Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 27

Jurusan Teknik Sipil

Universitas Nusa Cendana


Pendahuluan
Penggunaan sejenis semen untuk mengikat batuan &
kerikil telah dipraktekkan sejak zaman kuno. Untuk
tujuan ini, bgs Assyria & Babilonia menggunakan
tanah liat.
Org Mesir  Piramida, Org RomawiKoloseum,
jaringan aquaduct & struktur lain
Gambar mural di Thebes yang memperlihatkan proses
pengecoran. Tampak seorang pekerja mengisi gentong
dengan air lalu diaduk dengan kapur dan dipakai sebagai
mortar.
Pada gambar di bawah : pembuatan dinding beton.
 Meskipun penggunaan material semen cukup dini,
namun hanya sedikit yang diketahui tentang kimia
 1756 : John Smeaton menemukan campuran kapur &
tanah liat, yang mengeras bila dibakar. Penemuan ini
memacu penyempurnaan semen & struktur batu bata.
 1824 : Joseph Aspdin mempatenkan pembuatan semen
dengan memanaskan campuran kapur & tanah liat dan
menggiling hasilnya menjadi bubuk halus, disebut
Semen Portland karena menghasilkan beton yang
berwarna abu-abu yang menyerupai batuan dari Pulau
Portland di Inggris.
Concrete (Bhs. Inggris) : menggabungkan menjadi
suatu benda padat.
Kotau-zai (bhs Jepang) : material2 spt tulang karena
agregat mirip tulang2 hewan
Beton dalam Bhs. Indonesia berasal dari Bhs. Belanda.
 Beton dibuat dari agregat (pasir & kerikil), semen
(perekat yang mengikat butir-butir agregat menjadi
satu) dan air (bereaksi dengan semen tadi). Dewasa ini
juga pada beton juga ditambahkan bahan kimia untuk
meningkatkan sifat beton.
 Campuran ini diharapkan memiliki sifat : cukup kuat
(kokoh tekan, kokoh tarik, kekerasan, dsb), tahan lama
(ketahanan/durability, susut, rangkak, dsb), mudah
dibuat (kelecakan/workability, setting time)
berdasarkan pemilihan yang teliti dan ekonomis ttg
sifat & proporsi bahan2nya (mix design)
Berdasarkan komponen pembuatnya, beton dibedakan
atas :
1.Beton (concrete), yaitu campuran antara semen portland
atau sembaran semen hidraulik yang lain, agregat halus,
agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran
tambahan.
2.Beton bertulang (reinforcement concrete) yaitu
campuran dari bahan beton dengan besi beton hingga
terbentuk suatu bahan yang homogen yg dapat memikul
beban yang bekerja padanya.
3. Beton komposit (composite concrete), yaitu campuran
dari 2 bahan yang berbeda sifat, umumnya bahan
beton dan bahan baja, yang diharapkan bekerja
bersama-sama sehingga terbentuk suatu interaksi
yang sempurna dengan satu garis netral yang baru
yang dapat memikul beban yang bekerja padanya.
4. Beton pratekan (prestressed concrete) yaitu campuran
dari bahan beton dan kabel baja prategan dengan
memberikan suatu gaya pra penekanan terhadap
penampang beton melalui suatu sistem pra
penegangan kabel di dalam atau di luar elemen beton,
sedemikian rupa sehingga kiba bekerjnya beban luar
atau sebagian besar penampang beton akan
menderita tegangan saja.
5. Beton bertulang komposit (composite reinforcement
concrete), yaitu campuran dari bahan beton bertulang
dan profil baja yang dipasang pada daerah tarik
sedemikian rupa sehingga secara bersama-sama
merupakan suatu sistem yang dapat memikul beban
yang bekerja padanya.
6. Beton pracetak (precast concrete) yaitu elemen beton
yang dibuat atau dicetak di tempat di luar lokasi
definitifnya.
7. Beton pratekan pracetak (precast prestressed concrete)
yaitu beton pratekan yang dicetak di tempat di luar
lokasi definitifnya yang biasanya memakai metode
pretensioning.
Pada beton yang baik, setiap butir agregat dibungkus
