Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 87

NEUROLOGI

SISTEM SARAF PUSAT


Agung Cendekia Putra Nusantara

Bagian 2

Agung Cendekia Putra Nusantara


TABLE OF CONTENT
1 Susunan otak besar, otak kecil, dan ganglia basalis

2 Susunan lapisan selaput otak

3 Fisiologi cairan serebrospinal


Agung Cendekia Putra Nusantara
4 Susunan dan fisiologi sistem ventrikuler

5 Fisiologi refleks dan tonus

6 Fisiologi sistem piramidal dan ekstrapiramidal

7 Sirkulus Willisi
NEUROLOGI SISTEM SARAF
PUSAT

05
Agung Cendekia Putra Nusantara

Fisiologi refleks dan tonus


Agung Cendekia Putra Nusantara
Cells of Nervous System
• Neurons or nerve cells
– Receive stimuli and
transmit action potentials
– Organization
Agung Cendekia Putra Nusantara
• Cell body or soma
• Dendrites: Input
• Axons: Output
• Neuroglia or glial cells
– Support and protect
neurons
11-5
Types of Neurons
• Functional classification
– Sensory or afferent: Action potentials toward CNS
– Motor or efferent: Action potentials away from CNS
– Interneurons or association neurons: Within CNS from
one neuron to another
Agung Cendekia Putra Nusantara

• Structural classification
– Multipolar, bipolar, unipolar

11-6
a. Anaksonic Neurons b. Bipolar Neuron c. Pseudounipolar Neuron d. Multipolar Neuron

Agung Cendekia Putra Nusantara

Structural classification
11-7
Agung Cendekia Putra Nusantara
Agung Cendekia Putra Nusantara

11-9
Neuroglia of CNS

Agung Cendekia Putra Nusantara

• Astrocytes
– Regulate extracellular brain fluid composition
– Promote tight junctions to form blood-brain barrier
• Ependymal Cells
– Line brain ventricles and spinal cord central canal
11-10
– Help form choroid plexuses that secrete CSF
Neuroglia of CNS

Agung Cendekia Putra Nusantara

• Microglia
– Specialized macrophages
• Oligodendrocytes
– Form myelin sheaths if surround axon 11-11
Neuroglia of PNS

Agung Cendekia Putra Nusantara

• Schwann cells or neurolemmocytes


– Wrap around portion of only one axon to form myelin sheath
• Satellite cells
– Surround neuron cell bodies in ganglia, provide support and nutrients 11-12
Myelinated and Unmyelinated
Axons
• Myelinated axons
– Myelin protects and
Agung Cendekia Putra Nusantara insulates axons from

one another
– Not continuous
• Nodes of Ranvier
• Unmyelinated axons
11-13
Agung Cendekia Putra Nusantara

11-14
Electrical Signals
• Cells produce electrical signals called
action potentials
• Transfer of information from one part of
Agung Cendekia Putra Nusantara
body to another
• Electrical properties result from ionic
concentration differences across plasma
membrane and permeability of membrane
11-15
Sodium-Potassium Exchange Pump

Agung Cendekia Putra Nusantara

11-16
Membrane Permeability

Agung Cendekia Putra Nusantara

11-17
Ion Channels
• Nongated or leak channels
– Always open and responsible for
permeability
– Specific for one type of ion
Agung Cendekia Putra Nusantara although not absolute
• Gated ion channels
– Ligand-gated
• Open or close in response to
ligand binding to receptor as
ACh
– Voltage-gated
• Open or close in response to
small voltage changes 11-18
Resting Membrane Potential
• Characteristics
– Number of charged
molecules and ions inside
and outside cell nearly
Agung Cendekia Putra Nusantara
equal
– Concentration of K+
higher inside than outside
cell, Na+ higher outside
than inside
– At equilibrium there is
very little movement of
K+ or other ions across
plasma membrane 11-19
Action Potentials
• Series of permeability
changes when a local
potential causes
depolarization of
membrane
Agung Cendekia Putra Nusantara
• Phases
– Depolarization
• More positive
– Repolarization
• More negative
• All-or-none principle
– Camera flash system
11-20
Action Potential

