Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 39

Skrining Hipotiroid Kongenital

Pelatihan Untuk Dokter

Faisal, Muhammad Faizi, Agustini Utari


UKK Endokrinologi – Ikatan Dokter Anak Indonesia
Pendahuluan

Fungsi hormon Tiroid:

Produksi energi dan metabolisme

Mengontrol suhu tubuh

Merangsang sintesis Growth Hormone dan


Pertumbuhan tulang & perkembangan pubertas potensiasi kerja GH

Perkembangan SSP (susunan syaraf pusat) Migrasi dan maturasi sel neuron, sintesis
neurotransmitter dan pertumbuhan akson,
dendrit serta sinaps

Alyson Weiner, Sharon Oberfield and Patricia Vuguin. NeoReviews. 2020


Molina PE & Ashmand R. Endocrine Physiology. 4 th Ed. McGraw-Hill Companies.201
Pendahuluan

 HK merupakan salah-satu penyebab disabilitas intelektual yang dapat dicegah


 Namun gejala HK seringkali tidak muncul sejak lahir karena adanya efek
cadangan hormon tiroid dalam tubuh bayi yang didapat dari ibunya  gejala
akan muncul pada usia > 1 bulan
 Sering datang terlambat  sudah terjadi disabilitas intelektual dan perawakan
pendek
 Deteksi melalui Skrining HK  cara paling efektif
Epidemiologi

• Terjadi di seluruh dunia, prevalensi 1:3000


• Dipengaruhi oleh geografis, ras, etnis, dan jenis kelamin 
paling tinggi ras Asia
• Pada daerah defisiensi yodium 1: 300-900
• Di Jepang 1 : 7.600, Malaysia 1: 3026, Singapura 1:3000
• Di Indonesia 1 : 2736
Hipotiroid Kongenital

Hipotiroidisme  Keadaan menurunnya atau tidak ada sama


sekali hormon tiroid karena gangguan anatomi, gangguan
metabolisme produksi atau gangguan lainnya

Hipotiroid Kongenital (HK)  kondisi hipotiroid sejak lahir

Kasus terbanyak (85%) adalah sporadik primer bersifat


permanen e.c disgenesis tiroid

Rivkees SA. Thyroid Disorders in Children and Adolescents. Sperling Pediatric Endocrinology. 2012
Penyebab HK
Hipotiroid Kongenital

Transien/
Permanen
sementara

Primer Sekunder Primer Sekunder

Dysgenesis (Agenesis,
hypoplastic, ectopic, Defek di otak Ibu minum antitiroid Ibu hipertiroid
hemiagenesis)

Isolated (mutasi gen Defisiensi


Dishormonogenesis Prematur & BBLSR
TSH) iodium/endemis

TSH resisten Gangguan Transport Pemakaian Iodin >> Steroid & Dopamin

Gen DUOX 2 mutation,


Transient
Resistesi horm tiroid isolated
hyperthyrotropinemia hypothyrotopinemia

Maternal TSH
Konversi rendah Antibodies Receptor
T4 --> T3 Blocking
Mondal S, Mukhopadhyay P, Ghosh S. Clinical approach to congenital hypothyroidism. Thyroid Res Pract
Manifestasi Klinis
95% tidak bergejala pada bulan pertama
Karena ada transfer hormon tiroid ibu melalui
plasenta, jika tidak terdiagnosis akan bergejala sbb:
• Perut Cembung
• Konstipasi

• Penurunan aktivitas fisik, letargi


Hipotonia, poor feeding
• Reflek ↓, Letargis • Skin mottling, kering, dingin
• Rambut kasar
• Sutura lebar, UUB lambat menutup
• Makroglosia, puffy face
• wajah khas, pesek
• Perawakan pendek, gigi kuku lambat
• Pseudo hypertelorism
tumbuh
• Global delayed development
• Disabilitas Intelektual, IQ rendah
• Prolonged Jaundice
• Hernia Umbilikalis
• myxedema Behl T, et al. Congenital hypothyroidism: An updated review of its pathogenesis . Int J of Research in Pharmacy an
Sekresi dan Regulasi Hormon Tiroid
Hipotalamus
TRH o Hipotalamus mengeluarkan hormon TRH
Hipofisis Hipofisis akan terstimulasi mengeluarkan TSH
o Stimulasi TSH  Kelenjar tiroid akan mengeluarkan
hormon tiroid (T3 dan T4)

TSH
o Hormon tiroid memiliki efek umpan balik pada
T4
hipofisis dan hipotalamus
T3
T4

o Bila T3 dan T4 rendah maka  TSH akan


T3 Feedback meningkat dan sebaliknya
T3
T4 o Tanda hipotiroid adalah  peningkatan TSH