seluruhnya mortar. Jadi, kualitas pasta menentukan
kualitas beton. Dilain pihak, secara volumetris beton diisi
oleh agregat 60-75% dan mortar 25-40% (semen 7-15%,
air 14-21%, volume absolut). Jadi, pemilihan agregat juga
sama pentingnya.
 Concrete without entrained air yaitu campuran dari
semen , air dan agregat. Pada beton yang baru dicor
air yang mempunyai specific gravity yang lebih kecil
cenderung berpindah ke atas, sementara agregat yang
yang lebih besar specific gravityny cenderung turun
ke bawah dan terjadilah segregation (pemisahan air
semen dengan agregat). Water-cement ration yang
rendah (50%) memungkinkan tidak terjadinya
segregation sebab pasta semen yang terjadi menjadi
lunak, berat dn agregat yang besar akan turun serta
terjadi menjadi lunak, berat & agregat yang besar
akan turun serta terjadi gaya kapiler di antara partikel
agregat
 Adanya gaya kapiler dan ruang kosong ini
memberikan efek yang kurang baik terhadap mutu
beton yang dihasilkan. Fine & weak materials (agregat
halus) cenderung naik ke atas permukaan beton yang
disebut dengan “laitance”.
 Air entrained Concrete (AE concrete)
Gelembung-gelembung udara di dalam beton akan
memberikan pengaruh pada beton.
Keuntungan dari entrained air :
o Meningkatkan workability
o Meningkatkan durability
o Meningkatkan water-tightness
Keuntungan dari entrained air :
o Meningkatkan workability
o Meningkatkan durability
o Meningkatkan water-tightness
o Menurunkan unit water-content
o Keseragaman beton dapat dicapai
Kelemahan dari entrained air :
o Mengurangi kekuatan beton dalam memberikan water-
cement ratio sebagi rule of tumb, 4-6% menurunkan
tegangan tekan 2-3%, mengurangi tegangan lentur untuk
menambah unit air-content sebesar 1%.
Kelemahan dari entrained air :
o Air entrained concrete menyebabkan terjadinya plastic
cracks pada bagian permukaan dan relatif menambah
penguapan air dan menurunkan kelembabannya.
o Entrained air menyebabkan terjadinya gelembung-
gelembung kecil di permukaan beton.
1. Kegunaannya beraneka ragam. Kekuatannya tinggi :
o Bisa dipakai utk bendungan, pondasi, jalan raya,
perkerasan bandar udara, pipa air & saluran, melindungi
radiasi yang berbahaya, insulator panas pada gudang,
beton ringan untuk blok & panel, beton arsitektural
dekoratif, dsb.
o Bila dikombinasi dengan tul. Baja, dapat dipakai utk
jembatan, bangunan gedung, tandon air, bangunan
maritim, instalasi militer dg impact tinggi, elemen
pracetak & pratekan, landasan pacu roket, struktur
selaput (shell), dsb
o Dpt diproduksi dengan berbagai cara : cara sederhana
(menggunakan beberapa sekop) hingga pabrik beton
yang otomatis
2. Mudah dibuat :
o Strukturnya monolit, atau tidak memerlukan
sambungan. Bisa dibuat menjadi bentuk & ukuran
apapun (bandingkan dg baja)
o Pengangkatan bahan mudah. Semen & agregat dapat
diangkut sendiri-sendiri. Sering agregat pun dapat
diperoleh di daerah setempat. Air seringkali bisa didapat
di sekitar site praktis hanya perlu mengangkut semen
saja.
o Tidak memerlukan ahli khusus (cukup beberapa
pengawas yang sudah belajar teknologi beton)
3. Tidak mahal dibandingkan material bangunan yang
lain :
o Biaya total relatif murah. Semua bahan produksi dalam
negeri. Bahan termahal adalah semen. (bandingkan baja :
konstruksinya lebih mahal karena hanya ukuran tertentu
yang diproduksi di dalam negeri)
o Ongkos pemeliharan minimal. Tidak perlu dicat kembali
spt konstruksi baja.
4. Ketahanannya besar :
Ketahanan (durability) merupakan daya tahan thd
cuaca, serangan kimia, abrasi mekanis, api & air