Agung Cendekia Putra Nusantara

11-21
Refractory Period
• Sensitivity of area to further
stimulation decreases for a time
• Parts
– Absolute
Agung Cendekia Putra Nusantara • Complete insensitivity exists
to another stimulus
• From beginning of action
potential until near end of
repolarization
– Relative
• A stronger-than-threshold
stimulus can initiate another
action potential
11-22
Action Potential Frequency

• Number of potentials
produced per unit of
I
time to a stimulus
Agung Cendekia Putra Nusantara
n
s • Threshold stimulus
e – Cause an action potential
r • Maximal stimulus
• Submaximal stimulus
11-23
• Supramaximal stimulus
Action Potential Propagation

Agung Cendekia Putra Nusantara

11-24
Saltatory Conduction

Agung Cendekia Putra Nusantara

11-25
The Synapse
• Junction between two
cells
• Site where action
Agung Cendekia Putra Nusantara
potentials in one cell
cause action potentials
in another cell
• Types
– Presynaptic
– Postsynaptic 11-26
Chemical Synapses
• Components
– Presynaptic terminal
– Synaptic cleft
– Postsynaptic membrane
Agung Cendekia Putra Nusantara

• Neurotransmitters
released by action
potentials in presynaptic
terminal
– Synaptic vesicles
– Diffusion
11-27
– Postsynaptic membrane
Neurotransmitter Removal

Agung Cendekia Putra Nusantara

11-28
Mekanisme Regenerasi Neuron
pada SST

Agung Cendekia Putra Nusantara

11-29
Changes in Resting Membrane Potential

Agung Cendekia Putra Nusantara

• K+ concentration gradient alterations


• K+ membrane permeability changes
– Depolarization or hyperpolarization: Potential difference across membrane becomes
smaller or less polar
– Hyperpolarization: Potential difference becomes greater or more polar
• Na+ membrane permeability changes
11-30
• Changes in Extracellular Ca2+ concentrations
+ + + + + +

- - - - - -
Agung Cendekia Putra Nusantara

Neurolemma = cell membrane of neuron


RMP : Resting Membrane potential : - 70 m Volt
Inside : negative
Outside : positive
Excitable cell / tissue
Adalah sel / jaringan apabila dirangsang
dengan RGS yang adequat akan memberi
respon spesifik
Respon / jawaban tersebut berupa
suatu
POTENSIAL AKSI
( action potential )
Rangsangan
yang mencapai nilai ambang
Meningkatkan permeablitas
membran sel
sehingga akan terjadi
Perubahan
elektrolit didalam dan
diluar membran sel
Action potential
overshoot
+30 mV
repolarization
-0
mV
depolarization

Firing level
- 55 mV
- 70 mV

Threshold : 15 mV
TITIK BAKAR atau "FIRING LEVEL” adalah titik dimana
mulai timbul potensial aksi.

NILAI AMBANG atau“TRESHOLD” adalah besarnya


rangsangan minimal yang dapat menimbulkan potensial
aksi atau minimal yang dapat menurunkan potensial
membran sel eksitabel sampai titik bakar.

35
Perubahan ionik yang terjadi antara
didalam dan diluar sel
• Stimulus ( Rgs ) menyebabkan terbukanya saluran –
saluran ion.
• Na influx lebih dahulu sambil membawa muatan positif
= fase depolarisasi
•Saluran Na menutup kembali, Chlor ion masuk akibatnya
kurva turun kebawah atau mulai terjadi repolarisasi.
•Kalium keluar , menyebabkan muatan positif ikut keluar
= fase repolarisasi
Depolarisasi
o.k. : Influx Na+

Repolarisasi
o.k. : Influx Cl– &
Efflux K+
• Saluran Natrium lebih cepat terbuka tetapi cepat
menutup
•Saluran potassium lebih lambat membuka tetapi
menutupnya lebih lama
Hukum All or None :
Potensial Aksi mengikuti hukum “All or none”

prinsip yang menyatakan bahwa kekuatan respon sel saraf atau


serat otot tidak bergantung pada kekuatan stimulus. Jika suatu
rangsangan berada di atas ambang batas tertentu, saraf atau
serabut otot akan menyala.

