ORGANIZATION

THEORY
Performed by :
M.CH. Sina SetYadi, M.B.A.
 Organization Theory (Micro Aspect)
In a Global Context
Manajemen yang sukses suatu saat harus juga
beroperasi di negara lain.
Misal :
Walt Disney, Mc Donald’s, Jollibee
Sebagai ilustrasi :
Walt Disney sukses besar di California dan Florida.
Juga berharap sukses di Eropa ( Euro Disneyland 1992)

Ini menjadi tantangan besar karena sbb :

FRENCH PEOPLE ARE NOT CLONES OF THEIR AMERICAN
COUNTERPARTS
Misal :
1. Sangat berbeda dengan di US. Di Perancis sangat bertentangan
kalau hanya masuk taman harus bayar, jalan-jalan harus bayar.
2. Di Perancis hanya punya 1 hari libur minggu dalam sepekan
untuk keluar dengan keluarga.
3. French kalau berlibur enmasse biasanya Agustus (kalau serentak
antri)
4. French menolak/kurang suka terhadap orang yang tak dikenal.
Jangan harap dapat senyuman kecil / ucapan selamat.
5. French tidak suka makan di taman/fast food. 50% visitor di US
makan di fast food. Sehingga kalau ada fast food di Perancis
kurang laku.
6. French impatient/tidak sabaran untuk antri (tiket).
7. Frech suka sekali anjing,kemana-mana dibawa
(restaurant,taman) padahal di disneyland dilarang.
8. French kurang suka penuhi aturan management : jangan
merokok, chew gum,....
9. Tidak suka badges (tempelan di baju)

French sangat berbeda dengan American. Kalau ingin sukses perlu

requirement khusus. Inilah problem manager yang makin
meningkat.
 ASSESING DIFFERENCES
BETWEEN COUNTRIES
• American Children :
»Individuality
»Uniqueness
• Japanese Children :
»Indoctrinated to be “team player”
to work within the group and to
conform
 THE KLUCKHOHN-STRODTBECT FRAMEWORK
6 Dasar aspek budaya :

1. Relationship to the environment

– Subjugated
– In Harmony
– Dominate
Middle Eastern : Sesuatu terjadi “God’s Will”
Canadian/American : Control Nature
2. Time Orientation
Apakah culture fokus pada past,present atau future
– Western : waktu itu mahal ; time is money
– American : present & near future
– North American : 6 month to 1 year
– Japan : sampai 10 tahun untuk keberhasilan
3. Nature of people
Culture memandang manusia baik,jahat,mix.
TH. W III :Jujur & dapat dipercaya
Culture & Nature : style leader
THE KLUCKHOHN-STRODTBECT FRAMEWORK
continued.....
4. Activity Orientation
– Ada culture yg menekankan pada doing atau action (North
America)
– Ada culture being or living for the moment (Mexico)
5. Focus Responsibility
Letak tanggung jawab untuk welfare orang lain
– US : individualistic
– Malaysia , Israel : group
6. Conception of space
Berkaitan dengan kepemilikan ruang/tempat. Keeping thing
private. Bisa juga sangat terbuka dalam bisnis.
– Japan : Public Nature
Manager dan karyawan kerja pada tempat yang sama.
Tidak harus terpisah
THE HOFSTEDE FRAMEWORK
By Geert Hofstede

