Professional Documents
Culture Documents
CH 10 Dan 11 Instrumen, Tujuan Dan Strategi Kebijakan Moneter
CH 10 Dan 11 Instrumen, Tujuan Dan Strategi Kebijakan Moneter
Tujuan dan
Strategi
Kebijakan
Moneter
1. Central bank
2. Banks
3. Depositors/Borrowers from banks
Assets Liabilities
Neraca Awal
Neraca awal
Banking system The central bank
Assets Liabilities Assets Liabilities
Reserves $50 DL $50 DL $50 Reserves $50
Neraca awal
Bertambah reserve bank umum, menunjukkan JUB yang makin menurun karena
disimpan di bank sentral
18-
© 2005 Pearson Education Canada Inc. 12
High Employment
High employment is a worthy goal for two reasons:
1. The alternative situation, high unemployment, causes much human misery, with
people suffering financial distress, loss of personal self-respect, and in crime.
2. When u is high, the economy has not only idle workers but also idle resources,
resulting in a lower GDP.
But how low should u be? Because frictional unemployment (which involves
searches by workers and firms to find suitable matchups) is desirable, and
because policy can do little about structural unemployment (due to a mismatch
between job requirements and the skills of workers), the goal of high
employment should seek not u = 0 but u > 0 consistent with full employment (at
which the demand for labor equals the supply of labor). This level of u is called
the natural rate of unemployment.
18-
© 2005 Pearson Education Canada Inc. 13
Economic Growth
18-
© 2005 Pearson Education Canada Inc. 16
Stability in Foreign
Exchange Markets
The value of the $ has become a major consideration for
the Bank of Canada. An in E makes Canadian industries
less competitive with those abroad and a in E
stimulates inflation in Canada.
Also preventing large changes in E makes it easier for
firms and people involved in international trade to plan
ahead.
Stabilizing extreme movements in E in FX markets is thus
viewed as a worthy goal of monetary policy. In fact, in
countries which are even more dependent on foreign
trade, stability in FX markets takes on even greater
importance.
18-
© 2005 Pearson Education Canada Inc. 17
Conflict Among Goals
Many of the goals mentioned are consistent with each
other as, for example,
high employment with economic growth, and
i stability with financial market stability.
However, P stability is in conflict with i stability and low u
in the short run (but probably not in the long run). For
example, when the economy is expanding and u both
and i may start to . If the Bank tries to prevent an in i,
this may cause the economy to overheat and stimulate .
But if the Bank i to prevent , in the short run u may .
The conflict among goals may thus present central banks
with some hard choices!
18-
© 2005 Pearson Education Canada Inc. 18
Bagaimana seharusnya strategi dalam
penetapan kebijakan moneter?
“Jangkar”
Nominal
- Nilai tukar
- Besaran moneter
Penargetan
- Inflasi (inflation targeting)
- No explicit nominal anchor
Kerangka Strategis Kebijakan Moneter
Penargetan Besaran
Penargetan inflasi
Moneter
(Inflation Targeting)
(Monetary
Targeting)
1. Penargetan besaran Moneter
Menetapkan pertumbuhan jumlah uang beredar sebagai sasaran antara
+ Bank sentral mempunyai kendali penuh akan besaran moneter dan mudah
mencapai stabilitas harga
- Namun, perkembangan teknologi membuat definisi uang semakin tidak jelas
4. Tanpa jangkar
• Bank Sentral tidak menerapkan target secara jelas tetapi tetap memberikan
perhatian pada tujuan akhir yang akan dicapai.
+Terbukti berhasil diterapkan di AS
+ Kebijakan moneter dapat difokuskan pada pencapaian
kestabilan perekonomian domestik
- Kurang transparan
Kerangka operasional
kebijakan moneter
1. Pendekatan berdasarkan kuantitas
Dilakukan dengan menetapkan sasaran
operasional uang primer dan sasaran jumlah
uang yang beredar
Controllability: variabel yang terukur tersebut harus merupakan variabel yang dapat
dipengaruhi atau dikontrol oleh bank sentral.