39
Sifat khusus
Potensial Aksi / action potential

1.Mengikuti Hk.All or None


2.Dihantarkan kesemua arah
( propagation =propagasi )
3.Tidak dapat mengalami summasi
( potensial lokal dapat bertambah besar apabila rgs
diperbesar, atau rgs dgn intensitas tetap & multiple )
Sifat khusus
Potensial lokal / local potential

1.Tidak mengikuti Hk.All or None


2.Tidak terjadi propagasi
3.Dapat mengalami summasi
Sumasi Temporal

 Merupaakn pemberian stimulus berulang dalam jeda singkat dapat menghasilkan


efek kumulatif
 Cubitan lemah akan menghasilkan transmisi sinaptik yang terlalu lemah untuk
mencapai ambang batasAgung Cendekia
=> tidak Putra
dihasilkan Nusantara
neuron postsinaptik.
 Neuron postsinaptik adalah neuron yang menerima informasi
 Neuron presinaptik adalah neuran yang mengirimkan informasi
 Cubitan yang berulang secara tepat akan menghasilkan sejumlah aktivasi lemah pada
sinapsis
● John Eccles (1994), secara singkat menstimulasi
sebuah akson, maka tidak lama kemudian hasil
pengukuran menunjukkan adanya sepolarisasi ringan
pada neuron presinaptik.Agung Cendekia Putra Nusantara
● Potensial berperingkat juga dikenal dengan nama
Potensial Eksitasi Postsinaptik (Excitatory Postsynaptic
Potential/EPSP)
● EPSP dimulai Ketika ada ion natrium yang masuk ke
dalam neuron
Sumasi Spasial
 Merupakan gabungan efek beberapa input sinaptik yang berasal dari
lokasi berbeda pada satu neuron.
 Cubitan lemah -> tidak menghasilkan respons
 Dua cubitan di lokasi berbedaAgung
-> menghasilkan respons
Cendekia Putra Nusantara
 Summasi temporal maupun spasial meningkatkan depolarisasi
neuron postsinaptik sehingga meningkatkan kemungkinan
dihasilkannya potensial aksi
Agung Cendekia Putra Nusantara
mvolt

Hipopolarisasi

- 55 Firing level

- 70 RM
P
Hiperpolarisasi
a.Kepekaan naik : pada fase “negatif after potencial”
-> HIPERPOLARISASI
b.Kepekaan turun : pada fase “positive after potencial”
-> HIPOPOLARISASI

47
48
Hubungan antara
Saraf motorik vs muscle fiber
adalah :

Neuro-muscular junction
Tahapan impuls ( potensial aksi ) yang
mencapai neurolemma ujung axon :

• Potensial aksi mengakibatkan


voltage-gated Ca2+ channels
terbuka
• Ca2+ masuk kedalam sitosol –
selanjutnya Ca2+ mengaktifkan
Protein-kinase.
• Protein-kinase yang aktif
menyebabkan terjadinya
docking & exocytosis vesikel
yang berisi acetylcholine
(Ach).
• Ach akan berikatan dengan
cholinergic rec-tipe nicotinic Cholinergic
receptor
Sarcolemma (membran otot rangka)
di NMJ mempunyai
Cholinergic receptor – nicotinic type
-- Apabila terikat oleh Ach, maka saluran Na+
akan terbuka
-- Pada tempat tersebut akan terjadi potensial
aksi
-- Potensial aksi akan dihantarkan kesemua arah
(sarkolemma dan sarkotubuler sistem)
Duration of action ( masa kerja ) Ach
hanya beberapa milidetik, o. k. di
celah sinap ( synaptic cleft ) terdapat
enzim Ach-esterase yang akan
memecah Ach menjadi :
Choline + Acetate

Didaur ulang , masuk kedalam ujung


axon , selanjutnya digunakan untuk
membentuk Ach.
NEUROLOGI SISTEM SARAF
PUSAT

06
Agung Cendekia Putra Nusantara
Fisiologi sistem piramidal
dan ekstrapiramidal
Sistem motorik
● Bagian sentral sistem motorik untuk gerakan volunter terdiri:
○ Korteks motorik primer (area 4)
○ Area korteks sekitarnya (terutama korteks premotor, area 6)
○ jaras kortikospinal dan jaras kortikobulbar
● Jaras desendens (jaras motorik) terdiri dari:
1. sistem piramidalis
Agung Cendekia Putra Nusantara
1. Jaras kortikospinal
2. Jaras kortikobulbar
2. sistem ekstrapiramidalis
○ Serat-serat pyramidal yang berakhir di batang otak dikenal sebagai traktus
kortikobulbaris (corticonuklearis)
○ Sedangkan yang berakhir di dalam medulla spinalis dikenal sebagai tractus corticospinalis,
Jaras kortikospinal
-Merupakan jaras yang berkaitan dengan gerakan volunter
tertentu dan terlatih, terutama bagian distal ekstrimitas

