Professional Documents
Culture Documents
P6 Beton TBB
P6 Beton TBB
Struktur beton dari bangunan yang habis terbakar masih tetap berdiri sekalipun
struktur atap bajanya sudah runtuh.
1. Beton cenderung untuk retak shg pembesian bisa
berkarat, meski tidak separah konstruksi baja.
Masalah ini dpt diatasi dengan perawatan (curing),
beton pratekan atau bahan tambahan yang
mengembang (expansive admixtures).
2. Berat sendiri besar. Bisa diatasi dengan membuat
beton mutu tinggi, beton pratekan atau beton ringan
(light weight concrete) untuk elemen non-struktural
3. Kualitas sangat tergantung pada cara pelaksanaannya.
bisa diatas dgn membuat beton pracetak,
pengawasan & kontrol kualitas ybk.
Beton yang baik maupun yang jelek bisa dibuat dari bahan yang sama
4. Kekuatan tarik rendah. diatasi dengan baja
tulangan maupun pratekan
5. Pembongkaran kembali sulit dilakukan dan
pemakaian kembali tidak ekonomis. (bandingkan
dengan baja)
Pendahuluan
Beton tidak bertulang umumnya disebut beton saja adalah
suatu bahan yang hanya mampu menahan beban tekan
saja.
Jika padanya bekerja beban lainnya (beban tarik, bebn
lentur, beban geser, beban puntir atau kombinasinya)
maka beton tersebut tidak mampu memikul beban
tadi.
Oleh karena itu beton tidak bertulang hanya dipakai
sebagai elemen non struktural dan tidak bisa dipakai
sebagai elemen struktural.
Contoh penggunaannya misalnya untuk lantai kerja, lantai
dengan beban ringan yg langsung terletak di atas
tanah.
1. SEMEN
Semen yang dapat dipakai untuk pembuat beton adalah
semen portland dan semen portland pozzolan.
Semen portland adalah semen hidraulis yang dihasilkan
dengan cara menghaluskan klinker yang terutama terdiri
dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidraulis
bersama bahan tambahan yang biasanya digunakan
gipsum. (SII 0013-1981)
Semen pozzolan portland adalah semen hidraulis yang
dibuat dg menggiling bersama-sama klinker semen
portland dan bahan yang mempunyai sifat pozzolan
atau campuran merata antara bubuk semen Portland &
bubuk bahan yg mempunyai sifat pozzolan
Klasifikasi Semen Portland
Jenis I :
Semen portland untuk penggunaan umum yang
tidak memerlukan persyaratan khusus spt yang
disyaratkan pada jenis-jenis lain.
Jenis II :
Semen portland yg dalam penggunaanya
memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi
sedang.
Jenis III :
Semen portland yg dalam penggunaanya
memerlukan kekuatan yag tinggi pada fase permulaan
setelah pengikatan terjadi
Klasifikasi Semen Portland
Jenis IV :
Semen portland yg dalam penggunaannya
memerlukan panas hidrasi rendah.
Jenis V :
Semen portland yg dalam penggunaanya
memerlukan ketahanan yg tinggi terhadap sulfat.
Dibandingkan dg Semen Portland jenis I, semen
portland pozzolan mempunyai sifat-sifat :
Panas hidrasi lebih rendah
Penembangan kekuatan lebih lambat
Lebih tahan terhadap garam-garam sulfat dalam
air
Spesifikasi SII 0132-75
Penggolongan & tujuan penggunaan :
Semen portland pozzolan jenis SPP 400 adalah SPP yang dpt
dipergunakan untuk semua tujuan dlm pembuatan aduk &
beton.
Semen portland pozzolan jenis SPP 200 adalah SPP yang
pengembangan kekuatannya lebih lambat dari pada jenis SPP
400 & hanya dipergunakan untuk tujuan tertentu di dalam
adukan & konstruksi beton dengan mutu yang setinggi-
tingginya 31 sesuai ketentuan PBI 1971.
Standart ASTM C595-82
o Type IP : Semen portland pozzolan utk dlm konstruksi
beton.
o Type P : Semen portland pozzoln utk dipergunakan dlm
konstruksi beton yg tidak memerlukan kekuatan tinggi pada
umur muda