- suku bunga merupakan variabel yang dapat dipengaruhi oleh bank sentral daripada
uang beredar
Predictability: variabel yang terukur dan dapat dikontrol tersebut juga harus
memenuhi kriteria bahwa variabel tersebut lebih dapat diprediksi dalam mencapai
tujuan akhir kebijakan.
-Bank sentral harus melakukan evaluasi apakah pengaruh variabel suku bunga atau
besaran moneter yang lebih memiliki hubungan yang stabil dengan tujuan akhir.
1. Kerangka Kerja Quantity Targeting
Sebelum Juli 2005, Pendekatan kuantitas digunakan sebagai kerangka kebijakan moneter
(sesuai perjanjian dengan IMF)
Pendekatan harga mulai digunakan Juli 2005 (setelah keluar dari program IMF)
Ys Ms
1. OPEN MARKET
Inflasi OPERATION
2. DISCOUNT FACILITY
Pertumb.
Ekonomi 3. RESERVE
REQUIREMENT
Lapangan Yd Md
Kerja
Dll ECONOMIC
ACTIVITY
DEMAND FOR
MONEY
Investment
Consumption
Government
Export
Import
Jenis Instrumen Moneter yang digunakan untuk memengaruhi Sasaran 3
Operasional Uang Primer : 2
Fasilitas Diskonto adalah instrumen moneter berupa fasilitas pinjaman, dengan bunga
dibayar dimuka, yang diberikan oleh bank sentral kepada bank-bank umum (komersial) untuk
memenuhi kecukupan likuiditasnya dalam rangka memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya.
(Moral Suasion)
Operasi Pasar Terbuka dilakukan Bank Indonesia dengan tiga cara, yaitu :
1. Melalui lelang SBI
2. Melalui penggunaan FASBI di pasar uang rupiah, dan
3. Melalui sterilisasi/intervensi di pasar valuta asing
i
Penjualan Surat
Mo
Berharga
M1 & M2
Harga
OPT
stabil
i
Pembelian Surat
Mo
Berharga
M1 & M2
Mekanisme Pengendalian Moneter dengan pendekatan uang
primer Melalui OPT
Operasi Pasar Terbuka dilakukan Bank Indonesia dengan tiga cara, yaitu :
1. Melalui lelang SBI
2. Melalui penggunaan FASBI di pasar uang rupiah, dan
3. Melalui sterilisasi/intervensi di pasar valuta asing
Operasi Pasar Terbuka dilakukan Bank Indonesia dengan tiga cara, yaitu :
1. Melalui lelang SBI
2. Melalui penggunaan FASBI/FTK di pasar uang rupiah, dan
3. Melalui sterilisasi/intervensi di pasar valuta asing
s
I Y
1. OPEN MARKET
N INTEREST RATE
OPERATION
F 2. DISCOUNT FACILITY
3. RESERVE
L REQUIREMENT
A Yd 4. FOREIGN EXCHANGE
INTERVENTION
S
I
ECONOMIC
ACTIVITY
Investment
Consumption
Government Ex
Export
Import
Pertimbangan BI Beralih ke Pendekatan Harga 42
Bank Umum II
Aktiva Passiva
Cadangan Rp. 16 Tabungan Rp. 80
Peminjaman 64
Jumlah 80 Jumlah 80
Bond (1994) menunjukkan secara empiris bahwa hubungan antara suku bunga dengan
laju inflasi jauh lebih kuat dibandingkan dengan hubungan antara uang beredar dengan
inflasi.
Hasil kajian empiris tersebut merupakan pertimbangan utama bagi Bank Indonesia
untuk mengubah paradigma pengendalian moneternya dari quantity-based approach
menjadi price-based approach pada Juli 2005.
Penerapan price-based approach tidak terlepas dari upaya Bank Indonesia yang akan
menerapkan full-fledged inflation targeting framework pada bulan Juli 2005.
Keunggulan Suku Bunga Sebagai Sinyal
Kebijakan Moneter?