-Bermula dari akson sel-sel piramidal di lapis kePutra


Agung Cendekia 5 korteks serebri
Nusantara

-Serat traktus piramidalis berasal dari:


○ 2/3 gyrus pre-sentralis
○ 1/3 gyrus post-sentralis

-Mengatur gerakan otot tubuh tertentu berdasarkan Homonkulus Motorik.


Agung Cendekia Putra Nusantara
Jaras piramidal

Agung Cendekia Putra Nusantara


Dekusasio
piramidum

10% - 5%
85% -90%
tidak
bersilangan
Agung Cendekia Putra Nusantara bersilangan
Melalui Melalui
traktus traktus
lateral anterior
kortikospinal kortikospinal
medula Berakhir dimedula
spinalis dengan spinalis Berakhir di
ketinggian ketinggian
servikal, servikal dan
lumbal, atau torakal
sakral
Jaras kortikobulbar
● Mempunyai fungsi yang sama seperti jaras kortikospinal, yaitu menghantarkan impuls langsung dari girus
precentralis kortex serebri ke otot dalam keadaan sadar
● Jaras ini berakhir pada nukleus motorik pada batang otak
● Berfungsi sebagai nukleus-nukleus bagi persarafan perifer kranial

Agung Cendekia Putra Nusantara


● Hampir semua nukleus motorik kranial ini dipersarafi secara
bilateral (dari kedua korteks serebrum, dengan kata lain dari
kedua jaras kortikonuklear), kecuali:

○ motor nukelus N. VIICendekia


Agung yang mempersarafi
Putra Nusantarawajah bagian bawah
(bawah mata) yang hanya menerima impuls dari sisi kontralateral
○ Motor nucleus N. XII yang hanya menerima impuls dari sisi
kontralateral
Agung Cendekia Putra Nusantara
KERUSAKAN JARAS PIRAMIDALIS DAN
EKSTRAPIRAMIDALIS
a. Lesi kortikal
- Menyebabkan paresis tangan atau lengan kontralateral
- Gerakan volunter halus yang terkena
- Agung Cendekia Putra Nusantara
Terjadi Monoparesis
- Lesi kecil di kortex area IV menunjukkan lesi flaccid dan serangan epilepsi focal yang
agak sering
b. Lesi kapsula interna
- Terjadi hemiplegia spastik kontralateral karena serat piramidal dan ekstrapiramidal
dekat satu sama lain
- Awalnya paralisis bersifat flaccid , lalu Putra
setelahNusantara
berjam-jam sampai beberapa hari
Agung Cendekia
paralisis bersifat spastik(karena serat ekstraparamidalis juga terkena)
c. Lesi pedunkel
- Hemiplegi spastik kontralateral
- Berkaitan dengan paralisis ipsilateral saraf okulomotorius (“Sindrom Weber”)

Agung Cendekia Putra Nusantara


d. Lesi Pons (Pontoserebelaris transversal)
- Hemiplegia kontralateral dan mungkin bilateral
- Paralisis ipsilateral saraf abdusens (N.IV) dan trigeminus (N.V)
- Saraf Fascialis (N.VII) atau hipoglossus
Agung (N.XII)
Cendekia Putramungkin tidak kena  karena kedua saraf
Nusantara
tersebut letaknya lebih dorsal
e. Lesi Pyramidal(Traktus pyramidalis)
- Menghasilkan hemiparesis flaccid kontralateral
- Tidak ada hemiplegia, karena yang rusak hanya serat pyramidal, sedangkan
jaras ekstrapyramidal letaknya lebih dorsal sehingga tetap utuh dalam
Agung Cendekia Putra Nusantara
medula
f. Lesi Servikal (Traktus kortikospinalis lateralis)
- Hemiplegia spastik ipsilateral, karena traktus pyramidalis sudah
menyilang
- Spastik, karena serat yang mengalami kerusakan adalah
- ekstrapyramidal dan
- pyramidal Agung Cendekia Putra Nusantara
g. Lesi Torakal (Traktus kortikospinalis lateralis)
- Monoplegia spastikipsilateral tungkai
- Jika kerusakan bilateral : kelainan paraplegi