• Surveyed 160.000 pekerja ; 60 negara ; pada

single Multi National Company
Hasil survey menunjukkan bahwa culture bangsa
mempunyai pengaruh besar. Ini berkaitan
debgan value dan attitude. Lebih lagi Age, Sex,
Profession or Position in Organization.
Temuan Hofstede bahwa manager dan pekerja
terdapat banyak perbedaan pada 4 dimensi.
1. Individualism vs Colectivism
• Individualism
– Refer to loosely knit social framework in which
people are supposed to look after their own
interest to their immediate family
• Colectivism
– Which is characterized by a tight social framework
in which people expect others in group of which
they are part (such as an organization) to look
after them and protect them when they are in
trouble
2. Power Distance
• People naturally vary in terms of physical and
intelectual. This, in turn, creates differences in
wealth and power.
• Ketidaksamaan ini dalam masyarakat diberi
istilah “POWER DISTANCE”
3. Uncertainity Avoidance
• We live in a world of uncertainity. The future is
largely unknown and always will be
• Masyarakat merespon ketidakpastian ini
dengan cara berbeda
• Ada yang menerima dengan ketenangan
hati,hal seperti ini comfortable with risks. Dan
bisa menerima perbedaanopini dan perilaku
(toleran) karena merasa bukan ancaman.
Low Un-Av.
• Bangsa yang merasa relative secure :
– Denmark,Hongkong, Singapore
• Ada juga bangsa yang High Un-Av.
Cirinya : Tingginya anxiety (cemas) di
masyarakat. Nervous,stress,aggresiveness.
Sebab manusia selalu merasa terancam (feel)
uncertainty maka : Provide security, Reduce risks
Bangsa seperti ini tidak toleran adanya deviant
ideas dan behavior Absolute Truths.
Misal : Japanese,Portugese,Greece
4. Masculinity vs Femininity
Masculinity
Femininity
• Social gender roles overlap
are defined
• Men andare assertive
women are& tough
both modest & concerned with quality
• of life are modest & concerned with quality of life
Women
• Little difference between
High difference between the
genders
genders
 Masculinity vs Femininity (Ranking)

Femininity
Masculinity
• Manager
Earnings
• Cooperation
Recognition
• Living
Advancement
area
• Employment
Challenge security
Hofstede claims “The distribution is always such that
men take more assertive and dominant roles and
women the more service oriented and caring roles”

• Masyarakat dalam kategori masculinity menekankan

pada akuisisi uang dan benda, kurang peran dalam
perawatan :
– Misal : Japan,Italy,Venezuela,Austria
• Masyarakat dalam kategory femininity menekankan
hubungan,concern terhadap orang lain,kehidupan
bersama dalam kualitas lebih baik. Relationship
before money.
– Misal : Swedia,Yugo,Denmark
Implications for manager
ketahui lahir dan dibesarkan di mana
• Manager harus membedakan berbagai macam
aspek dari individu daripada yang berkaitan
dengan kelompok
– Antara lain bedakan :
• Appearance from performance
• Productivity form attendance
• Personality from creativity
• Untuk mengeliminir projection individu harus
mengenali feeling mereka
 Differenciate
Gathering Check
Between Facts and
Informations Conclusion
Assumption

Identify True Feelings

Distinguish Aspects of
Individual Behavior

Figure : Dealing with Perceptual Distortion

 Confronting Parochialism
They view the world solely through their own eyes and
perspective
• Manusia parochial tidak bisa menerima perbedaan yang
dipunyai orang lain dalam kehidupan dan pekerjaan
• Orang Amerika sering percaya bahwa cultural value dan
kebiasaaannya adalah superior dibandingkan yang lain (mono
lingual)
Orang Eropa bisa 4 bahasa
Ilustrasi :
– Manager US di Arab : tidak suka bertele-tele
– Manager US di Peru : Bicara harus dekat
– Manager US di Jepang : Kurang respek thd executive krn merasa
lebih sebagai manager
 Adult Life Cycles
• Age : 18 - 22
– Phase :
Early adult transition striking out leaving family
Educational and occupational choices dependence on
support of peer group
Developing self identity
First job seen as means of self support
• Age : 23 – 28
– Phase :
Building career and family
Developing intimacies-marriage,family
Period of high energy,enthusiasm and idealism
Formation of one’s dream
Very sure of oneself
Career succes becomes a goals
Adult Life Cycles
continued......(I)
• Age : 29 – 34
– Phase :
• Developing crisis : questions,questions
• The first sobering period
• Life and work becoming less rossy
• Marital and family satisfaction may decline
• Idealism of 20’s turns to the hasher realities of the 30’s
• Marriage and career shift are common question of who am I and where am I going
• Job changes likely