Despopoulos. Color Atlas of Physiology. 4 th Ed. Thieme. 2003 Cooper DS. Thyroid Gland. Greenspan's Basic & Clinical Endocrinology, 9 th Ed.2011
Fisiologi Fungsi Tiroid Pada Bayi Baru Lahir

o Proses kelahiran memberikan ‘stress’  T3, T4,


TSH meningkat sebagai respon thd rangsangan
hipotermi relatif
o > 24 jamTSH menurun dari 60-80 menjadi 20
mIU/L  menjadi 6-10 pada usia 1 minggu
o TSH > 10 mI pada usia > seminggu dianggap
peningkatan bermakna
o T4 dan fT4 juga menurun dari 129-283 nmol/L
(usia 1-4 hari)  0.8 – 2 ng/dL (usia 4 minggu)

Despopoulos. Color Atlas of Physiology. 4 th Ed. Thieme. 2003 Cooper DS. Thyroid Gland. Greenspan's Basic & Clinical Endocrinology, 9 th Ed.2011
Skrining Hipotiroid
Kongenital
Skrining (Uji Saring) dan SHK

Memisahkan kelompok yang kemungkinan besar menderita suatu kelainan


dari yang normal

Skrining hipotiroid kongenital : Skrining yang dilakukan pada hari-hari


pertama setelah lahir (terbaik usia 48-72 jam)

Skrining Neonatal  menggambarkan tes yang dilakukan pada beberapa


hari pertama kehidupan bayi untuk memisahkan dengan cepat bayi-bayi
yang mungkin menderita HK dengan bayi normal

Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak. Pedoman SHK. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2018.
Skrining Hipotiroid Kongenital

Kenapa Penting ? Tujuan skrining

Mengetahui kelainan sedini mungkin,


Saat lahir tampak normal atau gejala tidak
khas sebelum gejala klinis muncul

Bila terlambat didiagnosis, telah terjadi Secepatnya intervensi utk mencegah


keterlambatan perkembangan mental kecacatan/ kematian bayi

Masa bayi adalah periode kritis Mengoptimalkan potensi tumbuh


perkembangan otak, gangguan SSP bersifat kembang
irreversibel

Allyson Kayton Newborn screening: a literature review. Neonatal Netw. 2007


Skrining Hipotiroid Kongenital
Di Indonesia

 Mei 1999  IAEA prevalensi lokal HK dan mengevaluasi masalah yang terkait
dengan pemeriksaan
 Pilot study dilakukan pada bulan Juni 2000
 TSH primer
 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia  mengesahkan kebijakan SBBL 
hipotiroidisme kongenital pada tahun 2014 (Permenkes No 78/2014)

Rustama DS, Fadil R, Harahap ER, Primadi A. Newborn Screening in Indonesia.Southeast Asian J Trop Med Public Health. 2003
International Atomic Energy Agency (IAEA) . Screening of Newborns for Congenital Hypothyroidism. Guidance for Developing Programmes
Tahapan Skrining

Pra-
Skrining Sosialisasi, advokasi, edukasi, dan pelatihan

Metode, sensitifitas dan spesifisitas, validitas,


Skrining
pemantapan mutu (eksternal/internal)

Pasca Tindak lanjut hasil, tes konfirmasi, diagnosis dan


Skrining tata laksana

Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak. Pedoman SHK. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2018.
Komponen Skrining

Tata
Diagnosis
Laksana
KIE

Monitoring/
Tindak
Pelaksanaan Lanjut
Evaluasi

Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak. Pedoman SHK. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2018.
Komponen Skrining

1. Komunikasi, Informasi dan Edukasi

Tujuan  timbulnya reaksi/respon positif pemangku


kebijakan, tenaga kesehatan, orang tua, keluarga,
dan masyarakat agar dapat melaksanakan SHK pada
bayi baru lahir dengan prinsip persuasif, mudah
dipahami dan dilakukan secara kontinyu bahkan
sejak masa kehamilan.

Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak. Pedoman SHK. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2018.
Proses Skrining

Pelaksanaan
Persiapan Pemeriksaan
Lab

Pengambilan
Spesimen Pengiriman

Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak. Pedoman SHK. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2018.
Pelaksanaan Pengambilan Sampel

Persiapan Orang Tua


• Motivasi Persiapan Bayi
• Informed Consent • Usia 48-72 jam

PERSIAPAN

Persiapan Nakes
• Keterampilan
Persiapan Logistik
• Pengetahuan
• Sikap
Persiapan Logistik

Ujung lanset harus blade tip Jenis kertas saring: Schleicher &
(bentuk pisau) Schuell, Inc (S&S grade 903)

Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak. Pedoman SHK. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2018.