Agung Cendekia Putra Nusantara


h. Lesi Radiks anterior (Traktus kortikospinalis anterior)
- Ipsilateral dan flaksid
karena kerusakan motoneuron bawah atau perifer

Agung Cendekia Putra Nusantara


T4 : Papila mamae Agung Cendekia Putra Nusantara
T10 : umbilikal
Ascendens medulare
TEMPAT KELUARNYA SEGMEN NERVUS
SPINALIS BERBEDA DENGAN VERTEBRAE

Agung Cendekia Putra Nusantara


VERTEBRAE SEGMEN MYELIUM

Cervical +1

Thoracal +2

Lumbal-sacral +3
Lesi UMN

● Terletak seluruhnya dalam SSP


● Mempunyai badan sel dalam kortex motorik
Agung Cendekia Putra Nusantara

serebri atau daerah subkortikal otak dan batang


otak , dan serabut-serabutnya menghantarkan
impuls dari otak (Traktus kortikobulbar)
Gangguan Traktus Piramidalis memberikan kelumpuhan tipe UMN
(Upper Motor Neuron) yang ditandai :

● parese/paralisis
● Spastis
● Hipertoni
Agung Cendekia Putra Nusantara
● hiperrefleksi
● klonus
● refleks patologis positif
● tak ada atrofi
Lesi LMN
● Termasuk bagian dari sistem saraf perifer

● Neuron motorik spinalis (atau neuron motorik kranial) yang mempersarafi


otot

● Terletak mulai dari SSP(kornu anterior


Agung Cendekia substansia
Putra Nusantaragrisea medula spinalis)
dan mengirimkan serabut-serabutnya untuk mempersarafi otot-otot
Gangguan Traktus Piramidalis memberikan kelumpuhan tipe LMN
(Lower Motor Neuron) yang ditandai :

● Lumpuh / Parese; Tonus (-)


● Arefleksi
● Tak ada refleks patologis
Agung Cendekia Putra Nusantara

● Atrofi
Kelainan Traktus Piramidalis setinggi :

● Hemisfer : hemiparesi tipika

● Setinggi batang otak : hemiparese alternans


Agung Cendekia Putra Nusantara
● Setinggi medulla spinalis cervicalis : tetraparese

● Setinggi medulla spinalis thorakalis : paraparese


NEUROLOGI SISTEM SARAF
PUSAT

07
Agung Cendekia Putra Nusantara

Sirkulus Arteriosus Willisi


Circulus Arteriosus Cerebri (Willisi)
Secara kasar merupakan lingkaran pembuluh darah berbentuk pentagon pada permukaan ventral otak. Circulus tersebut
merupakan anastomosis penting pada basis cranii antara empat arteri (dua A. Carotis Interna dan dua A. Vertebralis) yang
memperdarahi otak. Circulus arteriosus terbentuk secara sekuensial dengan arah dari anterior ke posterior sebagai berikut
• Communicans anterior
Agung Cendekia Putra Nusantara
• Cerebri anterior
• Carotis interna
• Communicans posterior
• Cerebri posterior
Agung Cendekia Putra Nusantara
Agung Cendekia Putra Nusantara
Agung Cendekia Putra Nusantara
Agung Cendekia Putra Nusantara
LATIHAN SOAL

• Sirkulus Willisi bagian posterior disuplai oleh a. basilar


• dan di anterior kanan dan kiri disuplai oleh aa. karotis interna

Agung Cendekia Putra Nusantara


Struktur yang ditunjuk?
a. basilaris
Struktur yang
ditunjuk?

a. Cerebral
Agung Cendekia Putra Nusantara posterior
A : a. cerebral anterior
B : a. carotid interna
Agung Cendekia Putra C : a. cerebral media
Nusantara
D : a. basilar
E : a. cerebral posterior
Agung Cendekia Putra Nusantara
Agung Cendekia Putra Nusantara

You might also like