Struktur beton dari bangunan yang habis terbakar masih tetap berdiri sekalipun
struktur atap bajanya sudah runtuh.
1. Beton cenderung untuk retak shg pembesian bisa
berkarat, meski tidak separah konstruksi baja.
Masalah ini dpt diatasi dengan perawatan (curing),
beton pratekan atau bahan tambahan yang
mengembang (expansive admixtures).
2. Berat sendiri besar. Bisa diatasi dengan membuat
beton mutu tinggi, beton pratekan atau beton ringan
(light weight concrete) untuk elemen non-struktural
3. Kualitas sangat tergantung pada cara pelaksanaannya.
 bisa diatas dgn membuat beton pracetak,
pengawasan & kontrol kualitas ybk.

Beton yang baik maupun yang jelek bisa dibuat dari bahan yang sama
4. Kekuatan tarik rendah.  diatasi dengan baja
tulangan maupun pratekan
5. Pembongkaran kembali sulit dilakukan dan
pemakaian kembali tidak ekonomis. (bandingkan
dengan baja)
Pendahuluan
Beton tidak bertulang umumnya disebut beton saja adalah
suatu bahan yang hanya mampu menahan beban tekan
saja.
Jika padanya bekerja beban lainnya (beban tarik, bebn
lentur, beban geser, beban puntir atau kombinasinya)
maka beton tersebut tidak mampu memikul beban
tadi.
Oleh karena itu beton tidak bertulang hanya dipakai
sebagai elemen non struktural dan tidak bisa dipakai
sebagai elemen struktural.
Contoh penggunaannya misalnya untuk lantai kerja, lantai
dengan beban ringan yg langsung terletak di atas
tanah.
1. SEMEN
Semen yang dapat dipakai untuk pembuat beton adalah
semen portland dan semen portland pozzolan.
Semen portland adalah semen hidraulis yang dihasilkan
dengan cara menghaluskan klinker yang terutama terdiri
dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidraulis
bersama bahan tambahan yang biasanya digunakan
gipsum. (SII 0013-1981)
Semen pozzolan portland adalah semen hidraulis yang
dibuat dg menggiling bersama-sama klinker semen
portland dan bahan yang mempunyai sifat pozzolan
atau campuran merata antara bubuk semen Portland &
bubuk bahan yg mempunyai sifat pozzolan
Klasifikasi Semen Portland
Jenis I :
Semen portland untuk penggunaan umum yang
tidak memerlukan persyaratan khusus spt yang
disyaratkan pada jenis-jenis lain.
Jenis II :
Semen portland yg dalam penggunaanya
memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi
sedang.
Jenis III :
Semen portland yg dalam penggunaanya
memerlukan kekuatan yag tinggi pada fase permulaan
setelah pengikatan terjadi
Klasifikasi Semen Portland
Jenis IV :
Semen portland yg dalam penggunaannya
memerlukan panas hidrasi rendah.
Jenis V :
Semen portland yg dalam penggunaanya
memerlukan ketahanan yg tinggi terhadap sulfat.
Dibandingkan dg Semen Portland jenis I, semen
portland pozzolan mempunyai sifat-sifat :
Panas hidrasi lebih rendah
Penembangan kekuatan lebih lambat
Lebih tahan terhadap garam-garam sulfat dalam
air
 Spesifikasi SII 0132-75
Penggolongan & tujuan penggunaan :
 Semen portland pozzolan jenis SPP 400 adalah SPP yang dpt
dipergunakan untuk semua tujuan dlm pembuatan aduk &
beton.
 Semen portland pozzolan jenis SPP 200 adalah SPP yang
pengembangan kekuatannya lebih lambat dari pada jenis SPP
400 & hanya dipergunakan untuk tujuan tertentu di dalam
adukan & konstruksi beton dengan mutu yang setinggi-
tingginya 31 sesuai ketentuan PBI 1971.
 Standart ASTM C595-82
o Type IP : Semen portland pozzolan utk dlm konstruksi
beton.
o Type P : Semen portland pozzoln utk dipergunakan dlm
konstruksi beton yg tidak memerlukan kekuatan tinggi pada
umur muda

You might also like