), dan pemberian paduan mikro (micro alloying).

Pengaruh Ukuran
Butir terhadap
Tegangan Luluh
Proses Perlakuan Panas Baja Karbon

Reaksi eutectoid sangat penting di dalam mengendalikan


struktur mikro baja. Dengan mengendalikan reaksi eutectoid,
dapat diperoleh 3 konstituen mikro penting yaitu: (1)
pearlite, (2) bainite, dan (3) (tempered) martensite.

Tiga Konstituen Mikro Penting


dari Baja Karbon.
Pearlite adalah suatu campuran lamellar dari ferrite dan
cementite. Konstituen ini terbentuk dari dekomposisi Austenite
melalui reaksi eutectoid pada keadaan setimbang, di mana
lapisan ferrite dan cementite terbentuk secara bergantian untuk
menjaga keadaan kesetimbangan komposisi eutectoid. Pearlite
memiliki struktur yang lebih keras daripada ferrite, yang
terutama disebabkan oleh adanya fase cementite atau carbide
dalam bentuk lamel-lamel

Struktur Mikro dari


Pearlite.
Martensite adalah mikro konstituen yang terbentuk
tanpa melalui proses difusi. Konstituen ini terbentuk saat
Austenite didinginkan secara sangat cepat, misalnya
melalui proses quenching pada medium air.
Martensite yang terbentuk berbentuk seperti jarum yang
bersifat sangat keras (hard) dan getas (brittle). Fase
martensite adalah fase metastabil yang akan membentuk
fase yang lebih stabil apabila diberikan perlakuan panas

Atom Karbon di dalam Austenite,


Ferrite, dan Martensite

You might also like