• Age : 41 – 48
– Phase :
• Midlife transition : a period of adjustment emotional awareness of impending death and
shortness of time
• Changing family relationship – growing independence of children
• Facing disparity between one’s dream and actual accomplishments
• Uneasy sense of obsolence
• Less mobility more concern for job security
• New choices in term of family,mariage and life style
• May be last time for evaluation and changes of career
Adult Life Cycles
continued......(II)
• Age : 49 – 62
– Phase :
• Settling down and mellowing
• A stable time – the die is cast
• Optimistic stabilization and contenment of relationship
• Turning to family and close friends
• Money and material welfare less important, social relationship more so
• May take mentoring role with others
• Accepting oneself for what one is and not blaming others
• Age : 63 and after
– Phase :
• Retirement and old age
• Period of major transition
• Finding substitute for work and major part of life
• Loss of work associates – developing new friends and relationship
• Find satisfaction in later life
 Faktor yang mempengaruhi persepsi

1.Pemberi kesan ( perceiver )

2.Sasaran (Target )
3.Situasi
 Perceiver :
Bilamana seseorang melihat pada sebuah sasaran, maka interpretasinya
sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi si pemberi kesan
(penilai/perceiver)
: AC , koyo.
 Target :
Ciri-ciri yang melekat pada sasaran yang sedang diamati dapat juga
mempengaruhi persepsi.
: suara keras/lemah,menarik/sangat tidak menarik,
ukuran ( besar >< ), gerakan dan atribut lainnya akan membentuk persepsi.
 Situasi :
Situasi atau konteks di mana kita melihat sesuatu kejadian / objek
: orang ketemu di.......... Kurang menarik
: orang ketemu di.......... Sangat menarik

Persepsi itu kompleks dan penting untuk dipahami karena sangat berguna
dalam memahami perilaku individu
 PERSEPSI
A process by which individuals organise and
interpret their sensory impressions in order to
give meaning to their environment
Suatu proses yang mana individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesannya
untuk memberi arti terhadap lingkungannya
Persepsi ini jadi penting karena perilaku manusia
seringkali dituntun oleh persepsinya terhadap
suatu realitas, bukan realitas itu sendiri.
Persepsi (perception)
Adalah proses pemberian arti terhadap
lingkungan oleh seorang individu

Individu yang berbeda akan “melihat”

barang/lingkungan yang sama dengan cara yang
berbeda.
PERCEPTUAL DISTORTIONS
 Stereotyping
 Halo Effect
 Projection
Self fulfilling prophecy
 Stereotyping
Cara manager menggolongkan orang lain
berdasar refleksi dari prasangka konsepsinya
berbasis pada group atau katagori yang dipunyai
orang tersebut.
• Misal :
– Wanita menstereotipkan laki-laki yang agresif
– Blondes have more fun
– All managers are smart
 Halo Effect
Refer to individual letting one salient feature of a person
dominate the evaluation of that individual
Yang dominan mempengaruhi yang lain >< horn effects
: satu jelek yang lain baik kelihatan jelek semuanya

Misal :
Kerja overtime supervisor menilai seseorang produktif,
kooperatif.
Pekerja yang berpenampilan rapi pekerjaannya juga
precise, reliable & orang baik.
 Projection
Refer to individual’s attributing his/her own
attitudes or feelings to another person
Memberikan atribut terhadap sesuatu berdasar
sikap dia sendiri.
Misal :
– Orang yang tidak jujur akan mempunyai persepsi
yang demikian juga terhadap orang lain.
 Self fulfilling prophecy
Dalam berbagai situasi pekerja berharap pekerja
lain punya behavior ttt.
Ekspektasi Self fulfilling prophecy

Sesuatu yang belum tentu benar dianggap benar

 Dealing With Distorsions
Bagaimana kita dapat mengurangi distorsi yang disfungsional
tersebut ?

1. Cari informasi yang cukup tentang seseorang dan attitude

untuk persepsi yang realistik.
– Misal : Manager harus membuat/melihat kinerja individu
bukan dilihat secara kelompok.
2. Cek kesimpulan yang telah dibuat untuk menjamin
validitas.
– Cek absenteism
3. Harus dibedakan antara fakta dan asumsi dalam
menentukan persepsi dasar.