Schleicher and Schuell S & S 903 specimen collection paper. The International
Standard for Dried Blood Spot Samples.
Persiapan Bayi

• Sasaran semua bayi baru lahir


• Terbaik usia 48-72 jam
• Jangan pada usia < 24 jam karena TSH
masih tinggi  positif palsu (false positive)
• Pada bayi prematur, bayi sakit, BBLSR
pengambilan spesimen kadang 2-3 kali

Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak. Pedoman SHK. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2018.
Persiapan Pengambilan Sampel

 Pastikan tangan bersih dan kering sebelum memegang kartu


 Hindarkan kontaminasi kartu/kertas saring, sebelum, selama dan
sesudah pengambilan darah (kontaminan : air, susu, cairan antiseptik,
bedak dll).
 Usahakan tangan tidak menyentuh bulatan kertas saring
 Pengisian lengkap dan jelas data bayi pada Kartu kertas saring
 Gunakan warna hitam/biru, huruf KAPITAL

Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak. Pedoman SHK. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2018.
Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan darah yang


digunakan adalah melalui tumit
bayi (heel prick).

Tentukan lokasi penusukan yaitu


yaitu bagian lateral tumit kiri
atau kanan sesuai daerah
berwarna merah.

Hannon HW, Whitley RJ, Davin B, Fernhoff P, Halonen T, Lavochkin M, et al .Blood collection on filter paperfor NBS Programs;
Approved Standard. CLSI LA4-A5. Vol 23, No 21, 5th edition.2007
Lokasi Pengambilan Sampel

yes NO yes
Hannon HW, Whitley RJ, Davin B, Fernhoff P, Halonen T, Lavochkin M, et al .Blood collection on filter paperfor NBS Programs;
Approved Standard. CLSI LA4-A5. Vol 23, No 21, 5th edition.2007
Pengambilan Spesimen darah

Posisikan kaki lebih


rendah dari kepala bayi

Hangatkan tumit dengan menggosok-


gosok kaki  agar aliran darah lebih
lancar

Bersihkan daerah yang akan ditusuk dengan


antiseptik kapas alkohol 70% dan biarkan
kering

Hannon HW, Whitley RJ, Davin B, Fernhoff P, Halonen T, Lavochkin M, et al .Blood collection on filter paperfor NBS Programs;
Approved Standard. CLSI LA4-A5. Vol 23, No 21, 5th edition.2007
Pengambilan Spesimen darah

• Tusuk tumit dengan lanset steril sekali pakai


dengan ukuran kedalaman 2 mm
• Gunakan lanset dengan ujung berbentuk pisau
(blade tip lancet)

Setelah tumit ditusuk, usap tetes darah pertama


dengan kain kasa steril

Hannon HW, Whitley RJ, Davin B, Fernhoff P, Halonen T, Lavochkin M, et al .Blood collection on filter paperfor NBS Programs;
Approved Standard. CLSI LA4-A5. Vol 23, No 21, 5th edition.2007
Pengambilan Spesimen darah

• Lakukan pijatan lembut sehingga terbentuk tetes darah


yang cukup besar.
• Hindari gerakan memeras yang akan mengakibatkan
hemolisis atau darah tercampur cairan jaringan

• Teteskan darah ke tengah bulatan kertas saring sampai


bulatan terisi penuh dan tembus kedua sisi

• Hindarkan tetesan darah yang berlapis-lapis (layering)

Hannon HW, Whitley RJ, Davin B, Fernhoff P, Halonen T, Lavochkin M, et al .Blood collection on filter paperfor NBS Programs;
Approved Standard. CLSI LA4-A5. Vol 23, No 21, 5th edition.2007
Pengambilan Spesimen darah

Sesudah bulatan kertas saring terisi penuh, tekan bekas


tusukan dengan kasa/kapas steril sambil mengangkat tumit

bayi sampai berada di atas kepala bayi.

• Contoh bercak darah yang bagus


• Ukuran diameter bulatan tetesan 13 mm (75 ul-100 ul
volume darah)

Hannon HW, Whitley RJ, Davin B, Fernhoff P, Halonen T, Lavochkin M, et al .Blood collection on filter paperfor NBS Programs;
Approved Standard. CLSI LA4-A5. Vol 23, No 21, 5th edition.2007
Pengambilan Spesimen darah (video)
Prosedur Pasca Pengambilan Sampel

Pengeringan
• Segera letakkan di rak pengering dengan posisi
horisontal atau diletakkan di atas permukaan datar
yang kering dan nonabsorbent
• Biarkan 3-4 jam

Penyimpanan
• Menyusun kertas saring dengan berselang seling
• Penyimpanan tidak lebih dari 3 hari

IAEA. Screening of Newborns for CH guidance for developing Programmes. Vienna. 2005
Prosedur Pasca Pengambilan Sampel

Pengiriman

• Amplop dimasukkan ke dalam kantong plastik agar


tidak tertembus cairan/kontaminan sepanjang
perjalanan

• Dianjurkan mengirim spesimen dalam waktu 24 jam


setelah pengambilan, dan paling lambat 3 hari
setelah pengambilan sudah diterima di lab.

