Professional Documents
Culture Documents
Sistem Koloid
Sistem Koloid
Yade M. Permata
Staff of Pharmaceutical Chemistry Department,
Email: yade@usu.ac.id
Koloid
• Susu merupakan contoh yang paling umum
untuk campuran yang di istilahkan dengan
“KOLOID”
• Kandungannya bisa berupa senyawa organik
dan anorganik.
• Kandungan paling besar yaitu basis air,
mengadung bahan yang larut air seperti
senyawa kalsium.
• Susu juga mengadung bahan yang tidak larut
air, sekitar 15% (b/v), yaitu senyawa berbasis
lemak.
Dispersi
• Dua bahan seperti air dan minyak, tidak dapat
bercampur, dan akan tetap berada dalam dua fase yang
terpisah.
• Mencampurkan bahan yang berbasis minyak dengan
bahan yang berbasis air akan menyebabkan
terbentuknya satu lapisan pemisah/pembeda dalam
prose yang disebut dengan “phase separation” seperti
yang sering kita lihat pada saat melakukan pengocokan
air dan toluen dengan menggunakan corong pisah
• Disebut juga dengan “immiscible”. Dan dua cairan yang
immiscible tidak akan bisa bercampur.
Dispersi
• Tidak seperti dua cairan yang tidak
bercampur, Partikel lemak -Fat bases-
yang terdapat dalam susu,
mempertahankan ukuran mikroskopiknya,
dan tetap tersuspensi atau terdispersi.
• The water-based phase: dispersal medium
(medium pendispersi)
• The fat-based phase: disrpersed medium
(medium terdispersi)
Istilah Lain
a
A gas-in-gas system is not a colloid, it is a mixture.
Classification based on the
particle size:
• Analytical dispersions with the particle size
less than 1 nm
• Colloid dispersions with the particle size
ranging from 1 to 100 nm
• Microdispersions with the particles size
ranging from 100 nm to 10 μm
• Coarse dispersions with the particle size
over 10 μm
Classification Based on the
dispersed ratio structure:
• System with isolated (often roughlty sperical)
particles called sols.
• System with an interlinked structure of the
dispersion phase forming a net structure in the
dispersion environment, which are called gels.
• Emulsions
Colloid
A non crystalline substance consisting of
ultra-microscopic particles, often of large
single molecules, such as proteins, usually
dispersed through a second substance, as in
gels, sols and emulsion.
Gerak Brown
adalah gerak
acak, gerak tidak
beraturan dari
partikel koloid
yang
menyebabkan
koloid tetap
stabil, homogen
dan tidak
mengendap.
Properties of colloid systems
Muatan Koloid
Fe3 H+ Cl-
+
H+
H+
Fe(OH)3 Cl-
Cl -
H+
Cl- H+ H+
Cl -
Cl -
Ion negatif
Ion positif
air
• Manfaat :
Untuk menentukan muatan partikel koloid
Untuk memproduksi barang industri dan karet
Mengurangi pencemaran udara dengan pengendap
elektrostatika
Properties of colloid systems
Koagulasi
+ +
-
Fe(OH)2
+
+ -
+
- -
-
Properties of colloid systems
Koloid pelindung
Air keluar
dengan ion
Koloid -
-
+ - Ion- ion +
+
- +
+
Air
masuk
Koloid Liofil, liofob dan Asosiasi
• Koloid dengan medium dispersi cair
dibedakan menjadi:
– koloid liofil (suka cairan)
– koloid liofob (benci cairan).
• Jika medium dispersi air, maka
dibedakan menjadi :
– koloid hidrofil (suka air)
– koloid hidrofob (benci air).
Lyophilic colloids
• Lyophilic particles are mixed with the suitable
solvent. Particles have high affinity to the
solvent.
– High force of attraction exists between colloidal
particles and liquid.
– This result in formation of very stable solution
called lyophilic sol.
– Attraction forces (solvate cover) stabilize lyophilic
colloid, defense their clustering to the larger
complexes
• Cells – contain solution of lyophilic colloids
Lyophobic colloid
• Colloid particles do not have affinity to the
molecules of solvent
• Mostly complexes of inorganic particles
which do not have affinity to the solvent
• They are prepared by artificial dispersion -
Fe(OH)3, As2S3
Negative charge of S2- or HS-
is compensated by opposite
charge from the (H+).
Ciri-ciri Koloid hidrofil
• Mengadsorpsi medium.
• Gaya tarik-menarik antara zat terdispersi dan pendispersi
besar.
• Efek Tyndall terlihat lemah.
• Dapat kembali ke bentuk semula setelah mengalami
dehidrasi air (reversibel).
• Stabil baik konsentrasi zat terdispersi kecil maupun besar.
• Tidak mudah mengendap dengan penambahan elektrolit.
• Viskositas koloid lebih besar daripada medium.
Contoh: sabun, detergen, gelatin, kanji, protein.
Ciri-ciri Koloid hidrofob
• Tidak mengadsorpsi medium.
• Gaya tarik-menarik antara zat terdispersi dan
pendispersi kecil.
• Efek Tyndall terlihat jelas.
• Tidak dapat kembali ke bentuk semula setelah
mengalami dehidrasi air (irreversibel).
• Stabil jika konsentrasi zat terdispersi kecil.
• Mudah mengendap dengan penambahan elektrolit.
• Viskositas koloid relatif sama dengan medium.
Contoh: sol logam, sol belerang, sol sulfida, sol Fe(OH)3,
susu, mayonnaise.
Koloid asosiasi
Ekor
Kepala
Benci air / Hidrofobik
Suka air / Hidrofilik
Koloid asosiasi
1 2
Penggunaan koloid
2. Makanan : es krim, mayonase, agar-
agar, susu, santan, sirup, dll
Tidak sedikit
makanan di sekitar
kita yang
menggunakn
prinsip koloid
seperti terlihat pada
gambar
exit
Penggunaan koloid
4. Farmasi : krim penyakit kulit,
sirup obat, minyak ikan.
exit
Penggunaan koloid
3. Tekstil : pewarna tekstil
dalam bentuk sol membuat
warna menyerap dengan baik.
Pemanfaatan sifat koloid
• Kap lampu, dibuat dalam bentuk koloid sehingga
dapat menghamburkan cahaya.
• Tawas, atau alumunium sulfat, terhidrolisis
dalam air, membentuk koloid Al(OH)3 yang
menyerap polutan air.
• Karet dalam lateks digumpalkan dengan
menggunakan asam formiat
• Air susu dilindungi oleh casein yang mencegah
penggumpalan lemak (sebagai koloid pelindung)
PEMBUATAN SISTEM KOLOID
Cara kondensasi
Cara dispersi
1. Cara kondensasi
1. Cara kondensasi
Adalah penggabungan partikel
halus menjadi partikel yang berukuran
koloid
– Pendinganan :proses ini akan
menggumpalkan ion larutan menjadi
koloid
– Penggantian pelarut :cara membuat
koloid dengan mengganti zat
– Pengembunan uap
Ex: uap raksa dialirkan melalui air
dingan sehingga membentuk sol
raksa
Cara Kondensasi
Reaksi redok
2H2S(g)+SO2(aq) 2H2O(l)+3S
Hidrolisis
FeCl3(aq)+3H2O(l) Fe(OH)3+3HCl(aq)
Dekomposisi rangkap
AgNO3(aq)+3HCl(l) AgCl+HNO3(aq)
Cara dispersi