IAEA. Screening of Newborns for CH guidance for developing Programmes. Vienna. 2005
Pemeriksaan Sampel di Laboratorium

Sampel yang diterima

Pemilihan sampel

Sampel yang ditolak


Basilio JA, Estrada SC, Manalac EM, Padilla CD. Manual operations of the National Comprehensive NBS.
Insitute of human genetics. University of Health. Manila.2005.
Interpretasi Hasil SHK
TSH

<20 mU/L >20 mU/L

Negatif* Positif (Tinggi)


Pelacakan kasus
untuk tes
konfirmasi
Positif Cek fT4 dan TSH serum
palsu

TSHs dan fT4 normal TSHs >> dan fT4 <<

Negatif Hipotiroid Kongenital

*Pada bayi prematur dan BBLSR jika negatif maka direkomendasikan utk pengulangan pada usia 2-4 minggu
Diagnosis HK pasca SHK
 Alur Diagnosis dimulai dengan anamnesis lengkap
 Pemeriksaan Fisik diperlukan walaupun gejala klinis belum terlihat
 Pemeriksaan Lab TFT diinterpretasikan sbb:

Hipotiroid Primer  Konsul untuk


fT4 & TSH
segera terapi
Fungsi Tiroid

Hipotiroid e.c sentral, primary with delayed


fT4 & TSH normal TSH increase  Konsul

fT4 normal & TSH Hipotiroid Subklinis  Konsul

fT4 normal dan TSH


Eutiroid
normal

Lahoti A and Frank GR. Laboratory thyroid function.Clinical Ped. 2013


Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak. Pedoman SHK. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2018.
Tata Laksana HK
• Pengobatan dengan Na Levo-Tiroksin (L-T4) diberikan segera setelah diagnosis
- Dianjurkan pada usia < 1 bulan
- Target normalisasi fT4 dalam 2 minggu, TSH dalam 4 minggu
Dosis Hormon Tiroid yg Diberikan
Usia NaL-T4
(µg/Kgbb)
• Pemberian tablet diberikan dengan cara
0-3 bulan 10-15
digerus/dihancurkan, dicampurkan
3-6 bulan 8-10
ASI/air minum, pada saat perut kosong
6-12 bulan 6-8
1 – 5 tahun 5-6
6 – 12 tahun 4-5
>12 tahun 2-3
Pritasari N, Utari A, Tridjaja B. Panduan Praktik Klinis IDAI. Diagnosis dan tatalaksana HK. IDAI 2017
AAP 2006 Pediatrics. 2006;117(6)
Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak. Pedoman Skrining Hipotiroid Kongenital. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2014.
Monitoring dan Evaluasi

2 minggu setelah mulai terapi

Tiap 1-3 bulan sd usia 12 bulan

Tiap 2-4 bulan pada usia 1 – 3


tahun
Tiap 3-12 bulan pada usia > 3
tahun
fT4 dan TSH dicek 4-6 mgg bila
dosis berubah
PENTING
Pemantauan : Klinis dan Lab (Kadar fT4 & TSH)
Target : fT4 di atas nilai pertengahan kadar rujukan normal menurut umur
Pritasari N, Utari A, Tridjaja B. Panduan Praktik Klinis IDAI. Diagnosis dan tatalaksana HK. IDAI 2017
Kesimpulan

• Hipotiroid kongenital adalah penyakit dengan dampak yang buruk


pada pertumbuhan dan intelektual anak
• Dampak negatif HK bisa dicegah dengan diagnosis dini dan tata
laksana secepatnya sebelum bayi berusia 1 bulan
• Diagnosis dini bisa dilakukan dengan melakukan Skrining HK pada
usia neonatal
• Pengambilan sampel SHK dari tumit dapat dilakukan di fasyankes
primer sebagai lini terdepan di fasyankes
Terima Kasih
1 2 3

Seorang anak ♀, usia 2 th Seorang anak ♀, usia 10 tahun Seorang anak ♀, usia 10 th
- Keluhan : belum bisa duduk, - Keluhan : perawakan pendek, - Keluhan : Pendek-
berjalan & bicara delayed development, IQ << Gangguan belajar, IQ <<
- Panjang badan: 58 cm - TB : 95 cm - TB : 101 cm BB : 24 kg
- Berat Badan. : 9 kg - BB. : 15 kg
Hasil Work Up Diagnosis
Kasus 1 Hipotiroid e.c Agenesis Tiroid
Kasus 2 Hipotiroid e.c Ektopik Tiroid
Kasus 3 Hipotiroid e.c Dishormonogenesis

Jika diterapi lebih


Saat bayi tampak dini  mendekati
Persamaan ketiga kasus normal normal

Keterlambatan Gangguan Tumbuh


Diagnosis & Terapi Kembang

You might also like